RADARDEPOK.COM, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten Cianjur mengeluarkan Surat Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Cianjur.
Keputusan tersebut dikeluarkan selama 30 hari kedepan, dimulai tanggal 21 November 2022 hingga 20 Desember 2022.
Hal ini disampaikan Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa, 22 November 2022.
Selain itu, berdasarkan data terbaru, untuk wilayah Kabupaten Cianjur, korban meninggal dunia 162 jiwa.
Kemudian, 92 orang luka-luka dan 5.405 warga mengungsi ke beberapa titik. Kerugian infrastruktur 3.257 unit rumah alami kerusakan.
“Untuk wilayah Kabupaten Bandung satu orang alami luka sedang dan satu kepala keluarga atau lima jiwa terdampak,” ungkap Abdul Muhari.
Sementara itu, di Kabupaten Sukabumi sebanyak 641 kepala keluarga terdampak, delapan diantaranya mengungsi.
“Tercatat satu orang luka berat dan sembilan orang luka ringan. Dilaporkan 641 unit rumah alami kerusakan,” ucapnya.
Sedangkan di Kabupaten Bogor dilaporkan sebanyak 19 KK dan 78 jiwa terdampak, empat diantaranya mengungsi dan dua orang alami luka ringan.
“Lima belas unit rumah alami rusak ringan dan lima unit rumah alami rusak sedang,” ucapnya.
Untuk diketahui, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto.
Kemudian, Menko PMK Muhadjir Effendy bersama jajaran, pagi tadi bertolak ke Kabupaten Cianjur guna melakukan peninjauan lapangan ke lokasi terdampak.
Aliran listrik di pusat Kota Cianjur padam. Aliran air juga mengalami gangguan. “Listrik semaksimal mungkin akan diperbaiki oleh PLN. Kalau air ada PDAM. Kemungkinan bisa seminggu baru normal,” ujar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Pendopo tadi malam.
Untuk korban jiwa, Kang Emil menerangkan, didominasi oleh anak-anak. Pasalnya, gempa terjadi di saat tak sedikit anak-anak yang sedang melakukan pembelajaran di sekolah. “Banyak anak-anak yang jadi korban. Karena (gempa, red) terjadi di saat jam belajar,” tuturnya didampingi Bupati Cianjur, Herman Suherman.
Di Kabupaten Cianjur sendiri, sedikitnya ada tiga rumah sakit yang difokuskan untuk penanganan korban pasca gempa. Yang pertama RSUD Cianjur, RSUD Cimacan dan RS Bhayangkara Polri. “Kami terus gencar untuk melakukan penanganan warga yang menjadi korban akibat gempa bumi,” tutur Bupati Cianjur, Herman Suherman.
Hingga tadi malam, pihaknha masih berfokus dengan penanganan korban gempa. Di RSUD Cianjur, Plpasien korban gempa langsung mendapatkan penanganan saat masuk di parkiran. “Kita juga kerahkan semua perawat serta dokter,” terangnya.
Forkopimda Kabupaten Cianjur akan mendirikan tenda dihalaman RSUD Sayang Cianjur dan halaman Pemda Kabupaten Cianjur. Hal itu dilakukan karena banyaknya korban yang berdatangan.
“Korban masih berdatangan bahkan hingga saat ini sekitar pukul 16.10 WIB kendaraan pribadi, ambulan dan Dinas masih berdatangan membawa korban,” paparnya.
Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ganjar Ramadhan menjelaskan, pihaknya akan membuat posko untuk pengungsian di Gedung DPRD Cianjur. Hal tersebut telah dibuat kesepakatan bersama dengan jajaran Forkopimda Kabupaten Cianjur.
“Kita sepakat akan membuat posko, nanti jika memungkinkan akan secara bersama-sama di satu titik atau di masing-masing seperti Pendopo dan Gedung DPRD Cianjur,” tutupnya.
Untuk diketahui, pasca gempa Kota Cianjur lumpuh. Listrik mati. Mini market dan ruko-ruko tutup. Hingga tadi malam, arus lalu lintas lebih didominasi oleh ambulans dan truk-truk TNI serta Polri. (pjs/rdc/rd/**)