DIMANFAATKAN WARGA : Ketua LPM Kelurahan Sukamaju Baru, Supriadi dan Ketua RW07 menunjukan mata air di RT04/07 kelurahan setempat. Foto : RICKY/RADARDEPOK
- Di abad 19 Raden Pakpak dan ulama sering kali mengambil air wudhu di mata air di RT4/7 Kelurahan Sukamaju Baru, Tapos. Siapa sangka hingga kini, mata air tersebut kini menjadi sumber penghidupan warga setempat.
Laporan : RICKY JULIANSYAH
Dari petilasan Raden Pakpak dan Nyi Ratu Agung, memang tidak jauh dari mata air yang terdapat di RT4/7 Kelurahan Sukamaju Baru. Sehingga, seringkali Raden Pakpak bersama ulama yang hidup di zaman tersebut berwudhu di mata air yang berada di tengah persawahan. Seiring berjalannya waktu, areal persawahan tersebut menjelma menjadi rumah-rumah penduduk. Tetapi, mata air itu masih ada dengan kejernihan dan kualitas air yang masih terjaga hingga kini.
Di sekitar mata air, penduduk tidak ada yang membuat sumur, karena airnya mengandung besi. Tetapi, hanya di mata air itu yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. Saat ini pun, sudah ada ratusan pipa dari rumah-rumah penduduk memanfaatkan mata air yang tidak pernah kering. Walaupun kemarau panjang dan disedot ratusan pipa.
Ketua LPM Kelurahan Sukamaju Baru, Supriadi pun menunjukan lokasi mata air tersebut kepada Radar Depok. Supriadi menjelaskan, mata air ini termasuk peninggalan yang berkaitan dengan situs Raden Pakpak. Airnya tidak pernah kering, meski musim kemarau sepanjang tahun.
"Dulu sempat ingin diberdayakan bersama pemkot, tetapi warga keberatan. Akhirnya dimanfaatkan warga saja," kata Supriadi.
Semula, areal mata air ini tanah milik warga, kemudian dibeli mantan Kepala Desa Sukamaju Baru, H. Nur Hasim dan dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih tiga RT, yakni warga RT7/7, RT4/7 dan RT1/08.
"Ada 300 warga lebih yang memanfaatkan mata air. Pipa di sini ratusan, tetapi bercabang lagi sampai ke rumah warga. Alhamdulillah, sampai sekarang masih bermanfaat untuk warga," tutur LPM.
Seiring berkembangnya zaman, kata Supriadi, Kelurahan Sukamaju Baru menjelma menjadi lokasi hunian strategis di wilayah Timur Kota Depok. Bahkan, saat ini, Jalan Bakti Abri terus dikembangkan menjadi pusat UKM di Kelurahan Sukamaju Baru.
Entah sampai kapan mata air yang menjadi sumber kehidupan warga di lingkungan RW07 Kelurahan Sukamaju Baru, Tapos. Dapat terus mengeluarkan air jernih, kendati disedot ratusan pipa.
Pasalnya, di pusat kota sendiri, ketika pembangunan sudah mengubah lingkungan dan ekosistem yang ada. Keberadaan air bersih pun sulit di dapat. Terlebih, sumber air dari alam langsung. “Semoga, mata air ini terus dapat dimanfaatkan warga, mengingat keberadaannya menjadi sumber kehidupan di sini,” pungkasnya.(*)