AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK PENDAFTARAN PPDB SMA : Sejumlah orang tua dan calon siswa sedang melakukan Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 2 Depok, Jalan Gede Raya, Kelurahan Abadijaya, Keamatan Sukmajaya, Senin (4/6).DEPOK – Hari pertama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2018-2019 pada jenjang SMA/SMK/SLB di Kota Depok membeludak, kemarin (4/6). Salah satunya terjadi di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Kota Depok.
Di SMA Negeri 1 Kota Depok, sekitar 300-an orang tua mendatangi sekolah yang terletak di Jalan Raya Nusantara, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoranmas tersebut untuk mendaftarkan anaknya. Ketua panitia PPDB di SMAN 1, Subejo mengatakan, tahun ini pihaknya menerima sembilan rombel, yang masing-masing rombel berisi 36 siswa. Sehingga total ada 324 siswa diterima di SMAN 1.
“Pembagiannya kan ada beberapa jalur, Jalur warga penduduk setempat (WPS), jalur Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) kemudian jalur PMG dan ABK. Kemudian jalur prestasi,” kata Subejo saat ditemui Radar Depok, Senin (4/6).
Subejo menjelaskan, masing-masing jalur tersebut memiliki porsi antara lain untuk WPS 10 persen, KETM 20 persen, PMG dan ABK 5 persen dan terakhir jalur prestasi 10 persen. “Total itu semua ada 60 persen di jalur awal ini,” jelasnya.
Jika masing-msaing kuota tersebut tidak terpenuhi hingga batas waktu yang ditentukan, kata Subejo, pihaknya otomatis akan membuka kembali pendaftaran hingga seluruh kuota terpenuhi dengan tetap memperhatikan syarat dan prasyarat yang berlaku. “Jadi sistem akan otomatis memberikan informasi jika kuota tidak terpenuhi, tetapi hari ini saya bikin nomor antrian 250 sudah habis, mudah-mudahan kuota terpenuhi,” lanjutnya.
Subejo menjelaskan, untuk penerimaan tahap awal, masing-masing jalur memiliki persyaratan yang berbeda-beda. Diantaranya surat keterangan tidak mampu untuk jalur KETM, bukti kartu keluarga (KK) yang telah diperbaharui minimal 6 bulan kebelakang untuk jalur WPS, bukti-bukti sertifikat untuk jalur prestasi.
“Untuk jalur prestasi, tergantung sekolahnya, kalau di sini, prestasi sains yang prioritas tahun lalu. Tapi tahun ini ditambah dengan olahraga, seni, dan lain-lain,” kata Subejo.
Dalam penerimaan jalur WPS, Subejo mengatakan, ada penilaiannya tersendiri tergantung jarak tempat tinggal siswa dengan sekolah. “Untuk jarak ada tabelnya. Saya kurang tahu pasti tapi kalau yang jarak terdekat itu skornya 400 terus turun sekitar 10 poin per 100 meter,” kata dia.
Hal itu, kata Subejo, sudah termaktub dalam Peraturan Gubernur yang diterbitkan bulan Mei lalu. Pihak sekolah pun telah melakukan sosialisasi melalui papan pengumuman sekolah. “Warga sudah banyak yang tahu soal sistem baru ini, meski ada beberapa yang belum paham, kita sediakan ruang informasi,” lanjut dia.
Jalur NUHN lanjut Subejo, juga bisa diikuti oleh siswa yang tidak diterima melalui penerimaan jalur awal pada saat pengumuman tanggal 30 Juni mendatang. “Jadi kalau yang nggak lolos di jalur pertama ini, bisa coba lagi, masih diberikan hak pada pendaftaran jalur NHUN,” tegasnya.
Subejo mengatakan, proses pendaftaran hari pertama, antusiasme masyarakat yang mendaftar melebihi target sekolah yang membatasi 100 siswa perharinya. “Tadinya kita membatasi 100 orang perhari, tapi tadi kami buka sebanyak 250, meski banyak siswa yang belum tercover dan dilanjutkan besok,” imbuhnya.
Melihat antusias masyarakat, Subejo mengatakan, adanya peningkatan yang sangat signifikan terhadap siswa baru yang akan masuk ke SMAN 1. Meski begitu, hingga saat ini pihaknya masih belum menemui kendala terhadap proses PPDB.
Terpisah, Wakil Kepala SMA Negeri 2 Bidang Humas, Haryanto mengatakan, hari pertama PPDB tahap awal ini, pihaknya mengeluarkan 250 formulir yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Membeludaknya calon peserta didik, kata Haryanto didominasi oleh WPS hampir 130 pendaftar.
“Padahal sudah diberitahu kalau yang jaraknya diatas 1 kilometer berat saingannya. Karena kita kan hanya bisa menampung 10 persen dari total siswa jadi hanya sekitar 30an anak,” kata Haryanto.
