Senin, 22 Desember 2025

Dukung Revitalisasi Bahasa Daerah

- Selasa, 22 Maret 2022 | 23:51 WIB
Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Abdul Harris Bobihoe. Istimewa
Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Abdul Harris Bobihoe. Istimewa

RADARDEPOK.COM, DEPOK - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar Episode Ketujuh Belas: Revitalisasi Bahasa Daerah, pada 22 Februari lalu.


Menurut Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Abdul Harris Bobihoe, revitalisasi bahasa daerah perlu dilakukan mengingat 718 bahasa daerah di Indonesia, sebagian besar kondisinya terancam punah dan kritis.


Politikus Partai Gerindra ini mengungkapkan, seperti yang disampaikan Nadiem, saat ini para penutur jati bahasa daerah banyak yang tidak lagi menggunakan dan mewariskan bahasa ke generasi berikutnya,sehingga khazanah kekayaan budaya, pemikiran, dan pengetahuan akan bahasa daerah terancam punah.


“Mengingat manfaat dan pentingnya pelestarian bahasa daerah, saya mendukung Merdeka Belajar Episode Ketujuh Belas: Revitalisasi Bahasa Daerah,” tutur Abdul Harris Bobihoe.


Selain itu, Abdul Harris Bobihoe menuturkan, pendekatan yang dilakukan Mendikbudristek dalam mengatasi hal tersebut, menekankan prinsip dari program revitalisasi bahasa daerah ini adalah dinamis, adaptif, regenerasi dan merdeka berkreasi dalam penggunaan bahasanya.


"Jadi, dinamis, berorientasi pada pengembangan dan bukan sekedar memproteksi bahasa. Adaptif dengan situasi lingkungan sekolah dan masyarakat tuturnya. Regenerasi dengan fokus pada penutur muda di tingkat sekolah dasar dan menengah, serta merdeka berkreasi dalam penggunaan bahasanya," ujarnya.


Sasaran dari revitalisasi bahasa daerah ini, sambung Abdul Harris Bobihoe adalah 1.491 komunitas penutur bahasa daerah, 29.370 guru, 17.955 kepala sekolah, 1.175 pengawas, serta 1,5 juta siswa di 15.236 sekolah.


Sementara, untuk komunitas penutur, Kemendikbudristek akan melibatkan secara intensif keluarga, para maestro, dan pegiat pelindungan bahasa dan sastra dalam penyusunan model pembelajaran bahasa daerah, pengayaan materi bahasa daerah dalam kurikulum, dan perumusan muatan lokal kebahasaan dan kesastraan.


Kemendikbudristek akan melatih para guru utama serta guru-guru bahasa daerah; mengadopsi prinsip fleksibiltas, inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang berpusat kepada siswa; mengadaptasi model pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing; serta membangun kreativitas melalui bengkel bahasa dan sastra.


Abdul Harris Bobihoe menilai bahwa bahasa menunjukkan peradaban dan budaya serta tradisi yang harus dilestarikan. Sehingga, dia mengajak seluruh stakeholder terkait mendukung dan berkolaborasi dalam menyukseskan Program Revitalisasi Bahasa Daerah tersebut.


“Harus terus dilestarikan jangan sampai punah,” kata dewan dari Dapil Jabar 8 (Kota Depok-Kota Bekasi) ini.


Adapun tujuan dilakukannya pelindungan dan pelestarian bahasa adalah menjaminhak masyarakat adat untuk melestarikan, merevitalisasi, dan mempromosikan bahasa mereka, dan mengarusutamakan keragaman bahasa dan multibahasa ke dalam semua pembangunan berkelanjutan yang berjalan.


“Kita harus memastikan bahwa teknologi digital mendukungpenggunaan dan pelestarian bahasa dan keragaman bahasa ini,” ujarnya.


Diketahui, pada 2022 jumlah bahasa daerah yang akan menjadi objek revitalisasi sebanyak 38 bahasa daerah yang tersebar di 12 provinsi. Di antara Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X