DIBERSIHKAN : Petugas sedang membersihkan halaman sekolah di SD Negeri Anyelir 1, Jalan Nusantara Raya, Kecamatan Pancoranmas, Selasa (2/6). Walaupun para murid masih diliburkan karena adanya pandemi virus Korona, pihak sekolah masih secara rutin menjaga kebersihan di lingkungan tersebut. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOKRADARDEPOK.COM, DEPOK - Siswa sekolah di rumah bakal lama diterapkan. Berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Barat (Jabar), masuk ke sekolah tahun ajaran 2020/2021, pada Januari 2021. Sementara, selama berbulan-bulan siswa SD, SMP dan SMA di Kota Depok masih merapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang di mulai 13 Juli 2020.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Mohamad Thamrin menuturkan, tahun ajaran baru akan dilakukan sesuai ketentuan, yaitu pada 13 Juli 2020. "Bukan berarti anak sekolah libur panjang sampai Januari, tetapi tahun ajaran baru tetap akan dimulai dengan pembelajaran jarak jauh," ucapnya saat dihubungi Radar Depok, Kamis (4/6).
Dalam kondisi yang seperti ini, belajar di rumah atau daring masih berlakukan di seluruh sekolah termasuk di Kota Depok. Dia juga menjelaskan, sekolah dengan sistem tatap muka dapat kembali dilaksanakan jika situasi sudah membaik.
"Jika Depok sudah kembali membaik, maka kita bisa mengikuti arahan Gubernur Jawa Barat untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka pada Januari mendatang," tuturnya.
Sementara itu, Wali murid SDIT Miftahul Ulum, Tarwiyah mengungkapkan, jika masuk sekolah tatap muka diberlakukan Januari mendatang membuat ibu-ibu merasa semakin terbebani.
"Karena saat ini banyak pelajaran tingkat SD yang semakin rumit, sehingga kami juga merasa kesulitan untuk membantu anak mengerjakan tugas-tugasnya. Belum lagi tugas yang begitu banyak yang harus dikerjakan," ujarnya.
Tidak sampai disitu, Wali murid SMP Muhammadiyah 4, Fatmawati juga menuturkan hal yang serupa, apalagi secara tingkatan ini lebih tinggi dari SD.
"Kalau udah mata pelajaran yang berbau komputer saya sebagai orang tua merasa kesulitan, karena memang bisa dikatakan saya kurang melek teknologi sebagai orang tua. Jadi kadang minta tolong ke saudara atau tetangga untuk busa membantu mengerjakan tugas anak saya," keluhnya.
Tetapi, sebagai wali murid dia juga akan bersabar menunggu berbagai kebijakan terkait sekolah tatap muka. "Pasti kebijakan yang dikeluarkan juga disesuaikan dengan kondisi dilapangan saat ini, jadi kami sebagai orang tua tetap mengikuti kebijakan dan berusaha mendapingi anak-anak ketika mengerjakan berbagai tugas sekolahnya," bebernya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Dewi Sartika menyatakan, pelaksanaan sekolah tahun ajaran 2020/2021 tetap dengan mekanisme pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Menurutnya, Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangan sejumlah hal, seperti Surat Edaran Kemendikbud, dan arahan Gugus Tugas COVID-19, baik pusat maupun provinsi.
"Ada dua yang menjadi fokus Disdik Jabar. Pertama adalah bagaimana memastikan keamanan dan keselamatan peserta didik. Dan yang kedua adalah bagaimana memastikan peserta didik mendapatkan hak pendidikan. Hak pendidikan tetap dipenuhi selama pandemi COVID-19 dengan pembelajaran jarak jauh," kata Dewi, kepada Radar Depok, Rabu (3/6).
Sebelumnya, Gugus Tugas COVID-19 pusat memutuskan bahwa pembukaan sekolah atau proses belajar mengajar kembali dengan sistem tatap muka hanya dimungkinkan di kawasan zona hijau atau daerah dengan catatan nol kasus COVID-19.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kata Dewi, merekomendasikan kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan PJJ setidaknya hingga Desember 2020 sebagai mencegah sebaran COVID-19 pada anak, mengingat anak menjadi salah satu kelompok yang rentan terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Dewi mengatakan, hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar terkait level kewaspadaan COVID-19 kabupaten/kota menjadi bahan pertimbangan Disdik Jabar dalam mengambil keputusan. Hasil kajian tersebut menunjukkan tidak ada satupun daerah di Jabar yang berada di level 1 atau zona hijau.
"Pertimbangan terakhir adalah masukan dari Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Dewan Guru, dan Komite Sekolah. Walaupun sekolah berada di zona hijau, tetapi misalnya sarana prasarana, dan keamanan di sekolah itu belum lengkap atau memadai, tidak boleh memaksakan untuk membuka kembali sekolah atau proses belajar secara tatap muka," ucapnya.
Guna PJJ berjalan optimal, menurut Dewi, Disdik Jabar sudah menumpuh sejumlah upaya. Pertama adalah penguatan guru. Hal itu dilakukan supaya guru mampu memberikan materi pembelajaran secara interaktif. Dengan begitu, peserta didik akan lebih mudah mencerna.
"Yang menjadi tantangan adalah adanya masalah psikologis dari anak. Ketika mereka sekarang harus berada di rumah dalam waktu yang lama," katanya. "Guru diberikan pelatihan secara daring agar mampu memberikan pembelajaran yang menarik, interaktif, ringan dan tidak terlalu berat," tambahnya.
Dewi mengatakan, infrastruktur teknologi atau akses internet menjadi tantangan Disdik Jabar dalam penerapan pembelajaran jarak jauh. Sebab di Jabar tidak semua daerah mempunyai akses internet yang baik. Ia menegaskan, ada berbagai upaya yang diambil Disdik Jabar untuk menjawab tantangan tersebut.(tul/hmi)
Jurnalis : Fahmi Akbar (IG : @akbar.fahmi.71), Lutviatul Fauziah (IG : @lutviatulfauziah)
Editor : Pebri Mulya