Karena itu, Iwan melanjutkan, barang yang hendak dieksekusi tidak ada di pihak tergugat/termohon eksekusi (agar tidak terjadi seperti ini barang objek sengketa diletakkan sita jaminan), dan barang yang hendak dieksekusi tidak ada di pihak tergugat/termohon eksekusi (sehingga agar tidak terjadi seperti ini barang objek sengketa diletakkan sita jaminan).
“Barang yang hendak dieksekusi tidak ada di pihak tergugat/termohon eksekusi (sehingga agar tidak terjadi seperti ini barang objek sengketa diletakkan sita jaminan), dan barang yang hendak dieksekusi tidak sesuai dengan barang yang disebut dalam amar putusan (khusus sengketa tanah agar tidak terjadi seperti ini hendaknya melakukan pemeriksaan setempat),
Terkait hal tersebut, amar putusan tidak mungkin dilaksanakan, ini bisa terjadi karena banyak faktor, misalnya ada amar putusan tergugat diperintahkan untuk membayar sejumlah uang, namun Tergugat tidak memiliki harta untuk dilelang,” jelas Iwan.
“Intinya pihak tergugat III, Al Wafi Islamic Boarding School di bawah Pimpinan Kiyai Ali Saman Hasan, pada prinsipnya adalah hamba hukum yang taat dan patuh pada hukum yang berlaku di negeri tercinta ini,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Pimpinan Al Wafi Islamic Boarding School, KH Ali Saman Hasan mengatakan rasa syukur terhadap keputusan Pengadilan Negeri Kota Depok.
“Pada awalnya yayasan ini berdiri pertama kali di tanah wakaf pendahulu untuk mengasuh anak-anak yatim, dan mayoritas murid di sini adalah anak yatim dan dhuafa, saya sangat bersyukur dengan kuasa allah,” ucapnya.
Ali menambahkan, setelah usainya perkara yang terjadi, pihak yayasan akan kembali membangun fasilitas yang sempat tertunda.
“Insha Allah setelah semua masalah ini selesai, kami akan membangun gedung kembali dengan 5 laintai, untuk kepentingan siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang maksimal,” tutupnya. (cr2)
Jurnalis : Aldy Rama
Editor : Ricky Juliansyah
