utama

Pertalite di Depok Cepat Habis, Si Melon Diburu 

Selasa, 12 Juli 2022 | 07:34 WIB
ANGKAT : Penjual elpiji non subsidi di Kelurahan Beji, Kecamatan Beji Kota Depok sedang mengangkat Bright Gas yang kini harganya naik sampai Rp24.000, Senin (11/7). ANDIKA EKA/RADAR DEPOK

RADARDEPOK.COM - Usai pemerintah dan PT Pertamina (Persero) menaikan harga bahan bakar (BBM) non subsidi jenis Pertamax Turbo. BBM jenis Pertalite mulai sulit ditemui di beberapa pom bensin di Kota Depok, Senin (11/7). Pantauan Harian Radar Depok di beberapa pom Pertalite hanya cepat habis. Ini dikarenakan dampak dari pembelian BBM menggunakan aplikasi.

Seperti di SPBU Jalan Juanda Kota Depok, salah satu petugas yang berjaga mengaku, stok Pertalite memang cebat habis. “Dibilang langka si tidak, mungkin cepat habis saja,” ujar pengawas SPBU, Fadulah.

Baca Juga : Sekda Depok Sebut PUSPA Media Atasi Masalah Perempuan dan Anak

Menurutnya, itu terjadi karena mungkin antusias masyarakat yang membeli terkait ketakutan terhadap pembelian BBM jenis Pertalite. Yang mengalami kenaikan adalah BBM jenis Pertamina Dex dari harga Rp13.700 menjadi Rp16.500. “Di SPBU Juanda yang naik hanya Pertama Dex” ujar Fadulah.

Pom bensin selanjutnya di Jalan Kartini, Kota Depok, juga menggambarkan fenomena yang serupa. BBM jenis Pertalite tidak langka tetapi hanya cepat habis. Menurutnya, sejak harga Pertamax naik, saat ini membuat masyarakat banyak yang beralih menggunakan pertalite. “Ini karena imbas harga Pertamax naik si menurut saya, jadi para pengguna Pertamax sebelumnya memaksakan diri menggunakan Pertalite,” kata pengawas SPBU, Tendi.

Lebih Lanjut, jumlah Pertalite lebih sedikit jika dibanding dengan sebelumnya. Sebab menurutnya jumlah Pertalite yang datang saat ini lebih cepat habis, jika dibandingkan dengan sebelumnya. Kalau pun jumlah yang datang sama, artinya ada serapan yang lebih besar untuk bahan bakar jenis Pertalite yang seharusnya diperuntukkan untuk seseorang yang berhak mendapatkan subsidi. "Sekarang beda, lebih cepat habis, apalagi banyak yang beli," ungkapnya.

https://www.youtube.com/watch?v=VxIzED5JjLM

Sementara itu, mulai 10 Juli selain BBM non subsidi naik, harga gas elpiji non subsidi jenis Bright Gas juga naik sekitar Rp24.500. Sejauh ini, gas 3 kilogram (Kg) atau si melon banyak yang cari sekarang. “Tetapi saya belum menaikan harga, untuk saat ini saya masih menjual dengn harga Rp190.000 kemungkan nanti akan saya naikan ditambah jumlah kenaikan itu jadi Rp214.500,” kata pemilik agen Gas di Kelurahan Beji, Aman.

Menimpali hal ini, Hiswana Migas Kota Depok, Ahmad Badry membenarkan, bahwa mulai 10 Juli ada perubahan harga LPG yang cukup lumayan. “Kita juga belum mengetahui respon pasar seperti apa dengan kenaikan harga ini, tapi pengaruh itu pasti ada nantinya,” singkat dia.(ana/rd)

Jurnalis : Andika Eka 

Editor : Fahmi Akbar 

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB