Senin, 22 Desember 2025

Saat Wenny Haryanto Sosialisasi Stunting di Depok: Apresiasi dari Narsum, Hingga DP Umrah dan Doorprize menarik

- Senin, 19 September 2022 | 08:56 WIB
SOSIALISASI : Anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto didampingi nara sumber dan peserta saat Sosialisasi Program Bersama Mitra Kerja Tahun 2022 terkait Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus di Balai Sarmili Depok, Jalan Kemakmuran Raya, Nomor 63, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Sabtu (17/09). RICKY/RADARDEPOK
SOSIALISASI : Anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto didampingi nara sumber dan peserta saat Sosialisasi Program Bersama Mitra Kerja Tahun 2022 terkait Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus di Balai Sarmili Depok, Jalan Kemakmuran Raya, Nomor 63, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Sabtu (17/09). RICKY/RADARDEPOK

Anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto Sosialisasi Program Bersama Mitra Kerja Tahun 2022 terkait Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus di Balai Sarmili Depok, Jalan Kemakmuran Raya, Nomor 63, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Sabtu (17/09).


----


RADARDEPOK.COM - Wenny mengungkapkan, penyakit stunting yang menyerang anak di bawah 1.000 hari harus benar-benar diperhatikan. Pasalnya, stunting dapat mengancam bonus demografi Indonesia Emas pada Tahun 2045.


“Bonus demografi 2045 itu adalah kondisi ketika 70 adalah dari penduduk Indonesia dengan rentang usia 15 - 64 tahun dalam kondisi produktif (mampu berkarya dengan maksimal). Nah, bonus demografi itu akan gagal atau terancam gagal apabila stunting tidak dikendalikan, artinya edukasinya kurang,” kata Wenny.


Atas dasar itu, kata Wenny, Presiden RI Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 yang memerintahkan BKKBN menekan angka stunting.


“Targetnya pada Tahun 2024 yaitu 14 persen. Sedangkan, angka stunting di Indonesia saat ini masih 24,4 persen,” ujar dewan dari Dapil Jabar VI (Kota Depok-Kota Bekasi) ini.


Wenny menerangkan, di Depok, angka stuntingnya hanya 12,3 persen. Hal itu menunjukkan bahwa Kota Depok selangkah lebih maju dari target Indonesia pada Tahun 2024. Mirisnya, 70 persen anak penderita stunting di Kota Dpeok berasal dari masyarakat dengan ekonomi ke atas.


“Nah hebatnya Depok itu sudah 12,3 persen sekarang sudah diatas target 14 persen jadi nanti Tahun 2024 lebih keren lagi, bisa saja zero stunting,” terang Wenny.


Menurut politikus perempuan Partau Golkar ini, BKKBN dalam menjalankan tugas dari Presiden tidak bisa sendiri. Sehingga, ia menyarankan, agar lembaga kesehatan itu dapat bekerjasama dengan masyarakat dalam melakukan langkah pencegahan.


“Misalnya, ibu hamil harus minum obat penambah darah, ibu hamil harus punya nutrisi bagus yaitu 4 sehat 5 sempurna. Kemudian, ketika bayi lahir harus lakukan imunisasi dasar yang lengkap setiap bulan lalu, berikan ASI ekslusif selama enam bulan, menerapkan perlilaku hidup bersih harus ada MCK, ketika ibu hamil jangan suaminya merokok dekat ibu tersebut,” jelasnya merincikan.


Lebih dalam, ia melanjutkan, ciri-ciri anak terkena stunting dapat dilihat dari pertumbuhan gigi terlambat, kemampuan fokus berkurang, pertumbuhan tubuh melambat, wajah lebih muda, pubertas terlambat, pada usia 8-10 tahun akan menjadi lebih pendiam, hingga menghindari kontak mata dengan orang sekitar.


“Nah stunting sendiri itu kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis pada seribu hari pertama pertumbuhan anak dan itu menyebabkan anak gagal pertumbuhan tubuh dan otaknya. Nah itu yang harus kita atasi,” pungkas Wenny.




-
INSERT : Dalam Sosialisasi Program Bersama Mitra Kerja Tahun 2022 terkait Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus di Balai Sarmili Depok, Jalan Kemakmuran Raya, Nomor 63, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Sabtu (17/09). Anggota Komisi IX DPR RI, Wenny Haryanto membagikan doorprize kepada peserta. RICKY/RADARDEPOK

Sosialisasi yang dilakukan Wenny pun mendapat apresiasi dari Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB Badan Kependudukan dan Keluargan Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Martin Suanta, Koordinator Bidang Pelatihan dan Pengembangan, Angela Sri Melani Winyarti, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessy Handari yang hadir sebagai nara sumber.


“Angka stunting di Depok dan Bekasi jauh dari target nasional. Ini keberhasilan bersama yang patut diapresiasi, lagi-lagi saya mengapresiasi Bu Wenny yang begitu gigih dalam menyosialisasikan pencegahan stunting,” tutur Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB BKKBN Pusat, Martin Suanta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X