RADARDEPOK.COM – Ada kabar membahagiakan dalam kasus Covid-19. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok yang terus bekerja, berhasil menurunkan angka pasien isolasi mandiri (Isoman). Rabu (28/7), satgas menyebut ada sebanyak 1.212 pasien isoman yang sembuh dari penyakit virus mematikan tersebut. Artinya kini pasien isoman di Depok ada 9.484 pasien yang tersebar di 11 kecamatan. Data tersebut turun bila dibandingkan pada 8 Juli 2021 yang mencapai 10.696 pasien isoman.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana mengungkapkan, protokol kesehatan (Prokes) yang diterapkan pasien isoman di Kota Depok sudah berjalan sesuai alurnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan waktu hampir tiga pekan, pasien isoman bisa berkurang yang sangat signifikan.
“8 Juli 2021 pasien isoman mencapai 10.696 orang. Tapi sekarang banyak yang sembuh menjadi 9.484 orang,” tutur Dadang kepada Harian Radar Depok, Rabu (28/7).
Satgas, kata dia, akan terus memantau pasien isoman ditiap kecamatan. Apalagi, saat ini sejumlah bantuan sudah mulai didistribusikan. Terutama bantuan berupa obat-obatan yang dari pusat. Tak hanya itu, Pemkot Depok dan ASN juga bahu-membahu memberikan paket sembako kepada pasien isoman. Belum lagi ada sejumlah lingkungan yang membuat dapur umum untuk memperhatikan makan dan minum sehari-hari pasien isoman.
“Kami sangat terbantu dengan para stakeholder yang bersama-sama mau bangkit dari terpaan Covid-19),” beber pria yang juga menjabat Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok ini.
Menurutnya, berdasarkan data pada Rabu 28 Juli 2021. Pasien isoman yang paling banyak di Kecamatan Pancoranmas, ada 1.457 orang. Dan Kecamatan Cinere yang paling sedikit, ada 338 orang. “Saya sangat berharap tiap pekannya pasien isoman bisa terus sembuh dari Covid-19,” tegasnya.
Sementara, lanjut Dadang, update kasus Covid-19 Rabu 28 Juli didominasi pasien yang sembuh. Ada 1.616 pasien yang sembuh, dengan begitu kini jumlah sembuh mencapai 72.362 jiwa. Lalu, kasus positif bertambah 644 jiwa, totalnya kini 83.842 jiwa. Warga yang meninggal bertambah 27 jiwa, jika di jumlah sudah 1.629 warga Depok meninggal. Pasien yang belum sembuh terus berkurang 999, jadi totalnya sebanyak 9.851 jiwa.
Dadang kembali mengingatkan, dalam upaya memutus mata rantai Covid-19, Pemkot Depok terus mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan melalui 6M. Yaitu memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, menjaga jarak aman, menghindari kerumunan, mengurangi mobilisasi dan interaksi, serta menghidari makan bersama.
“Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dengan menjaga pola makan, berolahraga dan istirahat yang cukup,” ungkapnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan sejak 3 Juli lalu berhasil menekan laju penyebaran virus Corona. Menurutnya titik kritis angka Covid-19 telah terlewati.
Dia mencontohkan sebelum PPKM rasio keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 telah mencapai 91 persen. Ketika itu lonjakan kasus aktif Covid-19 terus meningkat per harinya, sehingga menyebabkan BOR rumah sakit tinggi.
"Ibarat naik ke puncak gunung, sekarang kita masih turun gunung. Tetapi kita masih di bukit belum ke jalan, kawahnya (puncak) telah lewat. Kalau tidak berhasil (PPKM) kita masih mendaki, tapi itu (titik puncak) sudah lewat walau sekarang posisinya mungkin masih dua pertiga (turun gunung)," ujar Ridwan Kamil, Selasa (28/7)
Ditinjau dari laman Pikobar, saat ini angka BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar telah menyentuh 62,44 persen pada 28 Juli. Ia harapkan angka tersebut terus menurun hingga pada kondisi sebelum Idul Fitri yang dimana BOR mencapai 30 persen ke bawah.
"Memang data tambahan itu masih tercampur dengan kasus lama, seperti kemarin. Hari ini pak Sekda melaporkan ada kasus 8 ribu, tapi 2 ribu masih (tercampur) data lama. Tapi yang konkrit data harian itu, ketika memonitor data rumah sakit," katanya.
Selain itu dari 27 kabupaten/kota, 15 daerah di antaranya turun status kedaruratannya ke zona oranye (risiko penularan sedang) sehingga zona merah (risiko penularan tinggi) tersisa 12 daerah. Saat tahap awal PPKM Darurat, zona merah di Jabar mencapai 21 daerah.
"Artinya lambat laun PPKM di Jabar mengurangi mobilitas warga yang atas ketaatannya berhasil menurunkan zona (kedaruratan)," tutur pria yang akrab disapa Kang Emil itu.(rd)
Editor : Fahmi Akbar