utama

18 Kantong Jenazah Tiba di RS Polri

Selasa, 30 Oktober 2018 | 10:45 WIB
Petugas DVI Polri mengangkut jenasah korban pesawat Jakarta-Pangkalpinang dengan nomor penerbangan JT610 yang jatuh. seluruh proses evakuasi korban dan pengangkutan puing pesawat difokuskan ke Tanjung Priok, Jakarta Utara.--RAKA DENNY/JAWAPOS JAKARTA – Kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 sudah berdatangan ke RS Polri. Total, ada 18 kantong jenazah yang telah tiba. Kantong jenazah itu tiba secara bertahap di RS Polri, Senin (29/10). Terbaru, ada 4 kantong jenazah yang tiba pada pukul 19.59 WIB setelah 14 kantong jenazah tiba lebih dulu. "Empat belas kantong (yang sudah tiba pukul 19.07 WIB)," kata Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Edy Purnomo. Edy mengatakan pemeriksaan isi kantong jenazah akan dilakukan besok. Malam ini jenazah baru dimasukkan ke lemari pendingin. "Malam ini belum (diperiksa)," ucap Edy. Proses pencarian korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan laut Karawang, Jawa Barat, masih dilakukan. Pencarian bakal digelar selama 24 jam tanpa henti. Pesawat Lion Air JT 610 berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.20 WIB. Pesawat hilang kontak sekitar 13 menit kemudian. Lalu, pesawat dinyatakan jatuh di perairan Karawang. Pesawat itu mengangkut 189 orang. Puing pesawat, potongan tubuh, dan seragam pramugari sudah ditemukan. Sebelumnya, Basarnas sudah berhasil mengevakuasi potongan tubuh jenazah korban penumpang. Potongan tubuh korban tersebut dikemas ke 9 kantong jenazah dan sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati Jakarta. Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI M Syaugi memastikan bahwa potongan tubuh jenazah tersebut merupakan korban penumpang pesawat Lion Air. Hal tersebut diketahui dari beberapa dokumen resmi milik korban pesawat Lion Air JT-610. "Jumlah evakusi korban yang didapat 9 kantong jenazah terdiri dari bagian-bagian tubuh korban. Kami memastikan bahwa itu korban pesawat Lion Air, karena diketahui dari serpihan-serpihan pesawat tertulis Lion Air," ujarnya saat memberikan keterangan pers di Crisis Center Bandara Soetta, Senin (29/10). Sejauh ini pihak Basarnas belum menemukan korban yang selamat. Untuk ratusan korban lain masih dalam proses pencarian di sekitar titik tenggelam jatuhnya pesawat. Syaugi menjelaskan, pihak Basarnas dan tim evakuasi gabungan akan terus melakukan proses evakuasi 24 jam penuh selama 7 hari mendatang. Armada yang diterjunkan yaitu melibatkan 3 kapal besar, 2 kapal kecil dan satu helikopter. Proses pencarian ke depan, armada akan ditambah sebanyak 15 kapal. Dan mengerahkan personel gabungan dari TNI dan Polri. "Bila sela 7 hari badan pesawat dan korban belum ditemukan, maka waktu proses pencarian akan diperpanjang hingga ditemukan," tegasnya. Proses penemuan serpihan pesawat  dan potongan tubuh korban diketahui di wilayah Jakarta International Container Terminal (JITC). Dimana proses pencarian dari ketinggian, helikopter melihat ada puing-puing pesawat. "Proses pencarian terus dilakukan hingga badan pesawat, black box dan korban berhasil ditemukan," ujarnya. Sebelumnya, Syaugi mengatakan, proses pencarian badan pesawat Lion Air JT-610 terus berlanjut hingga tujuh hari ke depan. Titik koordinat lokasi tenggelam jatuhnya pesawat sudah ditemukan Basarnas di utara Karawang, Jawa Barat. Syaugi menyebutkan, dari informasi ATC koordinat tenggelamnya pesawat berada di titik 05 derajat 46 menit 15 detik South, 107 derajat 07 menit 16 detik East. Dengan kedalaman antara 30-35 meter. Dengan jarak yang tak jauh dari darat dan kedalaman yang tidak terlalu jauh, menurutnya memudahkan proses pencarian badan pesawat berikut dengan black box dan korban penumpang pesawat Lion Air JT-610. "Kedalaman 30 meter ini memudahkan penyelam untuk melakukan pencarian badan pesawat, penumpang korban dan black box. Kami semua berharap agar bisa segera ditemukan," ujarnya. Dikatakannya, proses pencarian badan pesawat sudah dilakukan sejak pukul 11.00 WIB, dengan melibatkan 12 orang penyelam. Sejauh ini pihak Basarnas baru menemukan serpihan pesawat dan jenazah korban. Korban sudah dikemas dalam 9 kantong jenazah dan dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Basarnas pun memastikan proses jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 tidak meledak. Melainkan, karena jatuh dari ketinggian. "Tidak meledak. Dari beberapa keterangan saksi tidak mendengar ledakan. Puing-puing pesawat itu terjadi (karena pesawat) turun dari ketinggian," ujar Syaugi. Proses pencarian akan dilakukan selama tujuh hari ke depan. Basarnas pun sudah berkoordinasi dengan pihak BMKG bahwa memastikan cuaca dalam kondisi baik. "Kami sudah dapat informasi dari BMKG, selama 7 hari ke depan cuaca cerah dan kondisinya baik," tandasnya. Jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat menyedot perhatian sejumlah negara tetangga. Salah satunya Singapura yang telah menyatakan kesiapannya memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia. Menanggapi itu, Direktur Operasi Basarnas Brigjen (Mar) Bambang Suryo Aji menganggap bantuan dari luar negeri belum dibutuhkan. Karean dengan seluruh perlengkapan yang dimiliki, serta mempertimbangkan medan evakuasi, tim SAR gabungan masih mampu untuk menanganinya. "Menurut saya belum. Dengan perlengkapan yang kita miliki sudah memenuhi. Tinggal tunggu waktu saja (sampai pesawat ditemukan, Red) sebetulnya," ujar Suryo di kantor Basarnas Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10). Saat ini sendiri, Tim SAR gabungan sudah mengerahkan tiga unit helikopter dan 14 kapal laut untuk pencarian badan pesawat Lion Air JT-610. Alat-alat ini bersumber dari beberapa instansi. Meski demikian terkait bantuan luar negeri, Basarnas lebih menunggu keputusan pemerintah. Bahkan jika rencana itu direalisasikan, komando evakuasi tetap dipegang Basarnas. "Bantuan luar negeri nanti kita lihat kebijakan pemerintah. Saya hanya pelaksana. Apabila pemerintah membuka bantuan ya kita akan bekerjasama dengan bantuan luar negeri," imbuh Suryo. Di sisi lain, Jenderal Bintang satu itu menegaskan, proses evakuasi malam ini tetap berjalan. Hanya saja proses penyelaman yang dihentikan sampai besok pagi, karena faktor cuaca. "Malam ini kita tetap melakukan kegiatan operasi 24 jam, kecuali untuk penyelaman saya pending dulu, karena cuacanya malam hari juga tidak bersahabat. Jarak pandang juga terbatas," pungkas Suryo. (dtc/wiw/sat/JPC)

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB