RADARDEPOK.COM – Calon Walikota Depok, Imam Budi Hartono, hadir dalam program kampanye dialog langsung bertajuk Nyentil Imam, di Kafe To See, Cipayung, Sabtu (13/7) malam.
Nyentil Imam jilid dua ini cukup spesial. Pesertanya berasal dari pengemudi ojek online atau ojol. Ada sekitar 500 orang. Segala keluhan atau aspirasi pengemudi ojol dikemukanan. Imam Budi Hartono langsung memberi solusi.
Pengmudi ojol perempuan, Arie Setyawaty, menjadi peserta yang cukup lugas menyampaikan keluhan. Dia merupakan ibu single parent, yang mesti menghidupi keluarga.
"Anak saya tahun ini mau kuliah. Bingung saya biaya dari mana. Banyak teman-teman juga mengalami kesulitan anaknya mau masuk SD, SMP, dan SMA. Alhamdulillah malam ini bertemu Bang Imam dan Mpok Ririn, tolong kami," ujar Arie Setyawaty.
Soal ini, Imam Budi Hartono meminta Arie Setyawaty dan pengmudi ojol perempuan lain, dapat bergabung dalam komunikasi Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA).
Baca Juga: Kompak Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada, Senam Tera Indonesia Siap Bangun Depok Bareng Bareng
“Dengan bergabung dalamm komunitas PEKKA, koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok lebih mudah dilakukan,” beber Imam Budi Hartono.
"Dengan begitu solusi lebih mudah dihadirkan. Misalnya, ojol yang single parent yang anaknya akan masuk sekolah namun terkendala uang pangkal. Ada beberapa skema bantuan, asalkan jangan memilih sekolah atau perguruan tinggi yang uang pangkalnya sangat mahal. Di Depok saya tahu ada 11 ribu perempuan kepala keluarga," papar Imam Budi Hartono.
Imam kemudian meminta agar setelah berkoordinasi dengan instansi berwenang menghubungi dirinya, untuk memastikan solusi bagi pengojek dimaksud benar-benar direalisasikan.
"Sudah tahu nomor WA (Whatsapp) saya, kan? Jangan sungkan, saya pastikan harapan teman-teman semua ditindaklanjuti," jelas Imam Budi Hatrtono.
Wakil Walikota Depok aktif ini menerangkan, Pemkot Depok punya perhatian khusus atas keberadaan Pekka.
"Kami sangat fokus terhadap masalah perempuan kepala keluarga karena mereka menanggung beban ekonomi untuk menghidupi keluarganya," ujar Imam Budi Hartono.