RADARDEPOK.COM – Ada fakta baru dari kasus kematian ibu dan anak di perumahan Jalan Pesanggrahan 8 No39 RT1/16 Kecamatan Cinere, Kota Depok yang mengering.
Kemarin, Polda Metro Jaya mengungkapkan ibu GAH (65) dan anak DAW (38), sudah 12 tahun tidak berkomunikasi dengan keluarga inti. Tak hanya itu dalam olah TKP juga ditemukan catatan yang sama dalam file laptop.
"Ternyata keluarga ini tertutup, kemudian dengan keluarga inti ini terakhir bertemu tahun 2011, adik dan yang lainnya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin (11/9).
Baca Juga: Mayat Ibu dan Anak di Depok : Keluarga, Tetangga, Pengurus Lingkungan Diperiksa
Menurut dia, kasus ini hampir sama dengan kasus satu keluarga ditemukan tewas di Kalideres tahun lalu, yakni jauh dari keluarga inti dan anaknya belum menikah.
"Nantinya didalami oleh psikologi forensik kemudian juga hubungan antara keluarga dari dua orang ini, ibu dan anaknya, dengan keluarga inti," kata dia.
Masalah ini akan diteliti oleh psikologi forensik. "Apakah ini yang menjadi motif kemudian mempengaruhi sikap batin sehingga terjadi peristiwa ini," katanya.
Baca Juga: Wajah Lama Lawan Pendatang Baru Caleg Depok di Jabar, 168 DCS Dapil 8 Berebut 11 Kursi
Polisi kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Sabtu pekan lalu selama 2,5 jam. Dalam kesempatan itu, Polda Metro Jaya berhasil membuka berkas berisi curhatan di sebuah laptop. "Posisinya ada di ruang kerja sang suami," kata Hengki.
Hengki menilai meski memiliki konteks yang berbeda, file yang ada di laptop ternyata mempunyai kesamaan isi dengan surat yang ditemukan di kamar sang ibu, yakni berisi curhatan serta keluh kesah.
Sehingga curhatan tersebut akan didalami oleh pihak psikologi forensik untuk melihat hubungan antara kedua jenazah dengan keluarga inti. Lalu TKP juga ditemukan dua senter serta dua buah dupa yang berisi bebatuan.
Baca Juga: Sekda Depok Supian Suri Ajak MUI Jaga Persatuan Saat Pemilu 2024
"Di TKP ditemukan juga dua buah senter dan dua buah dupa, ini akan kami teliti lebih lanjut," ujar Hengki.
Meski ditemukan petunjuk baru dalam olah TKP kedua. Laboratorium forensik masih menganalisa kemungkinan adanya jejak kaki selain milik jenazah, serta melihat potensi adanya racun di sekitar TKP dan tubuh jenazah.
Menurut dia, dalam mengusut tuntas kasus ini, pihaknya mengedepankan scientific crime investigations, sehingga kesimpulan yang didapat berdasarkan barang bukti serta fakta yang ada di lapangan.