"Kita harus mengejar ketertinggalan kita dengan kota-kabupaten yang lain, bahkan kalau bisa kita menjadi terdepan, kota terdepan untuk kemajuan. Karena kita sangat strategis, kita sangat dekat dengan Jakarta, kita sangat dekat dengan UI ada di kita. Artinya sangat wajar kalau hari ini harusnya yang muncul ke permukaan kota terkeren, terhebat adalah Kota Depok. Dibanding kota kabupaten yang hari ini muncul, padahal jauh sekali dari ibu kota negara Jakarta hari ini," papar Supian Suri.
Selanjutnya, Supian Suri meminta doa dan restu dair masyarakat Kota Depok agar memberikan amanah tersebut kepadanya. Sehingga, dia dapat berbuat lebih untuk kota kelahirannya.
"Dalam kondisi hari ini, saya berharap seluruh warga Depok kita punya semangat yang sama. Perjuangan pesta demokrasi bukan hanya membela seorang walikota secara pribadi atau wakil walikota, tapi perjuangan ini menjadi simbol perubahan buat kemajuan kota Depok," tandas Supian Suri.
Sosok Chandra Rahmansyah patut diacungi jempol karena tekadnya yang besar untuk menjadi manfaat membawanya menjadi aktivis hingga pengusaha yang berhasil, meski sejak dari SD dirinya sudah ditinggal sang ayah, saat itu kelas 5 SD.
Dengan begitu, Chandra Rahmasyah sangat paham bagaimana rasanya seorang anak yatim harus berjuang membangun karirnya. Hal ini yang menjadi landasan Chandra Rahmansyah untuk menjadi Wakil Walikota Depok, agar bermanfaat bagi sesama.
“Saya sangat paham betul ya rasanya. Dari sekolah adanya ketimpangan antara orang kaya dan orang kurang mampu,” katanya.
Dengan merasakan ketimpangan sosial secara langsung, dirinya berjanji dalam hati untuk bisa membantu sesama manusia yang membutuhkan uluran tangan.
Singkat cerita, dirinya mengenyam di perguruan tinggi Universitas Indonesia, dan aktif di organisasi Keluarga Besar UI, serta organisasi lainnya yang ada di kampus yang identik dengan almamater kuning itu.
“Saat itu, kita (chandra dan teman-teman) lakukan advokasi pada masyarakat yang ditindas, hak nya direbut oleh penguasa. Dan saat kuliah saya buat rumah singgah untuk anak jalanan pada tahun 2000. Kita membina anak jalanan itu, agar mengerti moral dan norma sosial di masyarakat,” papar Chandra kepada Radar Depok.
Dengan begitu, Chandra sadar masih ada yang tidak beres pada perjalanan demokrasi dan nilai pancasila tentang keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari sana Chandra sadar jika harus bergerak untuk terlibat dalam dunia politik, agar bisa menjalankan substansi demokrasi.
Tapi bukan langsung terjun ke politik, Chandra setelah lulus kuliah memutuskan untuk menjadi pengusaha. Sebab katanya, berpolitik tanpa memiliki uang cukup menjadikan tidak rasional dan pragmatis.
“Makanya saya membuat sebuah perusahaan, sambil tetap berpolitik dengan menjadi staf Lily Wahid pada waktu itu. Dan selanjutnya saya menjadi direktur di beberapa perusahaan,” ungkap Politisi PKB itu.
Selanjutnya, pada 2016 Chandra diminta untuk menjadi tim ahli Menkopolhukam RI yaitu sebagai analis dalam membantu Wiranto. Setelah itu, ketika Wiranto menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), dirinya juga menyusul pada tahun 2020 membantu sebagai tim ahli Wantimpres hingga saat ini.
Artikel Terkait
Wadahi Kreatifitas dan Bina Teknologi Anak Muda, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah Sajikan Ruang Kreatif
Bahas RPJPD 2006-2025, Supian Suri Ungkapkan Jalan Baru di Depok Cuma Bertambah 1 Kilometer Dalam 20 Tahun
Yeti Wulandari Optimis Supian Suri dan Chandra Rahmansyah Raih 65 Persen Suara di Kecamatan Cimanggis Depok, Alasannya Realistis!
Lulusan SMA di Depok Sulit Masuk Universitas Indonesia, Supian Suri : Harusnya Pemerintah Bertanggung Jawab
Bukti Warga Depok Ingin Perubahan! Ribuan Peserta Tumpah Ruah di Depok Sama Sama Berlari Bersama Supian Suri, Politisi Gerindra Ungkapkan Hal Ini