RAPID TES : Tenaga medis melakukan pelaksanaan rapid tes Virus Korona alias Covid-19 di Puskesmas Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Jumat (27/3). FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOKRADARDEPOK.COM, DEPOK - Hari yang ditunggu-tunggu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pantauan (ODP), datang juga. Pukul 09:00 WIB, pasien bermasker sudah memenuhi tempat duduk yang disiapkan UPTP Puskesmas Limo.
Pasien ODP dan PDP, dikumpulkan di sisi timur Puskesmas Limo. Mereka datang berdasarkan undangan dari Pemkot Depok. Para OPD dan PDP, yang berada di Puskesmas Limo dipanggil satu persatu oleh petugas medis untuk diperiksa.
Sebut saja SJ, dia datang karena di telepon. Memang sebelumnya sudah lapor ke crisis center. Keluhannya batuk dn pilek. Tapi, saat ini dua gejela itu bak horor. Pasti dikaitkan dengan korona. Setelah diambil sempel darah, dia diminta duduk kembali. “Saya menunggu hampir satu jam. Hasilnya negatif. Tapi, masih dipantau kata puskesmas,” jelas pria bermasker hijau tersebut.
Beda dengan SJ, warga Kelurahan Meruyung, Kecamayan Limo, Wawan mengaku, baru tahu kalau puskesmas ditutup karena sedang ada pemeriksaan rapid tes. Dia terpaksa kembali ke rumah karena memang puskesmas ditutup. “Saya baru tahu kalau puskesmas ditutup, padahal saya mau periksa gigi,” kata Wawan.
Pemandangan yang sama juga terjadi di Puskesmas Abadijaya. PDP dan ODP ditempatkan di luar puskesmas, dengan menjajar bangku panjang dengan jarak yang sudah ditentukan. Pasien tidak saling berdekatan, mereka juga menggunakan masker seperti yang dilakukan di Puskesmas Limo. Sementara petugas puskesmas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, dan mendata PDP dan ODP satu persatu.
Tak ada lagi pasien yang datang ke Puskesmas Abadijaya, karena kemarin merupakan hari khusus yang digunakan untuk pemeriksaan PDP dan ODP. Pihak puskesmas juga memberikan pemberitahuan bahwa Puskesmas tidak melayani pasien umum dengn spanduk di depan pagar.
“Iya saya sudah di rapid tes. Hasilnya nanti saya dikasih tau katanya,” singkat RT di depan Puskesmas Abadijaya.
Berdasarkan pantauan Radar Depok, 11 puskesmas yang menggelar rapid tes secara bersamaan selesi pada pukul 12:00 WIB. Tapi, ada juga yang dilanjut setelah istirahat seperti di Puskesmas Cinere.
Rapid tes yang dilakukan secara serentak ini belum diketahui hasilnya. Diketahui alat yang canggih tersebut diciptakan untuk mengetahui lebih cepat ketimbang PCR yang bisa berhari-hari hasilnya.
“Kami sangat menunggu hasil dari rapid tes yang digelar hari ini. Sangat jelas pemerintah menyiapkan alat canggih agar bis cepat diketahui,” singkat Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Cinere, Jayadi.
Terpisah, Wakil DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo (HTA) geram terhadap sikap Pemerintah Kota Depok dalam menangani kasus Korona di Kota Depok.
Dia mengatakan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Depok kurang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat terkait pencegahan wabah Covid-19. "Tidak ada masker, hand sanitizer maupun cairan disinfektan yang bisa didapat masyarakat. Seharusnya pemerintah dapat memenuhi kebutuhan tersebut,” ujar HTA.
Menurutnya, saat ini bagai anak ayam yang kehilangan induknya. Rapid tes juga, pemerintah harus terbuka, anggaran yang sudah disetujui oleh DPRD agar dipergunakan dengan baik. Mekanisme yang dilakukan juga harus tetap sasaran dan tepat guna. “Mana hasil rapid tes. Harusnya sudah ada,” tegasnya.
APD yang diperlukan tenaga medis harus memadai jangan sampai malah membuat tenaga medis ikut terpapar oleh virus yang telah membunuh jutaan jiwa tersebut. "Jangan ada lagi tenaga medis yang pakai jas hujan, ini untuk menangkal virus, bukan untuk main hujan-hujanan, Pemkot harus serius," tandas HTA. (rd)Jurnalis : Rubiakto (IG : @rubiakto)Editor : Pebri Mulya