utama

Separo Penerbangan Garuda Terlambat : Rute Berubah, 60 Kloter Haji Pulang dari Bandara Madinah

Selasa, 21 Mei 2024 | 10:20 WIB
Keceriaan para calon jamaah haji pada keberangkatan kloter 21 atau kloter kedua asal Kota Depok di Kampus UIII, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Senin (20/5). (ANDIKAEKA/RADARDEPOK)

RADARDEPOK.COM–Juru Bicara Kementerian Agama (Kemenag) Anna Hasbie menyayangkan tingginya angka keterlambatan penerbangan pada pekan pertama, terutama oleh maskapai Garuda Indonesia.

Berdasar hasil evaluasi Kemenag, hingga kemarin (20/5) sudah ada 152 kloter yang diterbangkan ke Tanah Suci. ’’Satu pekan pertama, persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5 persen,’’ terang Anna di Jakarta kemarin. Jika diperinci, dari 80 penerbangan, 38 pesawat mengalami keterlambatan. Bahkan, ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Jika ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. ’’Ini tentu sangat disayangkan. Kita sudah memberikan teguran tertulis agar ke depan diperbaiki,” tegasnya.

Baca Juga: Dapatkah Miller Menyelamatkan Dirinya dari Ancaman dan Mengungkap Konspirasi Pada Film The Veteran di Bioskop Trans TV

Sebagaimana diketahui, Indonesia tahun ini mendapat kuota 241.000 jemaah. Terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus. Jemaah haji reguler diterbangkan dengan dua maskapai, Garuda Indonesia dan Saudia Airlines. Maskapai pertama akan memberangkatkan 109.072 jemaah yang tergabung dalam 294 kloter. Sisanya, 260 kloter, diterbangkan dengan Saudia Airlines. ’’Saudia Airlines dalam sepekan ini mengalami keterlambatan pemberangkatan hingga 18,06 persen dari total 72 penerbangan. Total keterlambatan mencapai 4 jam 7 menit. Saya harap peristiwa keterlambatan bisa terus ditekan,” sebut Anna.

Selain soal keterlambatan penerbangan, ada 60 kloter yang terancam melakoni penerbangan tidak sesuai dengan penetapan rute. Mereka seharusnya kembali ke tanah air dari Bandara Jeddah. Namun, mereka kini harus naik pesawat dari Bandara Madinah. Hal itu memicu kekhawatiran jemaah akan mengalami kelelahan. Sebab, mereka harus menempuh perjalanan delapan jam ke Madinah.

Kloter penerbangan haji yang tidak sesuai dengan rute tersebut terungkap dalam rapat Komisi VIII DPR dengan Kemenag, Kemenhub, Garuda Indonesia, dan Saudia Airlines di Jakarta kemarin.

Baca Juga: Hari Kedua Penilaian 236 Lahan UIII di Depok, Masyarakat Antusias Terima Tim KJPP

Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi memberikan contoh, di embarkasi Solo ada 35 kloter yang berangkat lewat Madinah, tetapi nanti pulangnya lewat Madinah juga. ’’Biasanya kan kalau berangkat dari Madinah, pulangnya lewat Jeddah,’’ katanya.

Menurut Ashabul, rute penerbangan jemaah haji yang tidak sesuai dengan rencana tersebut berpotensi menimbulkan dampak negatif. Misalnya, harus keluar biaya untuk sewa hotel di Madinah. Kemudian, jemaah juga harus melakoni perjalanan panjang sekitar delapan jam dari Makkah ke Madinah.

Perjalanan yang cukup lama itu dilakukan ketika jemaah baru saja melakoni puncak ibadah haji. Selain itu, perubahan rute tersebut otomatis berdampak pada biaya sewa bus. Panitia haji wajib menyiapkan bus antarkota yang membawa jemaah dari Makkah menuju Madinah.

Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memberikan penjelasan mengenai penerbangan haji yang tidak sesuai dengan rute tersebut. ’’Masih ada 60 slot pemulangan yang tidak sesuai dengan rencana awal kita,’’ katanya. Menurut Irfan, pengaturan slot tersebut menjadi kewenangan General Authority Civil Aviation (GACA) Arab Saudi.

Baca Juga: Resep Kebugaran Hardjo Mislan, Jemaah Haji Tertua Indonesia : Rajin Salat Malam serta Puasa Senin hingga Kamis dan Ayyamul Bidh

Irfan mengatakan, ada kloter penerbangan yang seharusnya pulang dari Jeddah, tetapi mendapatkan slot penerbangan di Madinah. Dia menegaskan, Garuda Indonesia akan bertanggung jawab terkait munculnya segala biaya dari perubahan tersebut. Mulai penyiapan bus sampai akomodasi di Madinah.

Antisipasi Kepadatan di Muzdalifah

Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief menyampaikan skenario mencegah terjadinya kepadatan jemaah di Muzdalifah saat puncak ibadah haji. Hilman mengatakan, skenario yang disiapkan adalah jemaah dari maktab 57 sampai 73 di Arafah nanti tidak turun di Muzdalifah. Tetapi, langsung menuju Mina. Jumlah total jemaah 49.820 orang. ’’Pemilihan maktab 57–73 karena berada di ujung area Mina,’’ katanya.

Halaman:

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB