Senin, 22 Desember 2025

Usut Tuntas Penembak

- Jumat, 27 September 2019 | 09:48 WIB
Ketua DPP IMM Najih Prastiyo.   DEWAN Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), turut menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya seorang kader bernama Immawan Randi. Saat melakukan aksi di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kendari, Kamis (25/9). Mahasiswa Universitas Halu Uleo (UHO) itu meninggal setelah tertembak di bagian dada sebelah kanan. “Peristiwa ini adalah bukti nyata dari tindakan represif yang dilakukan oleh pihak keamanan, terhadap mahasiswa yang ingin menyuarakan aspirasinya,” kata Ketua DPP IMM Najih Prastiyo dalam keterangannya yang diterima Radar Depok, Kamis (26/9). DPP IMM menyesalkan tindakan represif yang diduga dilakukan aparat keamanan. Najih pun mendesak aparat kepolisian bertanggung jawab dan mengusut tuntas kasus yang menewaskan Randi. “Bagaimana bisa dibenarkan prosedur pengamanan unjuk rasa dengan memakai senjata lengkap dengan peluru tajam. Ini mau mengamankan aksi, atau mau perang kepada mahasiswa,” sesal Najih. Najih juga mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mencopot Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara, yang dinilai gagal dan lalai dalam memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya. “Kami menuntut kepada Kapolri untuk mengusut kasus ini sampai benar-benar terang dan pelaku penembakan Kader kami (Immawan Randi, Red) dapat ditangkap secepatnya,” tegas Najih. Oleh karena itu, Najih menyerukan kepada seluruh kader IMM se-Indonesia untuk melakukan konsolidasi di masing-masing basis dan level pimpinan menyerukan aksi solidaritas atas tewasnya Randi dalam aksi membela kepentingan rakyat. “Kepada seluruh kader IMM se-Indonesia, mari kita rapatkan barisan dan melakukan konsolidasi di basis dan setiap level kepemimpinan untuk menyerukan aksi atas meninggalnya saudara kita Randi. Mari kita suarakan perlawanan. Kita merahkan Indonesia besok (hari ini) menggelr aksi serentak,” terangnya. Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin prihatin dengan tragedi Muhammadiyah (IMM) Immawan Randi, akibat tertembak saat beraksi di DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra). Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu turut menyampaikan, bela sungkawa dan mengajak keluarga besar angkatan muda Muhammadiyah memanjatkan doa terbaik bagi almarhum. "Memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT agar almarhum memperoleh husnul khatimah," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (26/9). Mantan alumni IMM itu menyesalkan tindakan represif kembali ditunjukkan aparat. Menurutnya, kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo itu merupakan musibah dan tragedi bagi demokrasi Indonesia. Din dengan tegas mendesak adanya pengusutan yang jujur dan transparan alam kasus ini. Dia juga mendesak tim internal Muhammadiyah untuk melakukan autopsi agar tidak menimbulkan fitnah ke publik. Lebih lanjut, Din meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terhasut untuk melakukan tindakan anarkisme. "Serta selalu kompak dalam menegakkan amar makruf nahyi munkar," katanya. Sementara, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, kejadian tersebut harus diusut dan ditindak secara hukum dengan tegas dan berat, karena menyangkut nyawa anak manusia dan warga negara yang mestinya dilindungi. “Kejadian yang tidak diharapkan ini harus diusut tuntas dan diselesaikan secara hukum dengan tegas dan seadil-adilnya. Aparat kepolisian dan keamanan hendaknya menjalankan tugas sebagaimana mestinya dan tidak melakukan tindakan-tindakan represif atau kekerasan,” tegas Haedar.(JPC/rmol)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X