utama

Dua Dokter, Satu Perawat di Depok Gugur

Kamis, 10 September 2020 | 09:04 WIB
SWAB TEST : Tenaga medis sedang  melakukan tes usap (Swab Test) kepada pekerja yang kontak erat dengan salah satu orang terkonfirmasi positif virus Korona di kawasan Jalan Juanda Raya, beberapa waktu lalu. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK - Warga Depok harus tahu perjuangan tenaga medis dalam menghadapi Virus Korona (Covid-19), mempertaruhkan nyawanya. Dari data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) 107 dokter yang meninggal, terdapat dua dokter asal Kota Depok. Dan belum lama juga ada satu perawat meninggal. Ketua Satgas Covid-19 IDI Kota Depok, dr Alif Noeriyanto Rahman menyebut, tenaga kesehatan di Kota Depok sudah banyak yang terpapar Covid-19. Sehingga penanganan Covid-19 di Kota Depok, sangat memprihatinkan. Sampai-sampai mengorbankan tenaga kesehatan yang ada di Kota Depok. Berdasarkan rilis IDI pusat, lanjut Alif, ada dua dokter yang meninggal. Tapi, saat ini masih dicari tahu. Tenaga medis (perawat) di Kota Depok sudah ada yang gugur. Terakhir terdapat seorang tenaga medis yang bertugas di RSU Bunda Margonda. “Perawat yang meninggal cuma satu, dari RSU Bunda Margonda,” kata dr Alif kepada Radar Depok, Rabu (9/9). Menurutnya, banyak tenaga medis asal Kota Depok yang terpapar Covid-19. Hanya saja, dia mengaku tidak memiliki data pasti jumlah tenaga medis yang terpapar Covid-19 di Kota Depok. “Yang terpapar banyak, tapi saya tidak punya data pastinya, semuanya ada di Dinas Kesehatan Kota Depok,” tegasnya. Sementara, Ketua IDI Kota Depok, dr Sukwanto Gamalyono mengaku, tidak tahu jumlah tenaga kesehatan, khususnya tenaga medis yang terkena Covid-19 di Depok. Yang dia tahu ada dua dokter dan satu perawat yang meninggal itu pun diketahui dari IDI pusat. "Kita belum tahu jumlahnya yang terpapar, sebab itu datanya ada di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok," singkat Gamal, Rabu (9/9). SWAB TEST : Tenaga medis sedang  melakukan tes usap (Swab Test) kepada pekerja yang kontak erat dengan salah satu orang terkonfirmasi positif virus Korona di kawasan Jalan Juanda Raya, beberapa waktu lalu. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   Terpisah, saat dikonformasi Kepala Dinas Kesehatan, drg Novarita tak bergeming saat ditanya mengenai jumlah pasti tenaga kesehatan di Depok yang terkena Covid-19. Selain Novarita, Sekretaris Dinkes Kota Depok, Rani Martina pun diam seribu bahasa saat dikonfirmasi. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI mencatat hingga saat ini terdapat 107 dokter yang gugur melawan virus Korona (Covid-19). IDI menyampaikan duka cita yang mendalam kepada para dokter pejuang kemanusiaan yang gugur memerangi Covid-19. Berdasarkan catatan terbaru IDI per Minggu (6/9), ada tambahan tujuh dokter meninggal terkait Korona. Ke-7 dokter itu tersebar di wilayah Indonesia, dari Sumatera Utara, Banda Aceh, Surabaya, hingga Jabodetabek. "Turut berduka atas kepulangan dr. Elly Zaini (IDI Padangsidempuan), dr. Bawono Hasan SpOG (IDI Jakarta Selatan), dr. Imai Indra, SpAn (IDI Banda Aceh), dr Ktut Yoga Wira Kusuma (IDI Tangerang), dr Endah Malahayati MARS (IDI Kota Bekasi), Prof. Dr. dr Boediwarsono SpPD, K-HOM (IDI Surabaya), dan dr Rusli Mulyono (IDI Jakarta Pusat)," kata Humas IDI Halik Malik melalui pesan singkat. Ketua IDI Jabar Eka Mulyana menyebut, iya ada,  di Jawa Barat tercatat ada delapan orang dokter. Dokter yang meninggal tersebut berasal dari Kota Bandung dua orang, Kota Depok dua orang, Kabupaten Bekasi dua orang, Bogor satu orang, dan Kota Bekasi satu orang. Semua dokter yang gugur, sambungnya, sama seperti pasien Covid-19 pada umumnya. Ada yang murni karena virus Covid-19, ada juga penyakit penyerta yang membuat kesehatannya menurun. "(Penyebab meninggalnya) positif dan atau comorbid atau penyakit penyerta," ujarnya. Dia mengatakan, umumnya delapan dokter di Jabar yang meninggal, karena terinfeksi Covid-19 menangani langsung pasien Corona. "Ya berpraktek atau terpapar (langsung)," tuturnya. Eka yang juga sebagai relawan vaksin Sinovac ini mengatakan, meskipun sudah dalam masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) masyarakat harus tetap mengutamakan kedisiplinan protokol kesehatan. SWAB TEST : Tenaga medis sedang  melakukan tes usap (Swab Test) kepada pekerja yang kontak erat dengan salah satu orang terkonfirmasi positif virus Korona di kawasan Jalan Juanda Raya, beberapa waktu lalu. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   "Disiplin masyarakat dalam protokol kesehatan harus ditingkatkan, bagaimana supaya ditegakkan supaya tidak banyak yang terpapar selain edukasi juga perlu pengawasannya harus memberikan efek jera kepada masyarakat, bukan malah seperti tidak terjadi apa-apa," ujarnya. Meninggalnya dua dokter dan satu perawatan di Kota Depok membuat Wakil DRPD Kota Depok, Yetti Wulandari angkat suara. Belum lama, IDI mencatat lebih dari 100 dokter yang gugur dalam melawan virus Korona. Enam bulan sejak laporan kasus pertama, para dokter yang meninggal bukan hanya dokter yang menangani pasien Covid-19 saja, bahkan tenaga medis seperti perawat juga gugur. Dia mengatakan, kehilangan dokter dan tenaga medis sebagai garda terdepan dalam berjuang melawan pendemi, tentu saja merugikan negara. Karena kehilangan putra-putri terbaik yang dididik belasan tahun untuk menjadi dokter dan tenaga medis yang handal. Investasi pendidikan dokter cukup mahal. Apa lagi banyak dokter yang gugur sebagai super spesialis atau konsultan spesialis. Apalagi, mendidik dokter sampai menjadi super spesialis butuh waktu 12-15 tahun. Sehingga, negara sesungguhnya rugi karena kehilangan tenaga-tenaga profesional dalam bidang kesehatan. "Jadi langkah baiknya kalau pemerintah pusat sampai daerah, dapat mengevaluasi kebijakan yang sedang diterapkan. Apalagi data pemerintah menunjukkan ada pertambahan ribuan kasus positif setiap harinya," papar Yetti kepada Radar Depok, Rabu (9/9). Menurutnya, evaluasi  sangat penting, karena belum dapat mengetahui secara pasti kapan wabah Covid-19 di Indonesia akan berakhir, sehingga setiap hari tenaga kesehatan ini rentan terpapar. Sampai kini, belum tersedia data jumlah petugas kesehatan yang terinfeksi virus ini. “Pemerintah Kota Depok harus terbuka dengan data tenaga medis yang terpapar, karena ini menyangkut dengan antisipasi. Kalau ditutupi malah akan menimbulkan bom waktu yang siap meledak,” tandasnya. (rd/dra/arn)   Nama dokter yang Gugur Melawan Korona :
  1. 1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (Guru Besar FK UGM) 2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (Guru Besar FKM UI/IDI Jakarta Timur) 3. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat) 4. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (IDI Kota Bandung) 5. dr. Hadio Ali K, Sp.S (IDI Jakarta Selatan) 6. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor) 7. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi) 8. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (IDI Jakarta Timur) 9. dr. Ucok Martin Sp. P (IDI Medan) 10. dr. Efrizal Syamsudin, MM (IDI Prabumulih) 11. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur) 12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS (IDI Jakarta Pusat) 13. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru Besar Epidemiologi FKM UI) 14. Dr. Bernadette Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar) 15. DR.Dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) (IDI Jakarta Selatan) 16. Dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangerang Selatan) 17. Dr. Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jakarta Selatan) 18. Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT (IDI Kab. Bekasi) 19. Dr. Naek L. Tobing, SpKJ (IDI Jakarta Selatan) 20. Dr. Karnely Herlena (IDI Depok) 21. Dr. Soekotjo Soerodiwirio SpRad (IDI Kota Bandung) 22. Dr. Sudadi, MKK, SpOK (IDI Jakarta Pusat) 23. Prof. Dr. H. Hasan Zain, Sp.P (IDI Banjarmasin) 24. Dr. Mikhael Robert Marampe (IDI Kab. Bekasi) 25. Dr. Berkatnu Indrawan Janguk (IDI Surabaya) 26. Dr. Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan) 27. Dr. Boedhi Harsono (IDI Surabaya) 28. Dr. Soeharno (IDI Kediri) 29. Dr. Amir Hakim Siregar SpOG (IDI Batam) 30. Dr. Ignatius Tjahjadi SpPD (IDI Surabaya) 31. Dr. Esis Prasasti Inda Chaula, SpRad (IDI Tegal) 32. Dr. Hilmi Wahyudi (IDI Gresik) 33. DR. dr Heru Prasetya, SpB, SpU (IDI Banjarmasin) 34. dr. Miftah Fawzy Sarengat (PPDS FK Unair, RS Soetomo, IDI Balikpapan) 35. dr. Rusdi Yunus (IDI Medan) 36. dr. H. Dibyo Hardianto (IDI Bangkalan) 37. dr. Deny Dwi Yuniarto (IDI Sampang) 38. dr. Gatot Prasmono (IDI Sidoarjo) 39. dr. Sukarno (IDI Sidoarjo) 40. dr. Arief Basuki SpAn (IDI Surabaya) 41. dr. Herry Nawing SpA (IDI Makassar) 42. dr. Theodorus Singara SpKJ (IDI Makassar) 43. dr. Nyoman Sutedja, MPH (IDI Denpasar) 44. dr. Putri Wulan Sukmawati (PPDS Anak FK Unair/RS Soetomo Surabaya) 45. dr. Sang Aji Widi Aneswara (IDI Semarang) 46. dr. Elianna Widiastuti (IDI Semarang) 47. dr. Agus Pramono (IDI Sidoarjo) 48. dr Ane Roviana (IDI Jepara) 49. dr. Sovian Endi (IDI Grobogan) 50. dr. Pepriyanto Nugroho (IDI Blitar) 51. dr. Ahmadi NH, Sp.KJ (IDI Semarang) 52. dr. Zulkiflie Saleh (IDI Banjarmasin)
  2. 53. dr. Abdul Choliq (IDI Probolinggo) 54. Prof. dr. H. Mgs. Usman Said, SpOG (K) (IDI Palembang) 55. dr. H. Khiarul Saleh, SpPD (IDI Palembang) 56. dr. Anna Mari Ulina Bukit (IDI Medan) 57. dr Herwanto SpB (IDI Kisaran) 58. dr. Maya Norismal Pasaribu (IDI Labuhan Batu Utara) 59. dr. Budi Luhur (IDI Gresik) 60. dr. Deni Chrismono Raharjo (IDI Surabaya) 61. dr Arif Agoestono Hadi (IDI Lamongan) 62. dr. Djoko Wiyono (IDI Surabaya) 63. Prof. Dr. dr. Andi Arifuddin Djuanna, SpOG (K) (IDI Makassar) 64. dr. Aldreyn Asman Aboet, SpAN, KIC (IDI Medan) 65. dr. M. Fahmi Arfa'i (IDI Semarang) 66. dr. M. Ali Arifin (IDI Sidoarjo) 67. dr. M. Hatta Lubis, SpPD (IDI Padang Sidempuan) 68. dr. Elida Ilyas, SpKFR (K) (IDI Jakarta) 69. dr. I Wayan Westa, Sp.KJ (K) (IDI Denpasar) 70. dr. Sony Putrananda (IDI Blitar) 71. dr. H. Muhammad Arifin Sinaga, MAP (IDI Langkat)
  3. 72. dr. Andhika Kesuma Putra, Sp.P (K) (IDI Medan) 73. dr. Edi Suwasono (IDI Kota Malang) 74. dr. Ahmad Rasyidi Siregar, SpB (IDI Medan) 75. dr. HM Syamsu Rizal (IDI Natuna) 76. dr. Dennis (IDI Medan) 77. dr. Adnan Ibrahim, SpPD (IDI Makassar) 78. dr. I Nyoman Sueta (IDI Denpasar) 79. dr. Paulus Sp.PD (IDI Jakarta Pusat) 80. dr. Sulis Bayu Sentono, dr., M.Kes., Sp.OT (K) (IDI Surabaya) 81. Prof. Dr. dr. R. Mohammad Muljohadi Ali, Sp.FK (IDI Malang Raya) 82. dr. Hery Prasetyo (IDI Blora) 83. dr. Sriyono (IDI Balikpapan) 84. dr. Sabar Tuah Barus SpA (IDI Medan) 85. dr. John Edward Feridol Sipayung (IDI Siantar Simalungun) 86. dr. Ach. Chusnul Chuluq Ar, MPH (IDI Malang Raya) 87. dr. Fatoni (IDI Ogan Komuring Ulu) 88. dr. Asriningrum Sp.S (IDI Mataram) 89. dr. R. Nurul Jaqin SpB (IDI Yogyakarta) 90. dr. Donni (IDI Deli Serdang) 91. dr. Adi Rahmawan (IDI Depok) 92. dr. Riyanto SpOG (IDI Tuban) 93. dr. Muh. Rum Limpo SpB (IDI Selayar) 94. dr. Titus Taba SpTHT-KL (IDI Sorong) 95. dr. H. Edisyahputra Nasution (IDI Samarinda) 96. dr. I Made Widiartha Wisna (IDI Buleleng) 97. dr. Nastiti Noenoeng Rahajoe, SpA (K) (IDI Jakarta Pusat) 98. dr. Daud Ginting, SpPD (IDI Medan) 99. dr. Aris Sugiharjo, SpPD (IDI Hulu Sungai Tengah) 100. dr Edwin Marpaung, SpOT (IDI Medan) 101. dr. Elly Zaini (IDI Padangsidempuan) 102. dr. Bawono Hasan SpOG (IDI Jakarta Selatan) 103. dr. Imai Indra, SpAn (IDI Banda Aceh) 104. dr Ktut Yoga Wira Kusuma (IDI Tangerang) 105. dr Endah Malahayati MARS (IDI Kota Bekasi) 106. Prof. Dr. dr Boediwarsono SpPD, K-HOM (IDI Surabaya) 107. dr Rusli Mulyono (IDI Jakarta Pusat)
  Jurnalis : Arnet Kelmanutu, Indra Abertnego Siregar Editor : Pebri Mulya

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB