Tadan Rustandi mengatakan, hal tersebut juga terlihat di beberapa tetangga Kota Depok Seperti Kota Bogor dan Kota Bekasi yang telah berhasil menerapkan sistem layanan buy the servis (BTS).
“Di Bogor saja sekarang sudah cukup bagus, di Bekasi saat launcing terdapat 300 penumpang, saat ini sudah mencapai 1.500-1.700 penumpang dalam waktu 6 bulan,” ucap Tadan Rustandi.
Natinya, ujar Tadan Rustandi, seiring berjalanya waktu akan ada penambahan koridor BisKita di kota. Namun, hal ini akan melihat keberhasilan dalam penggunaan layanan tersebut.
“Secara perencanaanya, Kota Depok memiliki 4 koridor, jika koridor ini berhasil pastinya akan segera ditambah,” tutur Tadan Rustandi.
Selain itu, Tadan Rustandi menuturkan, untuk tarif dari BISKITA akan secara bertahap. Yakni, akan digratiskan sekaligus sosialiasi dan BPTJ Bersama Dishub Kota Depok akan membuat kajian terkait kemampuan daya beli masyarakat,
“Seperti di Bogor, kemampuan daya beli masyarakatnya ada di Rp4 ribu,” kata Tadan Rustandi.
Jika sudah bertarif, kata Tadan Rustandi, akan ada segmentasi seperti untuk lansia, pelajar, disabilitas dan masyarakat biasa akan mendapatkan tarif yang berbeda.
“Tapi untuk tarif kita tunggu hasil kajian bersama kami,” ujar Tadan Rustandi.
Tadan Rustandi mengatakan, telah mendorong Dishub Kota Depok agar menyelesaikan berbagai sarpras dari BisKita Trans Depok, salah satunya beberapa halte atau tempat naik turun penumpang sedang di bangun.
“Kami sudah mendorong Dishub Kota Depok, bahwa itu harus sudah selesai sebelum dilakukanya pencuran BisKita di Kota Depok,” ungkap Tadan Rustandi.
Namun, yang terpenting adalah saat ini adalah kegiatan soialiasi yang akan terus kencangkan. Baik dari kalangan masyarakat, maupun masyakat.
“Dalam sosilaisasi ini kami adakan tiga segmen, yakni di kalangan pemerintah, masyarakat sekitar dan kalangan pelajar atau mahasiwa,” tutur Tadan Rustandi. ***