Sama dengan SMAN 1, kuota di SMAN 2 sebanyak sembilan rombel dengan masing-masing kelas berisi 36 siswa sehingga total sekitar 320an siswa. “Dalam peraturannya si boleh sampai 12 rombel tapi tergantung sekolahnya juga dapat menampung berapa,” lanjut Haryanto.
Guna mengantisipasi membeludaknya pendaftar, lanjut Haryanto, pihaknya sampai membuat nomor antrean yang hanya berjumlah 250 nomor antrian sesuai dengan jumlah formulir. “Memang kita batasi per harinya, karena kan ini dibagi hingga 4 hari kedepan,” kata dia.
Untuk jalur prestasi, di SMAN 2 menerima siswa yang memiliki prestasi di Olimpiade Siswa Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), dan FLS2SN (seni). Namun, sertifikat diupayakan yang ditandatangani oleh Kemendikbud atau Kemenag untuk madrasah. “Itu dilakukan supaya nilainya besar, tapi nanti dilihat juga tingkatannya apakah Kota, Provinsi, Nasional, atau Internasional,” lanjut dia.
Haryanto mencontohkan teknis penilaiannya, jika sertifikat yang ditandatangani Kemendikbud atau Kemenag Juara Internasional kategori tunggal mendapatkan poin 180, kalau dari kejuaraan induk organisasi tingkat Internasional 170 poin. “Semua yang mereka bawa berkasnya pasti ada nilainya, tapi tergantung bobot nilainya. Untuk jalur prestasi mereka lampirkan sertifikat atau piagam kejuaraan,” katanya.
Jika terjadi nilai sama antar siswa, kata Haryanto, pihaknya akan menilai dari tinggi rendahnya NHUNnya. Jika salah satu di antaranya terdapat perbedaan nilai, otomatis nilai terendah akan gugur dengan sendirinya. “Kalau masih sama juga nilai NHUNnya, jadi dilihat dari nilai setiap mata pelajaran, berurutan dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan lain-lain. Ini adalah jalan terakhirnya,” beber Haryanto.
Lebih jauh Haryanto mengatakan, Untuk teknis jalur WPS, orang tua membawa KK minimal 6 bulan terakhir serta surat domisili. Jika baru menetap kurang lebih 6 bulan akan diberi skor 3, namun jika lebih dari 6 bulan diberi skor 6. “Jarak juga menjadi nilai, jika siswa yang jarak rumah ke sekolah 0-500m akan diberikan poin 400, kalau 500m-1000m poinnya 395,” kata dia.
Untuk PMG, Haryanto mengatakan, seleksi dimulai dari anak guru TK hingga SMA, syaratnya hanya dengan menunjukkan sertifikat pendidik.
Selain itu, terdapat perbedaan dari sisi teknis PPDB tahun ini. Yakni perhitungan penambahan jumlah nilai dengan sistem zonasi dan prestasi. Kepala SMK Negeri 2 Kota Depok, Tatang Komarudin menyebutkan, perhitungannya 70 persen dari Nilai Hasil Ujian Nasional (NHUN), dan 30 persen dari sitem zona.
“Sistem zona sesuai jarak domisili dengan sekolah tujuan. Sedangkan sistem prestasi sesuai tingkatan prestasi yang diraih dalam lomba, tingkat kota/kabupaten hingga nasional,” ungkap Tatang kepada Radar Depok, kemarin (4/6).
Selain itu lanjut Tatang, penambahan nilai berdasarkan zona dan prestasi bukan sekolah yang menentukan, melainkan sudah dihitung secara online. Artinya, PPDB tahun ini semi online, mendaftar langsung ke sekolah dan diumumkan pada 30 Juni 2018. “Verifikasi dan uji kompetensinya digelar 25, 26, dan 28 Juni 2018,” kata Tatang.
Sedangkan jalur Penghargaan Kemaslahatan Guru (PMG) tidak ada perbedaan, guru negeri atau swasta intinya guru tersebut sudah mendapatkan sertifikasi, kuotanya pun hanya 5 persen berbagi presentasi dengan anak berkebutuhan khusus (ABK).
Lanjut pada PPDB untuk pendaftaran dengan NHUN, dilangsungkan pada 5, 6, 7, dan 9 Juli 2018, dan pengumumannya pada 12 Juli 2018. “Sekolah menyesuaikan saja antara PMG dan ABK, tetapi dari kedua tersebut siswa yang diterima jumlahnya lima persen. Misalkan tiga persen PMG dan dua persen ABK,” kata Tatang.
Di SMKN 2 Depok tahun ini, menerima 13 rombongan belajar (rombel) dengan jumlah kuota yang diterima 456 siswa terbagi dalam enam kompetensi keahlian. Yakni Teknik Audio Video, Teknik Tenaga Listrik, Tata Boga, Tata Busana, Teknik Pendingin dan Tata Udara, dan Teknik Komputer dan Jaringan. “Yang paling banyak rombelnya adalah Tata Boga, sedangkan yang lainnya dua rombel,” jelasnya. (san)