SYIAR : Pameran Artefak Rasulullah dan Para Sahabat yang digelar di Masjid Jami At-Taqwa, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Senin (28/12). FOTO : DAFFA/RADAR DEPOKDua puluh tahun. Waktu yang dibutuhkan Sultan Khasanah Bolqiah asal Brunei Darussalam, untuk mendapatkan 70 benda bersejarah Rasulullah dan Para Sahabatnya. Benda bersejarah itu kini bisa ditemui di Masjid Jami At-Taqwa, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos Kota Depok.Laporan: Daffa Andarifka Syaifullah, DepokRADARDEPOK.COM - Dalam Prosesnya, tak semudah yang dibayangkan. Sultan Hassanal Bolqiah yang dinobatkan sebagai pemimpin negara terlama kedua dunia ini. Memiliki bisnis ekspor minyak dan gas alam dengan kekayaan bersih mencapai Rp411 Triliun. Ternyata dengan kekayaannya dan atas dasar kecintaannya kepada baginda Nabi Muhammad SAW, membuat dia mengumpulkan koleksi artefak asli untuk koleksi pribadi.
Terjalinnya hubungan baik dengan Profesor Manan Embong, salah satu kolektor pusaka peninggalan Nabi. Sultan Hassanal akhirnya memutuskan untuk mempercayakan puluhan barang bersejarah tersebut, kepada Profesor asal negeri jiran tersebut. Sebanyak 70 koleksi yang dipercayakannya.
Profesor Manan bekerjasama dengan persero terbatas (PT) I-5, guna menyiarkan puluhan barang kepada masyarakat luas, khususnya Indonesia. Proses yang dilaluipun tak mudah. Beragam persiapan dicanangkan untuk dipamerkan di Indonesia. Mulai dari mengurus berkas-berkas, dan meminta rekomendasi serta persetujuan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Hingga mengecek originalitas objek bersejarah itu.
“Sebetulnya total ada 70 artefak, tetapi tidak dibawa semua, karena suatu hal. Akhirnya, hanya membawa 20-30 saja untuk dikirim ke Indonesia,” jelas Koordinator Lapangan Wilayah Kota Depok, Ustad Dado Wahyudin.
Tenaga Ahli PBNU disiapkan selama proses chechking. Hingga hasilnya pun keluar. Ditandai dengan surat rekomendasi dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siradj. Selepas itu, barang tersebut dikirimkan dari Malaysia dan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada awal tahun 2019, untuk disimpan di Kantor PT I-5 yang terletak di kawasan Cinere, Depok.
Dari situlah event bigbang ini diselenggarakan ke beberapa Kota. Sebagai awalan, Banten menjadi wilayah pertama yang disambangi. Antusiasme masyarakat kala itu sangat mendukung. Berbondong-bondong untuk menyaksikan peninggalan Rasulullah dan sahabat.
SYIAR : Pameran Artefak Rasulullah dan Para Sahabat yang digelar di Masjid Jami At-Taqwa, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Senin (28/12). FOTO : DAFFA/RADAR DEPOK
“Januari 2019 itu mulai di Banten, alhamdulillah acara tersebut dibuka KH Ma’ruf Amin. Lalu pernah juga di Jakarta dua kali,” bebernya.
Selain Banten dan Jakarta, mereka mulai merambah ke kota lainnya, perjalanannya ke Parung, Pemalang, dan Probolinggo juga berjalan lancar, dibuntuti dalih Syiar Islam. Memasuki tahun ini, mulailah timbul hambatan tak diinginkan. Covid-19 merusak rencana, untuk mengadakan even pameran secara besar-besaran di Ibukota. Padahal, semua rencana sudah matang.
“Kami sudah setting di Velodrome Jakarta di Maret 2020, tapi pas mau minta izin ke Gubernur DKI Jakarta, karena pandemi akhirnya gak mendapatkan izin,” tuturnya,
Kegagalan pelaksanaan acara akibat pandemi membawa pihak penyelenggara, bekerjasama dengan Muzakki Masjid Jami At-Taqwa untuk mengelar pameran di kota dengan julukan Kota Sejuta Maulid ini. (*)Editor : Pebri Mulya