Ust. Mc.Munawar Muhson SQ (PC JQH NU Depok)
Cinta Tanah Air adalah dua buah kata, yaitu cinta dan tanah air. Cinta adalah suatu rasa mengasihi dan menyayangi, bangga, semangat, kekuatan dan iman yang muncul dari diri seseorang. Tanah Air adalah suatu ungkapan atau istilah yang digunakan untuk menyebut seluruh wilayah dimana kita lahir dan menetap,sebagaimana Imam Al-Jurjani mendefiniskan hal ini dengan istilah al-wathan al-ashli yaitu tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya.
“Al-wathan al-ashli adalah tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya,” (Ali bin Muhammad bin Ali Al-Jurjani, At-Ta`rifat,halaman 327).
Dari definisi ini maka dapat dipahami bahwa tanah air bukan sekadar tempat kelahiran tetapi juga termasuk di dalamnya adalah tempat di mana kita menetap.
Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan. Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan. Cinta tanah air juga bisa disebut rasa nasionalisme.
Nasionalisme merupakan kesadaran berbangsa dan bernegara, menumbuhkan cinta terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan negara. Akhir akhir ini ada seseorang yang dengan lantangnya mengatakan bahwa mencintai tanah air tidaklah penting karena tidak ada dalilnya, walaupun dalam hati penulis berharap kalimat tersebut terlontar karena kekhilafan semata. Apakah benar demikian?
Kesimpulannya adalah bahwa mencintai tanah air bukan hanya karena tabiat, tetapi juga lahir dari bentuk keimanan kita. Karenanya, jika kita mengikrarkan diri sebagai orang yang beriman, maka mencintai Indonesia sebagai tanah air yang jelas-jelas penduduknya mayoritas Muslim merupakan keniscayaan. Inilah makna penting pernyataan hubbul wathan minal iman (Cinta tanah air sebagian dari iman).
Konsekuensi, jika ada upaya dari pihak-pihak tertentu yang berupaya merongrong keutuhan NKRI, maka kita wajib untuk menentangnya sebagai bentuk keimanan kita. Tentunya dalam hal ini harus dengan cara-cara yang dibenarkan menurut aturan yang ada karena kita hidup dalam sebuah negara yang terikat dengan aturan yang dibuat oleh negara. Akhirnya, cintailah negeri kita dengan terus merawat dan menjaganya dari setiap upaya yang dapat menghancurkannya.
Imam Fakhruddin Ar Razi memiliki pandangan yang bagus dalammemberikan dalil dari Al Qur’an terkait cinta tanah air, yang menegaskan bahwa cinta tanah air adalah dorongan fitrah yang sangat kuat di dalam diri dan jiwa manusia. Beliau mengatakan hal itu ketika menafsirkan firman Allah SWT dalam Surat Annisa ayat 66, yang artinya “Dan sesungguhnya Jika seandainya Kami perintahkan kepada mereka(orang orang munafiq):"Bunuhlah dirimu atau keluarlah dari kampungmu” niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sbagian kecil dari mereka.."
Imam Fakhruddin Ar Razi berkomentar, ” Allah menjadikan tingkatan meninggalkan kampung halaman setingkat dengan bunuh diri” (Tafsir AlKabir. hal.165)
Seakan Allah SWT berfirman : “Seandainya Aku perintahkan kepada mereka salah satu dari dua kesulitan terbesar di alam semesta, pasti mereka tidak akan melakukannya. Dua kesulitan terbesar di alam semesta itu adalah bunuh diri atau meninggalkan kampung halaman”. Meninggalkan kampung halaman, bagi orang yang berakal adalah hal yang sangat sulit dilakukan, sama sakitnya seperti bunuh diri. Hal ini menunjukkan bahwa kecintaan pada tanah air mempunyai makna yang sangat dalam bagi diri manusia.
Imam Mulla Ali Al Qary dalam Miqat Al Mafaatih mengatakan “Meninggalkan tanah air adalah ujian yang sangat berat. Karenanya, pembunuhan yang disebut dalam firman Allah SWT : “Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan (QS Al Baqarah : 191)”, ditafsirkan dengan mengeluarkan seseorang dari tanah airnya. Karena ayat ini urutannya setelah firman Allah SWT : “..Dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusir kamu (QS Al Baqarah : 191)”.
Kitab Haqqul Mubin, Syaikh Dr.Usamah Sayyid Al-Azhari
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian (QS.2:126)
Nabi Ibrohim berdoa untuk tanah airnya : Menjadi negeri yang aman sentosa, Penduduknya Dilimpahi rizqi, Penduduknya Iman kepada Allah dan hari akhir. Ini menunjukkan Nabi Ibrohim adalah seseorang yang begitu mendalam Cintanya akan tanah airnya.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Anas, bahwa Nabi SAW. ketika kembali dari bepergian dan melihat dinding-dinding Madinah, beliau mempercepat laju untanya. Dan apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah." (HR. Al-Bukhari, Ibn Hibban dan al-Turmudzi). Dalam Fath al-Bari, Jilid III, hal. 621, al-Hafidz Ibnu Hajar menyatakan, "Hadits ini menunjukkan keutamaan kota Madinah dan disyariatkannya cinta tanah air."
Kemudian hikmah berhaji dan pahalanya yang besar karena mendidik jiwa menjadi lebih baik dengan meninggalkan tanah air dan keluar dari kebiasaannya. Dalam kitab al-Dakhirah, hal. 194, al-Qarafi menyatakan, "Manfaat haji adalah mendidik diri dengan meninggalkan tanah air."
Dalam Hilyat al-Awliya',hal. 380, Abu Nu'aim meriwayatkan dengan sanadnya kepada pimpinan kaum zuhud dan ahli ibadah, Ibrahim bin Adham, ia berkata, "Saya tidak pernah merasakan penderitaan yang lebih berat daripada meninggalkan tanah air." Ini menunjukkan orang-orang yang soleh senantiasa mencintai tanah airnya.
Dengan bersama2 seluruh elemen masyarakat kita harus terus berupaya untuk memupuk dan menanamkan cinta tanah air kepada orang-orang terdekat kita lebih-lebih pada anak kita. Penanaman cinta tanah air sejak dini membuat nasionalisme pada anak semakin melekat hingga dewasa. Semoga kita dan keluarga kita bisa memiliki semangat menjaga dan Cinta tanah air yang luarbiasa kekayaannya ini. Aamiin (*)