RELA ANTRE : Sejumlah calon penumpang antre membeli tiket kertas di Stasiun Depok Baru, Senin (23/7). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menyatakan transaksi tiket KRL di 79 stasiun untuk sementara menggunakan tiket kertas seharga Rp3.000, sebagai bentuk mitigasi untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL selama proses pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik. DEPOK - Kaca loket KRL retak hingga masalah calo, warnai selama tiga hari pembaharuan dan pemeliharaan sistem E-Ticketing KRL di Kota Depok. Menariknya lagi, sejumlah penumpang banyak yang nyinyir dengan diberlakukannya tiket kertas untuk seluruh perjalanan dari 79 stasiun. Para pencita kereta merasa seprti kembali ke zaman dulu kala alias old. Sementara, aksi percaloan tiket pengganti E-Ticketing seharga Rp3.000 terjadi di wilayah Stasiun Depok Lama. Petugas yang berjaga di stasiun sempat memergoki dan mengamankan calo tersebut. “Calo tersebut ditarik petugas dan disaksikan juga oleh para penumpang, dia itu pedagang koran,” ungkap Humas PT KCI, Jabodetabek Eva Chairunisa, Senin (23/7). Eva menyebutkan, pengakuan pria tersebut sempat mendapatkan tiket kertas dari pelanggannya yang biasa membeli koran. “Jadi pelanggannya mau naik kereta nggak jadi, terus dikasih ke dia. Dari situ dia sempat beli lagi tuh karena mungkin menguntungkan, dia beli lagi ke loket, dijual lagi sama dia,” kata Eva. Eva memastikan, apabila ada penumpang yang tidak mau membeli tiket kertas, kemudian menyuruh orang lain mengantre demi mendapatkan tiket itu bukan merupakan kapasitas PT KCI. “Kami pastikan di sini tidak ada petugas yang bermain, dari kedua orang yang sempat dikabarkan diduga mencalokan tiket sudah kami tanyakan, ternyata tiket itu diperoleh mereka setelah mengantre,” paparnya. Selain itu lanjut Eva, PT KCI tentu akan memberikan sanksi yang tegas bila ada petugas bermain-main dalam masalah tiket tersebut. “Tentu kita akan ada punishmentnya kalau terbukti melakukan pelanggaran,” tegas Eva. Meski begitu, orang yang diduga melakukan praktik percaloan itu akhirnya di lepas karena tidak terbukti melakukan pelanggaran. “Karena kan sama aja seperti saya mau beli ayam saya suruh OB saya kasih ongkos Rp5 ribu. Kan tidak bisa dipenjara juga, kecuali bila ternyata ada orang dalam, nah ini nggak ada kan, kalau memang terlibat tentu harus ada sanksi,” ujar Eva. Selain itu, akibat penumpang berdesakan ketika membeli kertas tiket, menyebabkan salah satu kaca loket stasiun retak. “Ya retak itu tadi sekitar pukul 05.30, karena berdesakan desakan akhirnya terbentur dan retak kacanya,” tandasnya. Seperti diketahui, penumpukan penumpang terjadi di pintu masuk dan keluar beberapa stasiun KRL akibat pembaharuan dan pemeliharaan sistem ticketing yang dimulai sejak Sabtu (21/7) seperti yang terjadi di Stasiun Depok Lama dan Depok Baru.
-