RADARDEPOK.COM-Radar Depok dan Radar Bogor Grup baru saja merampungkan Sosialisasi dan Simulasi Pemilu 2024, termasuk Pemilihan Legislatif (Pileg) untuk DPRD Kota Depok. Di Daerah Pemilihan (Dapil) 2 yang meliputi Kecamatan Beji, Cinere dan Limo (BCL), petahana tetap merajai perolehan suara di Dapil tersebut.
Hasil simulasi Radar Depok itu menunjukan, petahana berhasil menduduki tujuh kursi dari jatah sembilan kursi di Dapil 2 DPRD Kota Depok. Sedangkan, pendatang baru hanya kebagian dua kursi.
Baca Juga: Bagi Kopi Depok : Ngopi dengan Suasana Fun Aesthetic dan Pengalaman yang Memuaskan
Untuk petahana, nama Tajudin Tabri dari Partai Golkar duduk di posisi teratas dengan raihan suara sebesar 8,30 persen, disusul Mohammad HB dari Partai Gerindra sebesar 5,53 persen, Nurhasan dari PAN sebesar 5,14 persen, T. Farida Rachmayanti dari PKS sebesar 4,35 persen, Rezky M. Noor dari Partai Gerindra sebesar 3,95 persen, Hermanto dari PDIP sebesar 3,16 persen, hingga TM Yusufsyah Putra dari PKS sebesar 2,77 persen.
Sedangkan, dua pendatang baru yang ikut berebut kursi di Dapil 2 DPRD Kota Depok yakni Cepi Zulkifli dari PAN sebesar 2,77 persen dan Teguh Onoh dari Partai Perindo sebesar 2,77 persen.
Pengamat Politik, Yusfitriadi mengungkapkan, masyarakat di Dapil 2 masuk dalam kategori karakteristik grassroot karena tinggal di perbatasan tiga wilayah yakni Jakarta Selatan, Tangerang dan Bogor yang secara umum menganut budaya Betawi Pinggiran.
Menurut Yusfitriadi, kelompok grassroot biasanya tidak memiliki idealisme politik. Sehingga, mereka cenderung memilih berdasarkan bantuan yang diberikan Caleg hingga mengukur elektabilitas calon dari Alat Peraga Kampanye (APK) berupa spanduk dan lainnya.
Yusfitriadi menilai, petahana akan diuntungkan jika bertarung pada Dapil yang memiliki karakter grasroot seperti Dapil 2 DPRD Kota Depok. Hal itu sejalan dengan hasil simulasi Pemilu 2024 yang dilakukan Radar Depok dan Radar Bogor Grup.
“Bagaimanapun juga petahana akan tetap mendominasi perolehan suara di wilayah perbatasan seperti Dapil 2 Kota Depok, karena pemilihnya memiliki karakter grassroot. Berbeda, dengan pemilih di perkotaan yang lebih realistis dan memiliki idealisme politik,” kata Yusfitriadi kepada Radar Depok, Kamis (28/12),
Belum lagi, beber Yusfitriadi, pemilih pada wilayah perbatasan kerap terkecohkan spanduk Caleg yang tidak masuk pada wilayah tersebut. Contohnya, Caleg DPRD Provinsi Banten yang memasang spanduk di wilayah Kecamatan Cinere.
“Hal ini akan membuat mereka bingung dan akhirnya memilih yang mereka kenal saja seperti petahana. Pada karakteristik ini, perilakunya tidak menggunakan rasionalitas, refrensi terbatas dan dibingungkan batas wilayah,” jelas Yusfitriadi.
Bahkan, kata Yusfitriadi, pemilih dengan karakter grassroot cenderung konservatif dalam menentukan pilihannya. Sebab, hal itu sangat dipengaruhi kondisi geografis suatu wilayah.
Baca Juga: Calon Jemaah Haji Depok Diimbau Segera Periksa Kesehatan
“Grassroot lebih memilih secara konservatfi, siapa yang bagi sembako, siapa yang spanduknya banyak, itu sangat menentukan,” terang Yusfitriadi.
Artikel Terkait
Simulasi Pencoblosan DPR RI, Pendatang Baru Tempel Petahana, Simak Penjelasannya Secara Lengkap dari Direktur Kajian Politik UI
Begini Jawaban H Nuroji Soal Hasil Simulasi Pencoblosan Radar Depok untuk DPR RI : Hasil Survei Lampui Target
Begini Pernyataan Pradi Supriatna Soal Hasil Simulasi Pencoblosan untuk DPRD Jawa Barat, Namanya Duduki Urutan Kedua Teratas
Apresiasi Simulasi Pemilu Harian Radar Depok, Tim Pemenangan Budi Purnomo : Terima Kasih Masyarakat Depok
Begini Sambutan dari Caleg yang Masuk 11 Besar DPRD Jawa Barat Dapil Depok dan Bekasi di Simulasi Pemilu 2024 : Wajah Baru dan Lama Bertarung Sengit