RADARDEPOK.COM–PSI Kota Depok paling gencar mengusung putra sulung Jokowi, Kaesang Pangarep menjadi Wali Kota Depok. Namun, hal ini dilihat oleh Pengamat Politik Citra Institute, Efriza, Partai Solidaritas Indonesia krisis kader di Depok sehingga mengambil sosok dari lintas partai.
Memang saat ini Kaesang belum mendekatkan diri pada partai manapun. Kendati demikan, Efriza menilai sosok Kaesang kental dengan darah partai berlogo banteng.
"Mungkin saat ini Kaesang memang belum memiliki KTA (kartu tanda anggota) PDIP, tapi darah PDIP melekat di keluarganya, mulai dari Pak Jokowi, Gibran dan Bobby, semua PDIP," kata Efriza saat dikonfirmasi oleh wartawan Radar Depok.
Alumni IISIP Jakarta ini melanjutkan, kader PSI Depok saat ini tidak ada yang menonjol. Sehingga harus memaksakan jalan pintas melalui nama Jokowi dan Kaesang untuk menaikkan pamor partainya.
Hal tersebut ia jelaskan karena Ketua Umum PSI, Giring Ganesha Djumaryo tidak mampu mendompleng elektabilitas partainya untuk para kadernya di Depok. Karena ia menilai Giring acap kali melakukan belunder.
"Menurut saya kadernya tidak akan mengangkat jika pasang poster bareng Giring. Jadinya muncul poster bacaleg yang tulisannya 'Tegak Lurus dengan Jokowi' atau 'PSI Menang Kaesang Walikota'," jelas dia.
Memang yang dilakukan PSI Kota Depok dalam rangka strategi kampanye, tetapi menurut Efriza, cara PSI menarik perhatian masyarakat itu 'kotor' karena keluar dari etika antar partai.
"Sederhananya 'kotor' ya, mereka gagal lakukan kaderisasi, partainya mohon maaf berada di papan bawah, hanya memanfaatkan isu-isu nasional dan lokal untuk menaikkan popularitasnya," tegas dia.
Baca Juga: Daya Tampung Masalah Klasik PPDB SMA/SMK, Begini Penjelasannya
Menurut Efriza akan lebih bagus dan beretika jika mendorong Kaesang ketika PSI telah merekrutnya sebagai kader. Kemudian menjabarkan visi misi yang membawa perubahan besar di Kota Depok. Sebab ia menilai selama 17 tahun Depok dipimpin PKS bukan berarti tidak ada pembangunan.
"Ini kalau berbicara etika politik ya, tapi dalam berkampanye apapun bisa dilakukan selama target dapat tercapai." Ucap alumni Institute Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP) Jakarta. (mg6)