Baca Juga: Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono : Tiga Dimensi Hikmah Lebaran
"Barang bukti yang kami amankan sementara, ada beberapa bungkus rokok di sekitar TKP, untuk pakaian atau alat yang diduga untuk membungkus korban ini masih kami cari lagi. Besok pagi (Hari ini) akan kami maksimalkan," jelas dia.
Dia menduga, jasad perempuan itu sudah berdiam disekitar lokasi selama lima sampai tujuh hari. Saat ditemukan, sebagain tubuh korban sudah mengalami pembusukan.
"Kemungkinan mayat tersebut dibuang sekitar seminggu disitu dalam keadaan tanpa busana," terang Yogen.
Baca Juga: PKS Depok Partai Pertama Daftarkan Bacaleg ke KPU, Siap Borong Kursi Dewan
Lebih dalam, kata Yogen menyebut, korban ditemukan dengan kedua tangan seperti terikat ke belakang. Namun, pihaknya tidak menemukan ikatan pada tangan korban.
"Setelah kami cek, memang posisi seperti terikat ke belakang ya, namun tidak ada ikatan disana, hanya diposisikan tangan ke belakang. Habis itu langsung ditutupi oleh gedebong pisang yang disitu juga karena memang terlihat ada bekas potongan dari pohon pisang," papar dia.
Soal bekas luka, beber dia, kondisi jasad itu membuat pihaknya kesulitan untuk mengetahui penyebab kematian. Sebab, kondisi tubuh korban yang mulai membusuk.
Baca Juga: Pakai Serba Oranye, Dian Nurfarida Siap Tambah Kursi PKS Depok di Dapil Pancoranmas
"Kami belum tahu, kami belum dapat memastikan. Karena banyak luka-luka yang apakah luka tersebut karena kekerasan dari pelaku. Atau memang karena hujan juga kemarin, sehingga kami belum bisa pastikan dulu," jelas Yogen.
Saat ini, ungkap Yogen, pihaknya sudah membawa jasad korban ke RS Polri, Kramat Jati untuk dilakukan proses identifikasi.
Agar, aparat kepolisian dapat mengantongi identitas korban serta mengetahui penyebab kematiannya.
Baca Juga: Pelunasan Biaya Haji Depok Diperpanjang 12 Mei
"Karena pembusukan-pembusukan, kami masih belum bisa memastikan penyebab kematian, sementara kami akan kirim mayat tersebut ke RS Polri untuk melakukan indetifikasi, termasuk mungkin akan ada pengambilan sidik jari," tutup dia. (***)
Jurnalis : Gerard Soeharly