RADARDEPOK.COM – Ini bukan menakut-nakuti tapi lebih waspada. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Kota Depok mempersiapkan diri. Badai La Nina berpotensi menerjang Depok sedari Oktober hingga Desember. Dalam Waktu dekat juga, hujan dengan intensitas sedang sampai berat disertai kilat dan angin kencang akan terjadi.
Kepala BMKG Bogor, Indra Gustari memastikan, berdasarkan analisis kasus dampak pada kejadian-kejadian La Nina sebelumnya. La Nina terjadi pada periode Oktober-Desember dan berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan yang turun di wilayah Depok pada kurun waktu tersebut.
La Nina adalah salah satu iklim skala global, yang mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim di banyak negara. Pengaruhnya bervariasi secara wilayah dan waktu. “Jadi pada saat terjadi La Nina terdapat wilayah yang mengalami kenaikan curah hujan. Dan pada waktu bersamaan juga terdapat daerah mengalami penurunan curah hujan dibandingkan rata-rata atau biasanya,” ujarnya kepada Harian Radar Depok, Minggu (31/10).
Indra menyebut, Indikator terjadinya La Nina adalah menurunnya suhu muka laut di Pasifik tengah. Dan menguatkan aliran masa udara dari Pasifik menuju benua maritim atau wilayah Indonesia dan sekitarnya. Biasanya berlangsung dalam periode beberapa bulan. Dia meminta kepada kepala daerah agar tidak menyepelekan hadirnya badai La Nina tersebut.
“Jangan melupakan upaya mitigasi dan fokus pada penanggulangan pasca kejadian. Mitigasi yang komprehensif dapat menekan jumlah kerugian dan korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi, untuk itu mohon kepada daerah tidak menyepelekan La Nina ini,” tuturnya.
BMKG terus memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia, dimana saat ini diindikasikan terdapat potensi signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Pihaknya, memprakirakan potensi curah hujan intensitas sedang sampai berat disertai kilat dan angin kencang untuk periode 31 Oktober-06 November 2021, salah satunya di wilayah Jawa Barat.
Berdasarkan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi belokan dan perlambatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas. “Diprediksi aktifnya fenomena MJO, aktifnya Gelombang Rossby dan Gelombang Kelvin dan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan,” ucapnya.
DOK RADAR DEPOK WASPADA CUACA EKSTREM : Awan mendung terlihat pada sebagian langit di kawasan Fly Over Arif Rahman Hakim, Kota Depok. Masyarakat diharapkan waspada memasuki musim penghujan, terlebih saat sore dan malam hari.
Kemudian, berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak, wilayah yang berpotensi dampak banjir dan banjir bandang, dengan Kategori SIAGA. Diantaranya Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Pada saat akan memasuki musim hujan, diharapkan pihak-pihak terkait melakukan persiapan.
Pertama, memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. Kedua, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon dengan tidak terkontrol. Dan ketiga melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
Selanjutnya, keempat adalah melakukan penghijauan secara lebih masif. Kelima, lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi. Keenam menggencarkan secara lebih masif sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombanh tinggi). Serta Terakhir yaitu terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.
“Caranya melalui Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level Kecamatan; akun media sosial @infobmkg; aplikasi iOS dan android Info BMKG : call center 196 BMKG; atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat,” tegasnya.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok, Citra Indah Yulianty menegaskan, selalu siap siaga menghadapi bila bencana datang dari hujan yang mengguyur Kota Depok secara intens. Beragam persiapannya meliputi Normalisasi dan pengangkutan sampah di situ, sungai, dan drainase, dan pemeliharaan rutin turap, lalu menggali beberapa lokasi untuk mencegah banjir.
"Kami sudah menyiapkan satgas untuk stand by 24 jam di posko, dilengkapi dengan handy talky. Jadi kalau kurang tenaga dari posko maka (satgas) yang lain bisa membantu. Selain itu, sarana prasarana sendiri ada alat berat sebanyak 10 unit seperti eksavator besar dan kecil, hingga spider, kemudian pompa mobile untuk menyedot genangan air," ujarnya kepada Radar Depok, Minggu (31/10).
Citra menyebut, jumlah Satgas Banjir yang dimiliki Bidang SDA sebanyak 144 petugas yang siap siaga bila dibutuhkan di 11 kecamatan. Ratusan petugas itu juga saat tugas dengan rompi apung jika sewaktu-waktu terjun langsung dalam bencana banjir.
Sementara itu, Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Depok, Muhammad Romdoni mengungkapkan monitoring titik titik bencana acapkali dilakukan untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem bersama 38 orang personel lainnya di Kota Depok. Pihaknya siap berkolaborasi dan ikut komando dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok.
"Perum Bukit Cengkeh, BSI, Taman Duta, Perum BSI, Villa Pamulang menjadi titik rawan bencana yang rutin dipantau, tupoksi utama kami yakni assessment dan penanganan penyintas atau korban bencana, membuat posko banjir, logistik, psikososial dan dapur umum, lalu dalam dua bulan terakhir ini, kami bersama bidang PB Kota Depok tengah melakukan sosialisasi Kampung Siaga Bencana," ucapnya.
Dalam menunjang hal tersebut, Tagana memiliki satu unit perahu karet, tali temali, dan dua senso atau gergaji mesin untuk memotong pohon, serta tenda pengungsian 4 juga tenda keluarga 2 unit.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Depok, Kota Depok memiliki beberapa lokasi yang berpotensi terjadi banjir dan longsor jika curah hujan tinggi. Untuk banjir, biasanya terjadi di daerah cakungan Bukit Cengkeh, dekat Fly Over Arif Rahman Hakim, Jalan Dewi Sartika, Kampung Utan, Pinggiran aliran sungai, sepanjang outlet Situ Cilodong, Graha Studio Alam, Perumahan Mekar Persana, Seputaran Margonda, dan Perumahan BSI.
Kemudian, potensi bencana longsor ada di Sempadan Kali Ciliwung, Sempadan Kali Baru Cabang Tengah dan Cabang Barat, Kali Pasanggerahan, Kali Angke. Lalu daerah dengan dataran tinggi misalnya Pesona Khayangan.
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyiapkan langkah-langkah antisipasi guna menghadapi bencana hidrometeorologi yang diprediksi terjadi jelang akhir tahun.
”Polri telah diinstruksikan untuk menyiapkan setiap langkah antisipasi terhadap bencana alam yang berpotensi di Indonesia,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri, Kombespol Ahmad Ramadhan.
Langkah-langkah antisipatif yang dimaksudkan, lanjut dia, seperti penyiapan personel yang ditugaskan ketika terjadi bencana, serta langkah-langkah ketika ada bencana, seperti pendistribusian logistik.
”Dalam melakukan antisipasi tersebut, Polri akan berkoordinasi bersama pemerintah daerah dan stakeholders lainnya secara intensif. Koordinasi ini agar lebih sigap dalam melakukan antisipasi bencana,” terang Ramadhan.
Selain itu, Polri akan membentuk satuan tugas (Satgas) untuk menangani mitigasi bencana, salah satu kegiatannya melakukan pelatihan penanggulangan bencana baik kepada masyarakat atau mitra kepolisian.
”Polri beserta seluruh jajaran di wilayah (polda, polres, dan polsek) menyiapkan upaya-upaya antisipasi menghadapi bencana alam hidrometeorologi,” tandas Ahmad Ramadhan.(daf/rd)