utama

Mungkinkah di PD 3, Rusia Vs China Memperebutkan Siberia

Minggu, 17 Juli 2022 | 10:30 WIB

RADARDEPOK.COM - Mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Dr John Callahan, mengatakan ada potensi perang dunia (PD) ketiga ditimbulkan dari perang antara China dan Rusia. Callahan yang juga menjadi pakar militer bahkan menyebut perang itu dapat melibatkan nuklir.

Kepada media Inggris, Express, Callahan mengatakan, Siberia dalam sejarahnya adalah sebuah wilayah Rusia yang ingin dikuasai China. Pasalnya, Siberia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah dan sebelumnya pernah masuk dalam kekuasaan Dinasti Qing.

Menurut Callahan, bila memang China meluncurkan serangan kepada Rusia, Moskow tak akan segan-segan untuk menembakkan senjata nuklirnya.

"Saya pikir Rusia tidak akan memiliki peluang melawan China tanpa menggunakan senjata nuklir. Terutama di daerah di mana mereka akan bertarung, yaitu Siberia. Rusia memiliki kemampuan yang sangat terbatas," ujar ahli yang saat ini menjadi dekan di New England College di AS.

Dalam catatan sejarah, pada tahun 1969 konflik antara China dan Uni Soviet terkait Siberia terjadi. Konflik itu terjadi di antara Provinsi Xinjiang milik China dan wilayah Siberia yang saat ini dikuasai Kazakhstan.

BACA JUGA : Indonesia Bayar Utang Luar Negeri, Kini Tersisa Rp 6.094 Triliun Lagi

Callahan menambahkan, dengan situasi yang terjadi saat ini dimana Rusia sedang bertempur melawan Ukraina, China bisa dengan mudah masuk kembali ke wilayah Siberia. Pasalnya, jarak antara Ukraina dan Siberia sangatlah jauh sehingga mobilisasi logistik tidak akan mudah.

"Katakanlah China menginvasi Siberia sekarang. Ada kemungkinan besar bahwa Rusia hanya akan memutar kunci dan meluncurkan nuklir. Karena mereka harus benar-benar melepaskan diri dari Ukraina, dan entah bagaimana, pada sistem logistik menyedihkan mereka yang berderit, membuat pasukan mereka keliling dunia untuk melawan China," ucapnya.

Saat ini hubungan antara Beijing dan Moskow masih terjalin dengan baik. Keduanya masih terus melakukan hubungan dagang meski Rusia saat ini jatuh dalam sanksi Barat.

Meski begitu, China belum pernah secara jelas mendukung aksi Rusia ke Ukraina. Sejauh ini, negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu hanya menyuarakan penentangannya terhadap sanksi ekonomi yang diterapkan negara Barat atas Moskow. (rd/net)

 

Editor : Pebri Mulya

 

https://www.youtube.com/watch?v=I8jAKRj67-A

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB