utama

Buruh Depok Tolak TKA

Sabtu, 28 April 2018 | 10:20 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
SIAP BERAKSI : Siluet sejumlah buruh saat berkumpul untuk memperinngati Hari Buruh atau May Day di kawasan Jalan Raya Nogor, KM 32, Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos. DEPOK - 1 Mei menjadi hari yang paling ditunggu buruh di Indonesia. Tak terkecuali perkumpulan buruh di Kota Depok. Tahun ini, buruh asal Kota Depok akan mengirimkan perwakilannya ke Jakarta untuk mengikuti aksi May Day (Hari Buruh Nasional), di Bundaran Hotel Indonesia. Tidak hanya menggelar aksi, masa buruh juga akan meminta tuntutan kepada pemerintah demi kesejahteraan para buruh. Sekjen Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Depok, Wido Pratikno mengaku, akan mengirim perwakilannya ke Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta sebanyak 150 orang. Buruh dari Kota Depok meminta pemerintah menurunkan harga beras, listrik, dan BBM. Para buruh juga menyatakan, menolak tenaga kerja buruh kasar asal China dan mencabut Pepres No20 tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA). “Selain itu hapus outsourcing dan pilih presiden pro buruh. Itulah tuntutan dalam May Day,” kata Pratikno kepada Harian Radar Depok, kemarin. Dia mengatakan, anggota dari FSPMI Kota Depok akan berkumpul di PT Xacti, yang berada di Jalan Raya Jakarta Bogor KM 32, Kelurahan Sukamaju Baru, Tapos. “Kami akan bertolak dari Jalan Raya Jakarta Bogor, kami belum tahu yang akan berangkat dari serikat buruh lain, nanti saja ketemu di HI,” jelas Pratikno. Sementara itu, Kabag Ops Polres Depok, Kompol Hari Agung Julianto mengatakan, belum mempersiapkan pengamanan dalam pelaksanaan May Day, Selasa (1/5) mendatang. “Nanti itu, kita tunggu atasan dulu,” singkat Hari. Terpisah, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengatakan, tak mempersiapkan antisipasi secara khusus menghadapi kemungkinan adanya aksi besar-besaran para buruh. Pasalnya dia yakin May Day bakal berlangsung kondusif. "Nggak ada (antisipasi khusus). May Day is fun day. Karena ini kan perayaan dan kemenangan perjuangan buruh dan saya pengen teman-teman buruh itu bisa merayakan dengan riang gembira," ujarnya. Kenapa penting merayakan dengan riang gembira, kata Hanif agar para buruh bisa memotivasi diri mereka menjadi lebih baik dan menumbuhkan optimisme. "Misalnya kalau berjuang sambil nggak happy itu kan artinya pesimis, jadi kurang termotivasi, cara-cara perjuangannya jadi kurang canggih misalnya begitu" lanjutnya. Maka itu, kata Hanif pemerintah ingin mendorong perayaan hari buruh bisa dilaksanakan dengan hal-hal positif. "Kita ingin mendorong May Day dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Yang mau demo monggo silahkan selama tertib dan memenuhi aturan. Yang mau mancing monggo, yang mau jalan santai monggo, yang mau luangkan waktu sama keluarga monggo. Jadi yang positif-positif lah," tutur Hanif. Selain itu, dia menginginkan sesama buruh agar saling menghargai cara mereka merayakan May Day. "Jangan ada misalnya yang merasa paling benar. May Day yang paling benar adalah demo misalnya. Itu yang punya keyakinan begitu monggo silahkan saja. Tapi kalau ada teman-teman buruh yang lain yang merayakan dengan cara yang lain kemudian dianggap misalnya salah, itu yang nggak boleh," tambahnya. Gerakan Buruh untuk Rakyat (Gebrak) akan menggelar aksi demonstrasi May Day atau hari buruh Internasional pada 1 Mei 2018. Rencananya, aksi tersebut akan diikuti 150.000 buruh di 18 provinsi dan 30.000 buruh di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Total akan ada 35 organisasi buruh yang akan turut serta dalam aksi demonstrasi tersebut. "Untuk di Jabodetabek akan dipusatkan ke Istana Merdeka," ujar Juru Bicara Gebrak, Damar Panca. Menurut Damar, rute yang akan dilalui massa demonstran mulai dari bundaran Hotel Indonesia, kantor International Labour Organization (ILO) di Jalan MH Thamrin. Lalu, Bundaran Patung Arjuna Wijaya atau juga disebut patung Kuda dan kantor Mahkamah Konstitusi serta kantor Radio Republik Indonesia. Kemudian, long march massa demonstran akan berakhir di depan Istana Merdeka. "Kumpul jam 09.00 WIB di Bundaran HI. Kami mengajak seluruh elemen buruh dan elemen rakyat bersama-sama untuk aksi," kata Damar. Wakapolri, Komjen pol Syafruddin meminta seluruh organisasi buruh memperingati Hari Buruh se-Dunia atau May Day, di daerahnya masing-masing. "Boleh saja menggelar aksi dalam rangka May Day. Tetapi alangkah lebih baik dilaksanakan di daerah masing-masing. Misalnya buruh Tangsel aksinya di Tangsel saja," kata Syafrudin, Jumat (27/4). Menurutnya, hal tersebut jauh lebih efektif sebab ketentuan ketenagakerjaan sudah ada pada masing-masing daerah. Meskipun tidak ada larangan khusus untuk aksi May Day dilakukan bersama-sama di Jakarta. Sementara, sampai saat ini beberapa laporan untuk melakukan aksi May Day sudah masuk ke Markas Polda ataupun pusat. Jadi, saat ini polisi akan menyiapkan aparat untuk melakukan pengawasan dan pengamanan terkait aksi May Day nanti. "Memang laporan sudah saya terima mengenai adanya aksi di daerah-daerah. Kepolisian sudah menyiapkan tim gabungan. Tidak ada kendala mengantisipasi Mayday," tandas dia.(jpc/cr2/hmi)

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB