RADARDEPOK.COM, DEPOK – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Mahfudz Abdurrahman mendukung pemerintah menertibkan Garuda Indonesia, agar maskapai plat merah tersebut dapat meraih laba dan tidak menjadi beban pemerintah.
Mahfudz menegaskan, Garuda Indonesia sebagai maskapai milik pemerintah, harus dibenahi dan ditertibkan. Supaya bisa meraih untung dan mandiri, tidak sebaliknya menjadi beban pemerintah seperti yang selama ini terjadi.
“Termasuk membenahi kontrak-kontrak pembelian dan penyewaan pesawat yang disinyalir bermasalah dan ujungnya membuat Garuda merugi. Ini harus dijadikan momentum untuk menertibkan semua hal yang belum beres di Garuda,” tutur Mahfudz Abdurrahman kepada Radar Depok, Kamis (11/02).
Wakil rakyat (Daerah Pemilihan) Jawa Barat 6 (Kota Depok dan Kota Bekasi) ini mengungkapkan, baru-baru ini Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dan Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra melontarkan pernyataan mengejutkan terkait persoalan sewa 12 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen, dengan pihak Nordic Aviation Capital (NAC).
“Betapa selama ini Garuda menanggung kerugian yang besar selama mengoperasikan pesawat tersebut. Bayangkan sejak 2012, Garuda menanggung rugi sebesar US$ 30 Juta, yang dalam Rupiah sekitar Rp419 Miliar per tahun, berarti selama delapan tahun menanggung rugi yang sangat besar tiap tahunnya. Wajar saja selama ini Garuda menabung kerugian, bukan menabung untung. Ini baru dari urusan pesawat CRJ1000, belum lagi urusan lain,” geram Mahfudz Abdurrahman.
Untuk itu, ia bersama rakyat dukung penuh tekad Garuda untuk mengembalikan 12 pesawat tersebut. Sebab, jika dipertahankan, tentu akan menjadi beban, dan karakteristik pesawat itu tidak cocok di Indonesia.
“Landasan bandara kita pendek, belum lagi kapasitas bagasi pesawat tersebut kecil dan biaya perawatan yang mahal. Kita tidak paham, kenapa Direksi Garuda pada masa itu memilih pesawat ini. “salah pilih yang bikin Garuda menanggung perih,” lanjut Bendahara Umum DPP PKS ini.
Terkait dengan ancaman gugatan dari Nordic Aviation Capital kepada Garuda, secara tegas Mahfudz Abdurrahman dengan tegas meminta Garuda Indonesia untuk tidak takut dan menyiapkan data serta argument yang kuat.
“Hadapi saja gugatan dari lessor tersebut, yang penting kita siapkan data dan argumen yang kuat. kita harus serius membenahi Garuda, supaya Garuda bangkit menjadi maskapai yang kuat di dalam negeri dan tidak selalu menjadi beban bagi pemerintah, ini pil pahit yang harus ditelan, untuk mewujudkan BUMN penerbangan kita yang sehat,” tegasnya.
Ia pun menitip pesan ke jajaran Kementerian BUMN RI, khususnya kepada Erick Tohir, untuk juga meneliti lebih mendalam ke BUMN lain. Sebab, bukan tidak mungkin mengalami kondisi yang tidak jauh berbeda dengan Garuda.
“Yang disebabkan kesalahan yang tidak disengaja atau bisa jadi ada kesengajaan, demi mendapatkan keuntungan pribadi. kita tidak berharap itu terjadi, tapi perlu didalami. Kita jadikan peristiwa di Garuda ini sebagai pemacu dan pemicu untuk mewujudkan BUMN yang berakhlak baik,” tutup Mahfudz Abdurrahman. (cky)
Editor/Jurnalis : Ricky Juliansyah
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:14 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:53 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 10:25 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:45 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:10 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:25 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:05 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:12 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 17:43 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 16:31 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:17 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 10:40 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 10:03 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 09:58 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 09:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:45 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB