RADARDEPOK.COM, DEPOK - Pengusaha Tahu Tempe se Jabodetabek dipastikan akan melakukan mogok produksi, bahkan sikap ini menjadi gaung hingga tingkat nasional. Mogok produksi akan dilakukan selama tiga hari.
Pengusaha Tahu 234 yang berlokasi Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Imron memastikan, sikap mogok produkai tersebut dilakukan setelah keputusan paguyuban tahu tempe se-Jabodetabek keluar beberapa waktu lalu.
"Ini bukan hanya pulau Jawa saja ya, semuanya, sampai tingkat nasional," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (18/2).
Sebelumnya, Imron bersama rekan se-Kota Depok menanti kepastian sampai 20 Februari ini, tapi bila ditanggal itu masih belum ada kepastian. Namun sikap tegas untuk mogok produksi akan tetap dilakukan meski tidak ada kejelasan atau kepastian.
"Jadi mau ada keputusan atau tidak dari paguyuban, kita tetap stop produksi. Ini langkah tegas dari kita pengusaha tahu tempe," tegas Imron.
Dilanjutkannya, mogok ini merupakan sebagai pengingat kepada masyarakat untuk mengetahui apa yang dirasakan produsen tahu tempe ketika harga bahan baku melonjak cukup cepat.
Langkah stop produksi ini, agar masyarakat harus mengetahui kalau dalam waktu dekat harga tahu tempe akan mengalami kenaikan, sehingga pihak pengusaha tidak disalahkan.
"Sikap ini biar pemerintah paham harus hadir dan membantu rakyatnya dengan memberikan subsidi, dan mengatur polanya. Jangan sampai terjadi seperti ini," papar Imron.
Imron menerangkan, jika dengan sikap mogok produksi masih tidak ada respon, seharusnya akan ada aksi demo ke gedung DPR namun karena ada pandemi Covid-19, jadi tidak dapat dilakukan.
Hal ini, katanya, bentuk kepatuhan para pengusaha tahu tempe dalam instruksi pemerintah yang harus menerapkan protokol kesehatan, sehingga hanya melakukan berhenti produksi secara massal.
"Sebenarnya kita mau demo ya kalau mogok produksi masih tidak didengar. Tapi tidak bisa dilakukan karena sekarang sedang pandemi Covid-19 yang kembali meningkat, karena kita menghargai kesehatan, menghargai protokol kesehatan," tandas Imron. (rd/arn)
Jurnalis : Arnet Kelmanutu
Editor : Junior Williandro