utama

429 Meninggal, 16.082 Mengungsi

Rabu, 26 Desember 2018 | 10:44 WIB
Evakuasi Korban : Petugas mengevakuasi korban tsunami di Cinangka, Kabupaten Serang, Minggu (23/12/2018). Tsunami menerjang kawasan Banten pada Sabtu (22/12/2018) malam. Doni Kurniawan/Banten Raya JAKARTA – Jumlah korban tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Berdasar pendataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Selasa (25/12) hingga pukul 14.00, korban meninggal mencapai 429 orang. Di samping korban meninggal juga terdapat 154 orang hilang, 1.485 orang luka-luka, dan 16.082 mengungsi. Warga mengungsi memang disarankan tetap berada di penampungan, karena erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) masih berlangsung. Diketahui dampak dari tsunami Selat Sunda yang dipicu erupsi GAK terdapat sejumlah kerusakan. Yakninya 882 unit rumah, 73 penginapan yakni hotel dan vila rusak, 60 warung, 434 perahu dan kapal, serta satu dermaga. Kepala Pusdatin Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, korban dan kerusakan terdapat di lima kabupaten terdampak yakni Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran. Kelimanya merupakan wilayah di Provinsi Banten dan Lampung. "Daerah pesisir di Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang paling banyak jumlah korban dan kerusakannya dibandingkan daerah lain," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di kantor BNPB, Jakarta Pusat, Selasa (25/12). Di Pandeglang, sebanyak 290 orang meninggal dunia. Masa tanggap darurat di wilayah tersebut ditetapkan selama 14 hari terhitung 22 Desember 2018 sampai 4 Januari 2019. "Di Lampung Selatan (masa tanggap darurat) selama tujuh hari. Kemungkinan nanti bisa diperpanjang," kata dia. Penanganan darurat terus dilanjutkan dengan fokus pada evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, penanganan korban luka-luka di tim medis, pelayanan pengungsi, perbaikan darurat sarana dan prasarana umum. Saat ini kondisi listrik sebagian masih padam. Sebanyak 125 unit gardu masih padam. Semula ada 150 unit gardu yang padam. Perbaikan yang dilakukan kemarin tidak optimal karena adanya isu tsunami susulan. Sebanyak 187 personel dan alat berat dikerahkan untuk memulihkan jaringan PLN yang rusak. Sementara itu, Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M Syaugie mengatakan, total korban meninggal pascatsunami di Selat Sunda hingga Selasa (25/12) pukul 09.00 WIB, tercatat sebanyak 397 orang. Saat ini, para korban telah dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang untuk dilakukan proses identifikasi. "Dalam rangka mengevakuasi korban, sampai hari ini pukul 09.00 WIB tadi sudah 397 orang yang meninggal dunia. Yang luka-luka 1.028, hilang 77 orang," kata Syaugie di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12). Dalam proses evakuasi korban tsunami, Basarnas mengerahkan 250 personel. Para personel tersebut didatangkan dari Jakarta, Bandung, dan Lampung. "Tentunya ini tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD maupun pemerintah daerah setempat," ujar Syaugie. Ia menyebut, pihaknya melakukan evakuasi di enam sektor. Empat sektor di antaranya berada di Pulau Jawa seperti Anyer, Carita, Labuan, dan Tanjung Lesung hingga ke Sumur. Sedangkan dua sektor lagi berada di kawasan Lampung Selatan. "Kami kerahkan dua helikopter Basarnas dan dua perahu karet untuk mengambil korban-korban yang masih terisolasi di pulau-pulau sekitar Pulau Jawa ini. Kami berharap sinergi yang baik ini antara Basarnas, TNI, Polri, maupun stakeholder yang lain," ucapnya. Syaugi berharap, cuaca di sekitar pesisir Banten cerah. Hal ini guna memperlancar proses evakuasi korban tsunami. "Karena tadi saya baru saja mengecek sampai Tanjung Lesung lewat udara banyak di situ kejadian-kejadian atau puing-puing yang masih ada. Kemudian saya melihat tim Basarnas, TNI, dan Polri menyusuri pantai itu sampai ke selatan. Kalau-kalau masih ada lagi korban yang belum ditemukan begitu," ungkapnya. Jenderal bintang tiga ini pun menambahkan, pihaknya akan lebih fokus mencari para korban tsunami di daerah Labuan. "Sekarang fokusnya di sini (Labuan), untuk memastikan dan menyakinkan tim SAR gabungan melakukan evakuasi dengan cepat dan benar," pungkasnya. (yes/rdw/JPC)

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB