Senin, 22 Desember 2025

Runtutan Aksi Mahasiswa yang Chaos Serentak 

- Rabu, 25 September 2019 | 08:50 WIB
RICUH : Petugas kepolisian menghalau massa saat kericuhan yang terjadi dalam unjuk rasa di depan kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (24/9). FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, JAKARTA - Aksi unjuk rasa mahasiswa hari ini (24/9) rusuh di sejumlah daerah. Wakil rakyat mematik sejumlah Revisi Undang-Undang (RUU) termasuk pengesahan RUU KPK, diamputasi jadi keladinya. Di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta Pusat pun berujung ricuh. Pantauan Radar Depok di lokasi. Massa yang tergabung dalam sejumlah elemen mahasiswa, sipil, dan buruh tani menyerukan tuntutannya di rumah rakyat sejak pukul 14:00 WIB. Sambil bersoak-sorai terjadi saling dorong di depan pintu besi besar berkelir hijau. Aksi seperti itu terus berulang hingga sampai kelimaksnya. Massa menuntut agar bisa dipertemukan dengan anggota DPR. Hingga pukul 16:00 WIB, tuntutan massa aksi tidak dipenuhi. Hingga akhirnya massa terprovokasi dan chaos pun pecah di depan pagar. Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo sempat ingin menemui massa aksi. Dia berjalan kaki dari dalam gedung untuk menemui mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (24/9). Namun, hal tersebut batal dilakukan, karena masa sudah terlanjur ricuh. Bahkan Bamsoet -sapaan akrabnya- sempat terkena gas air mata yang ditembakkan pihak kepolisian. Dia terlihat malah belok di air mancur, guna menghindari gas air mata. Aksi masa tak terbendung, hingga merobohkan salah satu pagar DPR RI. Guna menghalau massa masuk ke lingkungan DPR RI, pihak kepolisian akhirnya menghujani massa dengan gas air mata. Hingga massa aksi mampu di dorong menjauh dari depan gedung DPR RI ke arah Taman Ria Senayan, dan arah Slipi. Masa tidak menyerah, mereka terus melakukan perlawanan. Gagal masuk dari depan gedung DPR RI di Jalan Gatot Subroto, massa terus berupaya masuk melalui pintu belakang di Jalan Patra Senayan. Masa sempat menjebol gerbang belakang gedung DPR RI, namun lagi-lagi polisi menghujani massa dengan gas air mata. Hingga pukul 20:00 WIB masa masih melawan, bahkan kerusuhan semakin berkembang hingga menutup jalan Tol Gatot Subroto. Berdasarkan pantauan Radar Depok, masa aksi juga melakukan aksi vandalisme di sepanjang jalan Gatot Subroto dengan sejumlah tulisan yang menyentil sikap DPR RI. Ricuh masih bertahan disekitaran Jakarta Pusat. Sekitar pukul 21:50 WIB terjadi pembangkaran. Sekelompok mahasiswa yang bertahan menyebar ke arah Slipi, Jakarta Barat. Di sana, mereka membakar pos polisi. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, sementara api masih berusaha dipadamkan. Sebelumnya, mahasiswa juga membakar pos polisi di depan Hotel Mulia. Massa juga membakar Gerbang Tol Pejompongan. Ricuh massa mahasiswa dengan polisi juga terjadi di dekat halte TransJakarta JCC Senayan, Jakarta. Mahasiswa melempar batu ke arah polisi yang kemudian dibalas dengan gas air mata pukul 21:53 WIB. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Argo Yuwono menyebut pasukan yang disiagakan untuk aksi demo sekitar 18 ribu. Padahal, pada hari pertama aksi di DPR hanya 5.500 personel. “Personel yang disiagakan 18 ribu,” tutur Argo saat dikonfirmasi, Selasa (24/9). Akibat aksi ricuh para demonstran di depan Gedung DPR RI berujung ke rumah sakit. Puluhan mahasiswa yang terlibat kemelut dengan aparat kepolisian dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dari data yang dihimpun JawaPos.com (Radar Depok Grup), hingga pukul 21:00 WIB sudah ada 76 demonstran yang dilarikan ke RSPP. Kebanyakan dari mereka dibawa ke rumah sakit, karena terkena gas air mata. Beberapa orang lagi mengalami luka-luka akibat timpukan batu dan hantaman benda tumpul.   BENTROK : Ribuan mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya turun ke jalan untuk menolak UU KPK dan pengesahan RUU KUHP. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   Dika (20), mahasiswa Universitas Budi Luhur menuturkan, kondisi mulai kacau ketika polisi menembakkan gas air mata ke arah para demonstran. Kondisi carut marut itu akhirnya membuat Dika terkena lemparan batu di pipinya hingga memar cukup serius. “Saya waktu unjuk rasa ada di depan gerbang. Saya langsung lari ke arah TVRI dalam keadaan sesak napas. Yang pingsan juga banyak. Saya kena timpuk di bagian pipi. Di sebelah saya ada mahasiswa UI pelipisnya bocor,” katanya. Mahasiswa Budi Luhur lainnya, Wahyu, 21, menambahkan bahwa ia terpaksa dilarikan ke IGD RSPP karena tenggorokannya terasa seperti terbakar akibat gas air mata. Hal senada diungkapkan Fahmi, 21, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta. “Ada ratusan mahasiswa terkena gas air mata sampai tidak bisa napas. Ini di IGD RSPP banyak yang dibawa dari sana (DPR, Red). Gas air matanya ini perih sekali. Di hidung tajam, mata perih dan di kulit juga panas,” keluh Fahmi. Selain di Jakarta aksi ricuh juga terjadi sejumlah daerah : Palembang, Solo, Bogor, Medan, Makassar, Palopo, Bandung, Kota Malang, Semarang, Pamekasan, Jayapura dan Banten. (rd)   Jurnalis : Rubiakto (IG : @rubiakto) Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X