Senin, 22 Desember 2025

Harga BBM Naik, Ini Dampak yang Bakal Muncul

- Senin, 5 September 2022 | 11:05 WIB
Petugas mengubah papan harga BBM di SPBU Senen, Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah menetapkan harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter jadi Rp 6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter berlaku pada Sabtu 3 September 2022 mulai pukul 14.30 WIB. FOTO: FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS
Petugas mengubah papan harga BBM di SPBU Senen, Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah menetapkan harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter jadi Rp 6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter berlaku pada Sabtu 3 September 2022 mulai pukul 14.30 WIB. FOTO: FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

RADARDEPOK.COM, JAKARTA – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yakni Pertalite dan Solar disebut akan menambah daftar masyarakat miskin baru di Indonesia. Padahal, perkonomian tanah air baru mulai bangkit dari dampak pandemi Covid-19.

“Kenaikan BBM Solar dan Pertalite akan (membuat, Red) muncul tambahan orang miskin. Jadi dengan kenaikan BBM ini akan menambah kemiskinan,” kata Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Abdul Wachid kepada wartawan, Senin (5/10).

Wachid menjelaskan, alasan jumlah masyarakat miskin bakal bertambah akibat kenaikan BBM salah satunya ialah dampak Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih.

“Dampak pandemi Covid-19 belum pulih, kemudian muncul adanya kenaikan BBM terutama Solar dan Pertalite. Sangat berpengaruh terhadap inflasi,” ujarnya.

Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah ini mengaku ragu bantuan sosial yang dipersiapkan oleh pemerintah guna mengalihkan dampak kenaikan harga BBM subsidi akan efektif.

Meskipun, kata Wachid, pemerintah telah mempersiapkan anggaran sebesar Rp24,17 triliun guna mengatasi dampak kenaikan harga BBM subsidi.

“Belum sebanding dengan dampak kenaikan angkutan dan barang. Terutama angkutan bahan pokok dan biaya produksi pertanian akan naik upah tenaga kerja angkutan jasa pasti minta naik,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan, masyarakat yang paling terkena dampak dari kenaikan harga BBM ialah rakyat kecil seperti petani, buruh hingga pelaku usah menengah.

“Jadi pemerintah menaikkan BBM di siang bolong membuat resah wong cilik,” pungkas Wachid.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah telah memutuskan kenaikan harga BBM mulai berlaku Sabtu (3/9), pukul 14.30 WIB. Penyesuaian harga BBM subsidi antara lain, Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, kemudian Solar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter. (jpc/rd)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X