utama

Korban Investasi Minyak Goreng Bertambah, Total Capai 500 Orang

Senin, 22 November 2021 | 07:45 WIB
RADARDEPOK.COM - Korban aksi tipu-tipu minyak goreng dan sembako yang awalnya 50 orang, kini terus bertambah. Terduga pelaku suami istri : Syaifullah alias Ipul dan Siti Koadah alias Mama Fika atau Ibu Eko di Kampung Pitara, Kecamatan Pancoranmas Kota Depok disebut berhasil “menghipnotis” 500 orang yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Salah satu korban investasi minyak goreng, Asih Rachmawati mengatakan, terduga pelaku menjual minyak goreng dan sembako lainnya secara daring, dengan harga yang jauh dari pasaran. Asih yang tergiur dengan itu akhirnya juga menjual dan menawarkan minyak goreng yang sudah dia pesan kepada toko-toko lainnya.

"Awalnya saya beli cash ke dia, terus katanya kalau mau murah pre-order (PO). Terus akhirnya pesan 10 krat minyak goreng, dikasih harga 50 persen lebih murah dari agen," ujarnya kepada Harian Radar Depok, Minggu (21/11).

Asih yang juga pemilik Toko Keke ini merinci, sebanyak 95 toko yang berasal dari Jabodetabek memesan minyak goreng kepadanya dan mandek. Akibatnya, para pedagang yang tak sabar akhirnya meminta pertanggungjawaban darinya. "Tabungan saya abis, kendaraan saya diambil sama nasabah, freezer saya juga, dan lainnya. Karena dari September 2021 sampai sekarang mandek pesanan," tuturnya.

Menurutnya, kerugian yang dirasakan kurang lebih Rp2,5 miliar. Investasi yang dilakukan bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga kopi, gula, terigu, mie instan dan lainnya. "Harganya murah dan pendistribusiannya lancar selama 8 kali, jadi saya percaya, sistem pemesanannya uang masuk terus per 3 bulan jadi minyaknya PO-nya per 90 hari," bebernya.

Sementara itu, salah satu korban yang juga berkoordinasi dengan para korban lainnya, AN menerangkan, komunikasi terus dilakukan melalui WA grup yang berisikan korban dari pasangan suami istri dari 2019-2021. Setelah didata, rupanya jumlah korban mengalami penambahan. "Total korban 500 orang di 2021 dari Jakarta 3 orang dan sisanya Depok. Lalu 2019 terdata ada dua korban, 2020 itu 5 korban. Kerugian mencapai Rp3,8 miliar," terangnya.

Meski begitu, adapula korban lainnya yang tak ingin bergabung dengan grup sosial media tersebut. Dan memilih untuk menyelesaikan masalahnya secara personal, kemudian melaporkan ke pihak kepolisian.  "Kita ada grup namanya "PO tertipu Karman". Ada juga yang (korban) yang gak gabung, di Tapos namanya Dede, kerugiannya mencapai Rp6 miliar," ucapnya.

Sampai saat ini, pihaknya telah melaporkan kasus penipuan tersebut kepada Polrestro Depok untuk ditindaklanjuti, kemudian menyewa kuasa hukum. Sejumlah persyaratan turut dipenuhi antara lain data rekening koran, dan jumlah korban. "Sudah (lapor). Rencananya saya mau bikin somasi dulu ke Karman (kakak pelaku), abis itu pengacara ke Polres, lalu gugatan perdata untuk penarikan," tegasnya.

Terpisah, menanggapi hal ini, Anggota Komisi B DPRD Kota Depok, Hafid Nasir mengungkapkan, masyarakat jangan tergiur hal-hal di luar nalar dan logika untuk berusaha. Untuk itu, peran penting tokoh masyarakat dan Pemerintah Kota Depok diperlukan. "Menurut saya Tomas dan Pemkot harus mengedukasi masyarakat dan mengimbau agar selalu waspada. Jangan sampai terjerat hal seperti ini, masyarakat juga harus cerdas memilih bentuk usaha yang ditekuni, bukan hanya tergiur harga murah," singkatnya.

Ketika dikonfirmasi, Kapolrestro Depok Kombes Imran Edwin Siregar tak menggubris pertanyaan yang disampaikan Harian Radar Depok. Begitu pula dengan Kasat Reskrim Polrestro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruna yang memilih membaca saja pertanyaan.(daf/rd)

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB