RADARDEPOK.COM – Bersuara soal kisruh PPDB. Anggota DPRD Jawa Barat, M Faizin menerangkan, semua anak berhak masuk sekolah yang diinginkan, tetapi sekolah yang kini terbatas, kelas yang terbatas, dan bangku yang terbatas membuat semua orang berbondong-bondong memperebutkan masuk sekolah negeri.
Baca Juga: Begini Cara Caleg PKB Depok Dapil 2, Fahmi Khaidir Edukasi Pemilih
Karena harapannya sekolah negeri itu bisa lebih murah, pendidikannya terjamin, serta fasilitasnya juga mencukupi.
"Selama ini Gubernur mewacanakan sekolah gratis untuk SMP, SMA di Jawa Barat. Tetapi faktanya anggaran tidak mencukupi," ujar M Faizin.
Baca Juga: Tina Toon Menikah, Ngaku Tidak akan Menunda Kehamilan
M Faizin menjelaskan, APBD tidak mencukupi, dan hanya bisa memberikan bantuan ke siswa sekitar Rp700 ribu setahun untuk tiap siswa. Sementara biaya pendidikan satu anak setiap tahun, Rp500 ribu/orang tiap bulan.
"Akhirnya masyarakat salah paham, sehingga semua berbondong-bonsong masuk sekolah negeri," jelas M Faizin.
Baca Juga: J Trust Bank Beri Fasilitas KPR untuk Sembawang Aparthouse
Menurut M Faizin, solusinya pemerintah kedepan bisa memberikan dan menambah pembukaan sekolah baru, dan melakukan pembangunan ruang-ruang kelas. Sehingga sekolah bisa menampung lebih dari kebutuhan yang ada.
"Hal itu butuh anggaran yang besar dan tidak mudah, saya kira kedepanya kami bisa menstandarkan pendidikan, bagaimana sekolah-sekolah swasta yang ada juga mempunyai standar yang sama dan keterjaminan masuk ke perguruan tinggi juga sama antara swasta dan negeri," tutur M Faizin.
Baca Juga: PLN UP3 Depok Lakukan Penyalaan Pasang Baru di PT Indo Berlian Cemerlang
Politikus PKB ini menambahkan, saat ini fokusnya bagaimana penerima subsidi adalah orang-orang yang memang membutuhkan, dan kesetaraan antara sekolah swasta dan negeri baik sisi kualitas, fasilitas, dan kesetaraan masuk univesitas dan dunia kerja yang sama. Agar anak-anak tidak hanya mengejar masuk sekolah negeri.
"Jika itu benar dilakukan, maka akan menjadi solusi dari masalah pendidikan yang ada," tukas M Faizin. (mg1)
Jurnalis : Tiara Anzani