RADARDEPOK.COM - Disaat mengantuk, seseorang menjadi sering menguap. Namun, menguap juga sering terjadi ketika sedang bosan.
Dilansir dari National Geographic Indonesia, rata-rata manusia bisa menguap selama 6 detik.
Dalam waktu 6 detik itu, detak jantung kita sempat meningkat. Bahkan menurut penelitian, ketika kita menguap terjadilah perubahan psikologis.
Banyak mitos tentang menguap, namun ada satu yang paling terkenal yaitu menguap bisa menular.
Apakah benar, menguap bisa menular ke orang lain? Hal ini fakta atau mitos, ya?
Menguap memang menular
Para peneliti ternyata berusaha untuk menyelidiki dan membuktikan apakah menguap benar-benar bisa menular.
Berdasarkan sebuah studi menemukan, saat ada video yang menunjukkan orang sedang menguap, sekitar 50% orang yang menontonnya juga ikut menguap.
Menurut Robert Provine, psikolog dan ahli syaraf di University of Maryland, reaksi itu bukan hal yang aneh.
Beberapa studi mengaitkan menguap dengan empati. Dari penelitian tersebut, dibuktikan bahwa kita menguap bahkan ketika kita tidak mengantuk.
Menguap lebih menular ke orang terdekat
Menurut penelitian di tahun 2012, menguap ternyata lebih menular kepada teman-teman yang lebih dekat.
Para peneliti menemukan, semakin dekat kita dengan seseorang, maka semakin mungkin kita ikut menguap ketika mereka menguap.
Kedekatan tersebut dapat berupa kedekatan secara genetik maupun emosional. Artinya, teman dekat dan keluarga memiliki perasaan yang lebih kuat satu sama lain.
Menguap bisa jadi tanda penyakit
MenurutNational Institute of Health, bagi sebagian orang, menguap berlebihan bisa menjadi reaksi yang disebabkan saraf vagus.
Ada beragam fungsi saraf vagus, mulai dari mengatur gerakan pita suara, jantung, paru-paru, hingga organ pencernaan, seperti lambung dan usus.
Saraf ini juga dapat mengindikasi masalah pada jantung. Di kasus langka lainnya, menguap merupakan tanda ada masalah di otak.
Dilansir dari Medical News Today, menguap berlebihan bisa jadi adalah gejala dari lobus frontal atau tumor batang otak. Meski begitu, kasus ini termasuk jarang terjadi.
Gejala lain yang mungkin menandakan tumor otak adalah sakit kepala, perubahan kepribadian, kesemutan, sisi tubuh kaku, hilang ingatan, dan masalah penglihatan.
Jadi, menguap berlebihan ternyata juga menjadi gejala adanya masalah pada tubuh.
Selain fakta di atas, ternyata bayi yang belum lahir juga bisa menguap, lo. Namun, para peneliti belum benar-benar memastikan mengapa janin bisa menguap.
Para peneliti menguji hasil 4D di tahun 2012, ada gambar yang menunjukkan bayi sedang membuka mulutnya seperti menguap. (rd/net)
Editor : Pebri Mulya
https://youtu.be/NXMhskGH-6w