AKAN DISEMAYAMKAN : Sanak keluarga menbawa peti jenazah Imam S Riyanto salah satu korban pesawat Lion Air JT-610 yang akan dimakamkan usai disalatkan di Masjid Annur, Kecamatan Cinere, Selasa (6/11) malam. DEPOK - Doa dan salawat yang terus dilantunkan orantua, istri, sanak saudara, handai taulan dan kerabat membuahkan hasil. Dua dari lima korban pesawat Lion Air JT610 jatuh, di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat sudah teridentifikasi, kemarin. Warga Depok yang telah teridentifikasi : Imam Riyanto dan dr Ibnu Fajariyadi Hantoro. Jenazah korban pesawat Lion Air, Imam Riyanto tiba dirumah duka di Komplek BPK, Gandul, Cinere pukul 21:00 WIB, dari RS Polri Kramat Jati. Jenazah langsung disalatkan di Masjid An Nur di Komplek BPK RI V Blok R No14 RT33/9, Kelurahan Gandul, Cinere. Adik kandung korban, Imam Riyanto saat melaksanakan salat jenazah di Masjid An Nur menyampaikan terimakasih kepada teman-teman, dan kerabat yang menyempatkan mendoakan korban. Dia juga sempat meminta maaf atas kesalahan korban. "Terimakasih, atas doa saudara dan kerabat, kami atas nama keluarga meminta maaf jika almarhum memiliki kesalahan," papar Imam kepada Harian Radar Depok di lokasi semalam.
-
AKAN DISEMAYAMKAN : Sanak keluarga menbawa peti jenazah Imam S Riyanto salah satu korban pesawat Lion Air JT-610 yang akan dimakamkan usai disalatkan di Masjid Annur, Kecamatan Cinere, Selasa (6/11) malam. Patauan Radar Depok saat jenazah tiba, keluarga almarhum mengelilingi peti jenazah tak kuat menahan sedih, ibunda Imam tampak menangis sejadinya. "Akhirnya kamu pulang nak, pamit ya nak,” ungkap ibunda melepas kepergian almarhum. Tak berselang beberapa lama, ayahanda Imam menghampiri dan memeluk peti jenazah korban kecelakaan pesawat tersebut. "Saya mau peluk anak pertama saya," ucap ayahnya tersedu sedan. Korban yang merupakan pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI ini, dihadiri kerabat dan beberapa karyawan Kementerian Keuangan RI mengantarkan jenazah. Jenazah korban langsung dikuburkan di TPU Gandul, Jalan Melati, Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere.
-
DUKA MENDALAM : Puspa Wijayanti, istri dari Imam S Riyanto korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 saat mendoakan suami tercintanya usai dimakamkan di TPU Gandul, Kecamatan Cinere, Selasa (6/11) malam. Sang istri Puspa Wijayanti, menghadiri prosesi pemakaman tak bisa menahan tangis. Yanti sapaannya, hanya bisa pasrah saat melihat sang suami dikuburkan. Karyawan salah satu perusahaan swasta di TB Simatupang ini, mencoba tegar saat tanah menutup jenazah sang suami. Di lokasi berbeda, sejumlah petugas pemasangan tenda mulai bekerja memasangi tenda baru, di halaman rumah almarhum dr Ibnu Fajariyadi Hantoro, di Perumahan Pelni Blok C1 No5, Kelurahan Bhaktijaya, Sukmajaya, sekira pukul 20:50 WIB. Pemasangan tenda tersebut merupakan penambahan luas tenda, setelah keluarga mendapatkan informasi ikhawal jasad dr Ibnu yang sudah teridentifikasi melalui DNA ayahnya.
-
DUKA MENDALAM : Rahayu Adiningsih (63) mencium foto Imam S Riyanto, putra tercintanya yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 saat akan dimakamkan di TPU Gandul, Kecamatan Cinere, Selasa (6/11) malam. Kepada Radar Depok, Mawan, ipar dari almarhum dr Ibnu Hantoro mengungkapkan, jenazah akan tiba di rumah duka besok pagi dan akan dimakamkan setelah zuhur. Almarhum akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta. "Jenazah akan dimakamkan di TPU Pondok Ranggon," ujar Mawan singkat. Hal tersebut dibenarkan, S (63) tetangga korban. S mengatakan, kabar mengenai teridentifikasinya jasad dr Ibnu diterima oleh pihak keluarga sejak Selasa (6/11) sore. Mendapatkan kabar tersebut, ayah dan ibu almarhum dr. Ibnu langsung menuju RS. Polri Keramat Jati untuk mengurus pemulangan jenazah. "Orang tua almarhum sudah berangkat sejak sore ke rumah sakit. Saat ini tinggal istri, anak-anak, dan mertua almarhum yang ada di sini, " ungkap S. S mengaku, tidak tahu pasti kapan jenazah akan tiba, sebab dia juga belum dapat kabar terbaru dari pihak keluarga. "Saya kurang tahu kapan jenazah sampai di sini," terangnya.
-
TABUR BUNGA : Sejumlah keluarga saat melakukan tabur bunga di makam Imam S Riyanto korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di TPU Gandul, Kecamatan Cinere, Selasa (6/11) malam. Sementara, saat Radar Depok mencoba mengkonfirmasi istri almarhum, yang berada di dalam rumah mengatakan istri almarhum sedang mengikuti pengajian dan belum bisa untuk diajak berbicara. Seperti diketahui, Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramatjati, Jakarta Timur, kembali merilis hasil identifikasi korban pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Karawang, Senin 29 Oktober 2018 lalu. Ada sebanyak 17 penumpang yang berhasil diketahui identitasnya pada Selasa ini. "Ada 17 penumpang yang dinyatakan teridentifikasi," tutur Kepala Bidang DVI Mabes Polri Kombes Lisda Cancer di RS Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (6/11). 17 korban Lion Air tersebut berhasil diidentifikasi melalui sidik jari dan pencocokan sampel DNA. "Total penumpang yang telah terindentifikasi sebanyak 44 orang. Dengan rincian laki-laki 33 orang, perempuan 11 orang," kata Lisda. Sebelumnya, tim DVI Polri telah mengidentifikasi 27 jenazah korban Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610. Sebanyak 9 jenazah merupakan penumpang berjenis kelamin perempuan dan sisanya laki-laki. Wakil Kepala Operasi Tim DVI Polri Kombes Triawan Marsudi mengatakan Polri telah mengambil 256 data antemortem atau pembanding yang diambil dari keluarga korban Lion Air. Sebanyak 213 laporan di antaranya dikumpulkan di RS Bhayangkara Polri Kramat Jati sebanyak 213 laporan dan dari Polda Bangka Belitung sebanyak 43 pelapor. "Data postmortem dari DNA (korban) 429 sampel," kata Triawan di RS Bhayangkara Polri.(rub/dra)