UNIK : Suasana pembelajaran online, di hari pertama tahun ajaran baru. Tiga bersaudara sedang menggunakan satu handphone secara bergantian di RT2/4 Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok. FOTO : LULU/RADAR DEPOKDi hari pertama tahun ajaran baru kali ini, memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini anak-anak masih sekolah di rumah mengikuti anjuran pemerintah.Laporan : Lutviatul Fauziah, DepokRADARDEPOK.COM - Tidak datang langsung tatap muka ke sekolah, mereka dituntut mengikuti pembelajaran melalui daring atau online. Banyak cerita menarik saat pembelajaran online hari pertama di tahun pelajaran baru 2020. Salah satunya, ibu tiga anak yang tinggal di RT2/4 Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok.
Ibu rumah tangga itu Qasih Puspita Sari. Pagi kemarin (13/07) dia cukup kewalahan mulai dari mengurus segala kebutuhan rumah tangga, hingga harus mendampingi ketiga anaknya yang kembali sekolah.
Anak bungsunya yang mulai masuk di SDIT Al-Hikmah, Akhdan Nurrobi Ahmad hari ini mulai masa pengenalan melalui zoom. Karena handphone (Hp) sang ibu tidak memadai pakai aplikasi zoom. Terpaksa, menggunakan Hp anak pertamanya Nisrina Aufa Sabila yang saat ini naik ke kelas 8 SMP Muhammadiyah 4.
Satu Hp digunakan untuk tiga anak. Dengan waktu yang hampir berbarengan, membuat ibunya terlihat pusing bukan kepalang. Ditambah masakkan sempat gosong, karena turut mendampingi anak-anaknya melakukan sekolah daring.
Sedikit keribetan terlihat di pagi itu, ibu tiga anak yang membuka katering ini sengaja tutup sementara untuk menemani anak-anaknya sekolah via daring.
"Kakaknya yang SMP mulai zoom sekitar pukul 10:00 WIB, kakak kedua yang sekarang kelas 5 SD mulai 09:00 WIB, dan adiknya yang baru masuk SD mulai jam 08:00 WIB. Untunglah waktunya engga berbarengan," ucapnya selepas mendampingi anak-anaknya.
Tak hanya sampai disitu saja, saat belajar daring dimulai, sandaran Hp tidak ada. Sehingga kardus dan tempat benang layangan jadi sandarannya. Hal ini dapat menjadi gelak tawa, bagi sepasang mata yang melihatnya.
Menariknya, lantaran hanya menggunakan apliksi Zoom anak pertamanya hanya memakai kerudung dan kemeja putih. Sementara bawahannya mengenakan celana santai sehari-hari. Bahkan, sang kakak mengaku belum sempat mandi dan langsung memakai seragam.
Berlajar online pun selesai. Anak keduanya Ghina Aulia Rahmah yang kini duduk di kelas V di SDIT Al Hikmah hanya belum beljar secara full. Baru pengenalan pribadi dan wali kelas.
Puspita Sari belum tahu nantinya belajar daring yang akan berlangsung seperti apa. Menurutnya, jika sudah full pusing juga mengatur waktunya. Mengingat, satu Hp digunakan tiga anak. “Inginnya sih ada solusi dari pemerintah, ada pembatasan harus ada solusi. Itu baru pemerintah yang mnegerti dengan keadaan warganya. Jangan hanya mengatur saja,” terangnya.
Terkait kuota, ibu rumah tangga yang menggunakan hijab itu sudah memperisapkannya sejak malam. Karena tak ingin kehabisan kuota di saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain prasarana penunjang, memang kuota internet itu sangat penting. Apalagi dia yang punya anak tiga. “Perlu juga dipikirkan solusi terkait kuota internet. Anak sya tiga,” pungkas dia. (*)Editor : Pebri Mulya