"Bisa jadi, konstituen Gerindra di Depok mengalami kekecewaan terhadap Partai Gerindra khususnya di Kota Depok. Bisa jadi, imbas Pilkada 2020, apapun itu faktor kekecewannya," terang Yusfitriadi.
Sementara itu, Pengamat politik Citra Institute, Efriza menilai, ketidakselarasan perolehan suara antara partai politik dengan pasangan capres-cawapres di Depok itu, dipengaruhi tidak terjadinya coat tail effect atau pengaruh ekor jas.
Seharusnya, kata Efriza, perolehan suara dalam Pileg maupun Pilpres sebanding lurus. Sebab, terdapat kerjasama yang baik antara Capres maupun Caleg untuk sama-sama meraih kemenangan.
"Ada satu fenomena yang tidak terjadi di Depok, bahkan nasional yaitu coat tail effect atau pengaruh ekor jas yang seharusnya antara suara capres selaras dengan suara di Pileg khususnya DPR RI," jelas Efriza.
Menurut Efriza, hal itu mendapatkan sorotan khusus dari pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD yang komplain soal perolehan suara sementara yang tak sebanding lurus dengan suara partai pengusung yakni PDIP. Di lain sisi, kekalahan Anies Baswedan - Iskandar Muhaimin di kandang PKS ditenggarai akibat Caleg yang tidak mensosialisasikan pasangan tersebut.
"Karena calegnya akan perpikir bahwa mereka bukan bagian dari timses Capres, apalagi Capresnya diprediksi bakal kalah, Jadi mereka cari aman dan tidak melakukan sosialisasi Capresnya. Misalnya, Caleg PKS yang menggelar bazar murah, mereka lakulan atas nama diri sendiri, bukan mensosialisasikan Capresnya, akhirnya yang terjadi suara partai dan pilpres tidak selaras," papar Efriza. ***
Sumber : kpu.go.id
Waktu : Selasa (20/2) Pukul 20:00 WIB
Progres : 304 dari 705 TPS (43,12 persen)
Dapil : DPRD Kota Depok Dapil I (Pancoranmas)
1. SUPRIATNI (Golkar) : 3.041 suara (Petahana)
2. IMAM MUSANTO (PKS) : 2.887 suara (Petahana)
3. HAFID NASIR (PKS) : 1.632 suara (Petahana)