RADARDEPOK.COM – Menyikapi fenomena Citayam Fashion Week (CFW), Anggota DPRD Kota Depok, Qonita Lutfiyah menilai anak-anak muda Depok tidak perlu jauh-jauh ke Dukuh Atas, Jakarta. Sebab, di Depok pun memiliki banyak lokasi serupa yang cocok untuk dijadikan ruang kreasi dan menuangkan ide kreatif bagi mereka.
Namun, legislator perempuan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menekankan agar pemerintah dapat memberikan akses, fasilitas penunjang serta pengawasan yang massif. Sehingga, tidak mengganggu ketertiban umum dan kenyamanan masyarakat.
“Misalnya kemarin Pak HTA (Hendrik Tangke Allo, Wakil Ketua DPRD Kota Depok. Red), menjadikan jembatan Alun-alun di GDC sebagai catwalk, seperti di Dukuh Atas. Di sana juga bisa kan digunakan,” kata Qonita Lutfiyah kepada Radar Depok, Kamis (28/07).
Namun, sambung wakil rakyat dari Dapil Depok VI (Sawangan, Bojongsari, Cipayung) ini, untuk mengakses ke Alun-alun bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi cukup sulit. Sebab, di sana tidak ada transportasi umum menuju ke Alun-alun.
“Hanya bisa diakses menggunakan kendaraan pribadi, atau pakai ojek online. Nah, transportasi umum ini yang perlu dipikirkan bersama oleh Pemkot Depok. Kalau fasilitas sih sudah memadai dan saya rasa tidak akan mengganggu pengguna jalan, itu kan ada di dalam kawasan Alun-alun, tidak di jalan umun,” terang Qonita Lutfiyah.
Kemudian, Lebih lanjut Qonita Lutfiyah menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, Pemkot Depok gencar membangun taman kelurahan. Sehingga, ia merasa taman-taman kelurahan yang ada bisa digunakan untuk ruang kreasi pemuda.
“Taman kelurahan juga bisa, apa lagi sudah banyak taman kelurahan yang dibangun Pemkot Depok. Jadi, tidak hanya digunakan untuk taman bermain anak, tapi juga untuk destinasi silaturahmi warga serta ruang kreasi anak-anak muda,” bebernya.
Qonita Lutfiyah menekankan, jika memang dua lokasi tersebut atau lokasi lainnya digunakan sebagai ruang kreasi pemuda. Pemkot Depok juga harus menyediakan fasilitas penunjang, bisa seperti lampu yang memadai, membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk mengawasi agar tertib dan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat.
“Ada regulasinya, agar tidak berbenturan dengan program belajar di rumah dengan jam belajar malam, batas waktu maksimal untuk digunakan, serta Satgas yang bertugas mencegah atau meminimalisir prilaku negatif di lokasi tersebut,” tegas Qonita Lutfiyah.
Selain itu, Qonita Lutfiyah menambahkan, kreatifitas pemuda tidak hanya seperti Citayam Fashion Week saja, tetapi banyak kegiatan-kegiatan positif lainnya. Sehingga, tujuannya dapat membangun pemuda Depok yang kreatif dan inovatif.
“Bisa kegiatan membaca, live music, membaca puisi hingga penampilan seni budaya, khususnya khas Depok,” ucap Qonita Lutfiyah.
Menurut putri ulama karismatik K.H Syukron Mamun ini, jika disambut Pemkot Depok, maka pemuda atau generasi milenial Depok tidak kekurangan ruang-ruang kreasi dan menuangkan ide-ide positif mereka.
“Hal ini juga dapat memperluas manfaat dari Alun-alun dan taman-taman kelurahan, tidak sekedar menjadi tempat olahraga dan bermain anak saja. Tapi, akan banyak manfaat yang didapat, khususnya bagi pemuda Depok,” ucap Qonita Lutfiyah. (cky)