MENCEKAM: Tim Sat Brimob Polda Jabar saat adu tembak dengan terduga pelaku bom panci ke dalam kantor Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Senin (27/2). Radar Bandung For Radar DepokRADAR DEPOK.COM, Bandung – Polisi berhasil melumpuhkan pelaku bom panci di Taman Pandawa Kelurahan Arjuna, Cicendo, Bandung, Senin (27/2). Informasi yang dihimpun, pelaku diketahui bernama Yayat Cahdiyat, warga Kampung Cukanggenteng RT 003/001 Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.
Pria kelahiran Purwakarta, 24 Juni 1975 itu berprofesi sebagai penjual bubur sumsum. Pelaku melemparkan bom panci ke Taman Pandawa pada Senin (27/2).
“Bom panci low explosive diledakkan pelaku,” ujar Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan.
Setelah bom meledak, pelaku berlari ke Kantor Kelurahan Arjuna Cicendo untuk bersembunyi. Aparat keamanan pun langsung melakukan pengepungan di Kantor Kelurahan Arjuna. Merasa terdesak, pelaku akhirnya melepaskan tembakan, sehingga terjadi baku tembak antara pelaku dan polisi.
Tak hanya itu, pelaku juga sempat membakar perpustakaan di lantai dua kantor Kelurahan Arjuna. Petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Sekitar dua jam dikepung, pelaku akhirnya berhasil dilumpuhkan. Peluru petugas bersarang di tubuhnya hingga jatuh terkulai.
“Kita bersyukur tidak ada korban dari masyarakat,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polr.
Selain itu, Tim Densus 88 Antiteror menggeledah rumah kontrakan yang ditinggali Yayat Cahdiyat pelaku bom panci di Bandung. Tiga dus dan sebuah panci dibawa petugas.
Penggeledahan di rumah RT04/RW08 Kampung Ciharashas, Desa Sirnagalih, Cilaku, selesai sekitar pukul 16.30 WIB, Selasa (27/2). Polisi membawa benda dalam tiga dus yang dilakban dan panci berukuran besar. Barang-barang yang disita langsung dibawa ke Mapolres Cianjur.
"Dia tinggal bersama keluarga, namun saat penggeledahan istrinya tidak ada di tempat. Informasinya dia sudah tinggal selama dua bulan di kontrakan itu," kata Kapolres Cianjur AKBP Arif Budiman kepada wartawan di lokasi.
Namun polisi tidak menyebutkan barang-barang dalam dus yang dibawa petugas. Garis polisi masih terpasang dekat rumah kontrakan untuk membatasi gerak warga sekitar. Sementara itu Ketua RT04 Mustofa menyebut pihaknya tak menyangka Yayat Cahdiyat alias Abu Salam merupakan pelaku peledakan bom panci di Taman Pendawa, Kota Bandung. Yayat kemudian tewas dalam penyergapan polisi dan jasadnya dibawa di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Orangnya tertutup, paling banter hanya saling sapa tapi nggak banyak ngobrol. Kadang suka ketemu di masjid," ujarnya.
Mustofa mengaku kaget dengan informasi Yayat adalah pelaku bom panci di Bandung. Saat datang ke kontrakan, Yayat melapor namun tidak memberikan KTP.
Terpisah, Kepala Desa Cukanggenteng, Hilman Yusuf menjelaskan Yayat beserta istri dan tiga anaknya tinggal di desa tersebut sejak 2011 hingga 2012 atau satu tahun. Mereka datang ke Desa Cukanggenteng dengan menyertakan dokumen berupa kartu keluarga dan surat pindah dari Kabupaten Purwakarta, Jabar. "Jadi mereka sempat ngontrak rumah," ucap Hilman saat dikonfirmasi via telepon, Senin (27/2).
Selama tinggal di desa itu, rupanya Yayat dan keluarga belum mengurus kepemilikan KTP. Menurut Hilman, sosok Yayat sudah tak terlihat batang hidungnya sejak 2012. Begitu juga keluarganya. Hilman menuturkan, pada 2012 ia menerima surat dari Mabes Polri soal penangkapan Yayat.
Setelah menerima surat tersebut, Hilman bergegas mengecek ke rumah Yayat. "Waktu itu saya ke sana (kontrakan Yayat) tidak ada siapa-siapa, sudah pindah," Hilman menambahkan.
Soal Yayat memiliki KTP sesuai domisili tinggal di Desa Cukanggenteng, Hilman menyatakan, disinyalir Yayat diam-diam mengurus e-KTP. "Dia (Yayat) mungkin sempat datang ke tempat perekaman e-KTP. Saya tidak dapat memprediksi kapan ia difoto (untuk e-KTP)," ujar Hilman.
Sekadar diketahui, Yayat merupakan residivis yang divonis tiga tahun penjara karena pernah ikut latihan teror di Janto, Aceh Besar, pada 2011. Setelah bebas, rupanya Yayat kembali ke Desa Cukanggenteng untuk mendapatkan KTP.
Camat Pasirjambu Purnama mengatakan Yayat melakukan perekaman data e-KTP pada 2015. "Tiba-tiba datang, bikin KTP di sini. Setelah dapat KTP, dia pergi nggak tahu ke mana.
Tahu-tahu ada kejadian sekarang (bom panci yang pelakunya Yayat)," kata Purnama via telepon. (one/ps/yuz/JPG/dtc)