DICKY/RADARDEPOK SELESAI : Relawan Bogor dan Depok saat berada di Bandara Mutiara Sis Al Jufri sebelum bertolak ke Bandara Soekarno-Hatta, setelah menjalankan misi kemanusiaan di Kota Palu.
Perjuangan berat harus dirasakan Relawan Bogor dan Depok. Selain ikut merasakan gucangan gempa bumi, yang terus membayangi setiap hari. Medan berat seperti jalan yang rusak, hingga melintasi longsor menjadi tantangan.
Laporan : Dicky Agung Prihanto
Terbitnya matahari di Kota Palu sudah menjadi alaram Relawan Bogor dan Depok, untuk segera merambah ke sejumlah titik terdampak gempa bumi dan tsunami. Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala merupakan sasaran Relawan menjalankan aksinya. Dengan membagi regu, Relawan Bogor dan Depok menyebar kesejumlah lokasi yang telah direncanakan sebelumnya.
Ditengah perjalanan, Salah satu dokter Relawan Bogor dan Depok, Hafiz Al Qusory mengatakan, umumnya penyakit masyarakat pasca gempa bumi dan tsunami yang dialami masyarakat berupa, diare, batuk, pilek, demam, hingga gatal-gatal. Hal itu dikarenakan pola lingkungan yang dijadikan tempat tinggal kurang bersih.
“Apalagi warga pengungsi tinggal ditenda darurat yang minim sarana MCK,” ujar dokter muda tersebut.
Untuk itu, lanjut pria asal Belitung ini, kesehatan masyarakat harus diperhatikan. Dia tidak ingin, masyarakat terdampak gempa bumi dan tsunami mengalami gangguan kesehatan. Sehingga menambah parah penderitaan masyarakat. Berbekal dengan kelengkapan obat, dia berusaha menjangkau daerah, yang masih sedikit mendapatkan penanganan pengobatan.
Hal yang sama juga diutarakan, Ketua Tim Relawan Bogor dan Depok, Benny Irawan. Medan yang sulit ditembus menjadi tantangan tersendiri Tim Relawan Bogor dan Depok, dalam menjalani misi kemanusiaan ditiga pemerintahan di lingkup Provinsi Sulawesi Tengah. “Berbagai medan yang sulit harus kami tembus, untuk memberikan bantuan kesehatan,” terang pria yang kerap disapa Om Ben ini.
Pria yang memiliki istri dari suku Jawa tersebut menuturkan, wilayah Kabupaten Sigi, khususnya Jalan Poros Palu-Kulawi menjadi medan yang sangat berat. Bukan tanpa sebab, jalan tersebut selain mengalami kerusakan, sebanyak delapan titik longsor menjadi tantangan tersendiri. Dititik longsor tersebut, jalan yang sebelumnya lebar menjadi kecil dan hanya dapat dilalui satu kendaraan. Apabila berpapasan dengan kendaraan lain dari dua arah, salah satu kendaraan harus mengalah.
Belum lagi, lanjut Om Ben, dititik longsor tersebut terdapat jurang yang memiliki kedalaman hingga 50 meter lebih. Lebih parahnya, apabila turun hujan deras. Di jalur tersebut seakan menjadi neraka, apabila terjadi longsor susulan dan diyakini dapat memutus Jalan Poros Palu-Kulawi. Dia bersyukur, selama dua minggu atau sejak Minggu (7/10) hingga Minggu (21/10), Relawan Bogor dan Depok dapat membantu mengobati masyarakat hingga 3.209 jiwa masyarakat.
“Semoga bantuan kesehatan dapat meringankan beban masyarakat terdampak, dan masyarakat dapat kembali bangkit dalam menjalani kehidupan seperti biasanya,” tutup Benny.(*)