AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK PERSIAPAN MENGAMEN : Sejumlah anak yang tergabung dalam Sanggar Betawi Rifqi saat melakukan persiapan sebelum mengamen dengan membawa ondel-ondel di kawasan Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Minggu (29/7).DEPOK – Para pengamen jalanan hingga pengamen Ondel-ondel menjadi sorotan sejumlah pihak. Di satu sisi mereka cukup mahir mengapresiasikan karya seni yang dimiliki, di sisi lain dibutuhkan pembinaan agar mereka lebih terarah.
Kabid Transmastibum Satpol PP Kota Depok, Kusumo mengaku, sejak awal 2018 pihaknya belum fokus pada penertiban pengamen Ondel-ondel di jalanan. Tetapi lanjut Kusumo, bila mengganggu ketertiban umum tentu bakal ditindak sesuai peraturan yang berlaku.
"Kami masih banyak pekerjaan sehingga belum semuanya terpegang, karena personel terbatas. Namun, tetap akan ada penertiban untuk masalah itu," kata Kusumo kepada Radar Depok.
Kabid Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok, Dodi Rustyadi menambahkan, saat ini khusus pengamen jalanan ada 20 pengamen yang menjadi binaannya. Bahkan sudah terbentuk ke dalam grup band. Dodi menyatakan, di setiap pembinaan diinfokan mengenai lokasi yang tepat dan tentunya bukan di jalanan. Karena akan mengganggu lalu lintas.
Sedangkan bagi pengamen Ondel-ondel Dodi menilai, harus dicari sumbernya darimana. “Kami setiap tahun terus membina, saat ini ada 20 pengamen jalanan yang dibina,” terang Dodi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kota Depok, Wijayanto mengatakan, untuk Ondel-ondel yang berkeliaran di jalanan merupakan tugas Satpol PP dalam menertibkan, dan Dinsos pada pembinaan. Sementara pihaknya sudah memiliki komunitas Betawi guna menampung seniman Ondel-ondel.
“Kami menaungi komunitas budaya. Jika bicara Ondel-ondel jalanan, belum ada koordinasi akan seperti apa,” singkat Wijayanto.
Terpisah, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Depok Tengku Farida Rachmayanti menilai, pengamen Ondel-ondel sebagai salah satu pelestari budaya tentunya perlu diapresiasi selama tidak mengganggu kenyamanan masyarakat.
"Buat anak-anak juga kan menarik ya, mereka bisa melihat langsung sosok Ondel-ondel sebagai bagian dari seni budaya tradisional," ungkap Farida kepada Radar Depok.
Meski begitu lanjut Farida, dibutuhkan perhatian serius pemerintah sehingga memberikan nilai tambah, dan bisa menyinergikan dengan sektor lain. Misalnya Pariwisata, kemudian pengelolaan potensi wisata alam di Kota Depok harus segera terealisasi.
“Contohnya taman hutan raya di Pancoranmas. Selain berfungsi sebagai paru-paru kota, juga bisa dimanfaatkan sarana rekreasi keluarga. Salah satu sudutnya, tanpa harus merusak ekosistem bisa dibangun panggung seni," ucap Farida.
Pada akhirnya, seni budaya tradisional secara bergiliran ditampilkan, atau pada peringatan hari besar nasional.
“Bisa ditampilkan saat peresmian, tidak hanya pemerintah tapi juga swasta. Pemerintah dapat meminta dukungan berbagai pihak, bersama melestarikan budaya lokal,” tegas politisi PKS ini.
Bahkan lanjut Farida, termasuk di dunia pendidikan. Kenapa tidak? Peserta didik diajak untuk peduli terhadap budaya bangsanya. Kegiatan seni di sekolah akan menarik jika mengangkat budaya lokal, termasuk Ondel-ondel. "Mengenal sejarahnya misalnya. Mengetahui latar belakang budayanya dan lain lain," papar Farida.(ina/irw)