“Kelima, faktor sunnatullah yang mengatakan tidak ada kekuasaan yang abadi,” sebut Rohmat.
Selain itu, demikian lanjut Rohmat, juga karena PKS melakukan blunder dengan tidak mendukung Anies Baswedan untuk maju sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024.
“Faktor keenam yaitu blundernya PKS tidak mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jakarta,” imbuhnya.
Baca Juga: Supian Suri dan Chandra Rahmansyah Prioritaskan Masalah Kemacetan di Depok, Begini Caranya
Rohmat menjelaskan dalam perkembangan jelang masa pendaftaran pasangan calon, saat itu Mahkamah Konstitusi sudah membolehkan satu partai yang memiliki perolehan suara 8 persen untuk mengusung calonnya sendiri.
Namun, PKS tidak melakukan reposisi yang pada awalnya terkendala ketentuan ambang batas 20 persen untuk menduetkan Anies sebagai calon gubernur dengan kader PKS Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur yang disingkat sebagai pasangan “AMAN”.
Lalu, PKS bergabung dengan poros Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. PKS memasangkan kadernya Suswono sebagai calon wakil gubernur dengan calon gubernur Ridwan Kamil alias Kang Emil.
Terakhir blundernya cawagub DKI pasangan Ridwan Kamil. Suswono yang juga Dewan Pertimbangan PKS sempat mengatakan Rasulullah SAW itu pengangguran.
Dan Suswono berharap para janda di DKI mau menikahi pengangguran seperti layaknya Siti Khadijah yang menikahi Rasulullah SAW yang saat itu pengangguran.
Baca Juga: Urusan Beres! Dedi Mulyadi Titip Sandi ke Supian Suri dan Chandra Rahmansyah
“Meski kemudian Suswono meminta maaf ke khalayak umum melalui press rilis, namun umat Islam terutama yang di Jabodetabek terpengaruh untuk memilih dalam pilkada,” imbuh Rohmat.
Last but not least, dengan kemenangan yang diraih duet Supian-Chandra, Rohmat berharap walikota dan wakil walikota Depok terpilih semoga amanah dalam menjalankan tugasnya.
“Dan berusaha keras untuk mewujudkan janji kampanye yang ditawarkan ke masyarakat,” demikian harap Rohmat kepada walikota dan wakil walikota Depok terpilih periode 2025-2030. ***