REGI/RADAR DEPOK SERTIFIKAT TANAH: Sertifikat milik M, warga Kelurahan Cilangkap, Tapos, dengan luas tanah 74 meter persegi. M mengaku, sempat diminta sejumlah uang pada saat proses pendaftaran program PTSL.
Penyerahan sertifikat tanah yang diberikan Presiden RI Joko Widodo kepada warga Depok, Kamis (27/9) sempat membuat bingung warga yang menerimanya. Warga berinisial M salah satunya.
Warga yang tinggal di RT07/RW08 Kelurahan Jatijajar, Tapos ini mengaku, tak mengetahui sistem pada program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). M menyebutkan, pada acara tersebut ia menerima sertifikat. Namun, setelah Presiden Jokowi meninggalkan lokasi acara, sertifikat milik sejumlah warga yang ada di lokasi diminta kembali oleh panitia.
“Saya ada saat Jokowi datang. Kami diberikan sertifikat tanah yang telah dibuat melalui program PTSL. Tapi setelah presiden meninggalkan acara, ada beberapa warga yang diminta lagi sertifikatnya,” ungkap M.
Mengetahui hal itu, M berinisiatif bergegas pulang ke rumah. Karena takut sertifikatnya diminta lagi, M langsung menitipkan sertifikat ke saudara kandungnya. Dan menceritakan ke saudaranya terkait adanya dugaan pungutan liar.
“Setelah diminta panitia, yang saya dengar dimintai sejumlah uang. Alasannya, sertifikat belum ditanda tangani pihak BPN,” ucap M.
M juga mengaku sempat diminta sejumlah uang. Alasan yang sama didapatkan M dari panitia, ialah sertifikat belum ditanda tangan.
“Jokowi datang sore. Paginya sertifikat diminta. Akhirnya, saya ambil kembali sertifikat yang saya titipkan di saudara saya. Kemudian saya berikan ke panitia,” kata M.
Tetapi, M tidak menyebutkan nama panitia yang dimaksud, dan telah meminta sejumlah uang kepadanya. Menurut M, jumlah uang yang disebutkan panitia ketika sertifikat dianggap selesai, sebesar Rp4 juta untuk biaya administrasi.
“Saudara saya tahu soal ini, dan langsung memposting di media sosial,” beber M.
Entah bagaimana, lanjut M, panitia tersebut membatalkan permintaan sejumlah uang kepadanya. Ia menduga, batalnya permintaan uang, disebabkan saudaranya menyebarkan kejadian itu di medsos.
“Tapi saya yakin, ada beberapa yang memang diminta sejumlah uang dan diberikan ke panitia,” pungkas M. (cr1)