RADARDEPOK.COM, JAKARTA - Gerakan aksi demo mahasiswa yang terpecah menjadi lima kubu diduga ada penunggang gelap sehingga tidak terlihat solid.
Hal ini dilontarkan secara langsung Koordinator Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Ade Armando, di depan Gedung DPR MPR, (11/4).
"Kan setiap masing-masing gerakan ada patron atau rujukan, orang besar mendanai dan lain sebagainya. Mungkin disitulah terjadi pertarungan atau perpecahan," terangnya kepada Radar Depok.
Kejadian ini tentunya sangat disayangi sekali, karena semua tahu, gerakan mahasiswa itu murni. Jika benar terjadi perpecahan bagaimana rakyat bisa percaya pada gerakan mahasiswa.
Ade membeberkan, gerakan mahasiswa terpecah menjadi lima. Dikhawatirkan ini mencerminkan kondisi politik yang sesungguhnya, sehingga terlihat ada kelompok atau fraksi-fraksi sebanyak 5 itu.
"Saya dulu mahasiswa dan ada digerakan. Bukan berarti waktu dulu itu tidak ditunggangi tapi kami sebagai mahasiswa tidak melayani kelompok ini versus kelompok ini," beber Ade.
Lima gerakan mahasiswa yang pecah, pertama BEM SI Rakyat Bangkit yang ketuanya mahasiswa dari Universitas Riau, kedua BEM SI Kerakyatan, ketiga BEM Nusantara kubu Eko, dan keemat BEM Nusantara kubu Dimas. BEM Nusantara banyaknya dari Kota Surabaya.
"Lalu yang terakhir, kelima adalah Aliansi Mahasiswa Indonesia, yang didalamnya ada BEM UI, yang minggu kemarin lakukan aksi di tugu tani," jelas Pegiat Media Sosial dan Akademisi Indonesia ini.
Dirinya mengkhawatir, pemain master bukan satu, setiap gerakan punya orang yang berbeda-beda, misalnya dari Parpol, Oposisi, dan lainnya yang bermain.
"Nah kita tidak bisa simpulkan secara sederhana kalau dibelakang ini ada satu kekuatan besar. Apa jangan-jangan kekuatan besarnya banyak. Ini sangat amat menyedihkan untuk gerakan mahasiswa," pungkas Ade. (rd/arn)
Jurnalis : Arnet Kelmanutu
Editor : Pebri Mulya
https://youtu.be/uy4sJvg7gYs