utama

Dari Mako Brimob Depok, Saat di BAP Irjen Sambo Mengaku Ini  

Jumat, 12 Agustus 2022 | 07:15 WIB
KONFERENSI PERS : Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat konferensi pers terkait hasil pemeriksaan Irjen Ferdy Sambo, di Mako Brimob, Kelapa Dua Kota Depok. ANDIKA/RADAR DEPOK

RADARDEPOK.COM - Polri telah memeriksaan perdana terhadap Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka utama kasus tewasnya Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, Kamis (11/8). Dari pemeriksaan yang berlangsung di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, terungkap motif Ferdy Sambo hingga tega merancang pembunuhan terhadap Brigadir J.

Selama tujuh jam tim khusus (Timsus), mengorek informasi kenapa jenderal bintang dua itu sampai hati menghabisi anak buahnya. Dalam pemeriksaan itu, Ferdy Sambo mengaku marah dan emosi setelah mendapat laporan dari istrinya, Putri Candrawathi.

"Saya ingin menyampaikan satu hal bahwa di dalam keterangannya tersangka FS mengatakan bahwa dirinya menjadi marah dan emosi setelah mendapat laporan dari istrinya, PC," kata Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, dalam jumpa pers di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Kamis (11/8).

Baca Juga : Polisi Berpangkat AKBP Diamankan ke Mako Brimob Depok

Kepada polisi, Sambo mengatakan, istrinya mengaku mengalami tindakan yang melukai martabat keluarga. Peristiwa itu dilakukan Brigadir J terhadap Putri di Magelang. Brigjen Andi Rian tidak menjelaskan detail apa tindakan tersebut. "Telah mengalami tindakan yang melukai harkat martabat keluarga yang terjadi di Magelang yang dilakukan oleh almarhum Yoshua," kata dia.

Sambo pun emosi mendapat cerita tersebut dan merancang pembunuhan terhadap Brigadir J. "Oleh karena itu kemudian tersangka FS memanggil tersangka RR dan tersangka RE untuk melakukan pembunuhan, untuk merencanakan pembunuhan terhadap almarhum Yoshua," tutur Andi Rian.

Andi Rian Djajadi mengatakan Irjen Ferdy Sambo telah membuka motif pembunuhan terhadap Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Kalaupun Ferdy tidak mengakui, Andi Rian menegaskan punya alat bukti untuk menjerat Ferdy Sambo. "Jadi begini rekan-rekan pengakuan tersangka kan kita tahu semua, syukur ini tersangka bunyi, ngomong. Di BAP mengaku seperti itu," kata Andi Rian.

"Kalau nggak ngomong sekalipun tidak masalah, kita sudah punya alat bukti untuk memberikan sangkaan terhadap yang bersangkutan dan siap untuk kita bawa ke pengadilan," lanjut Andi Rian.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga menghentikan Satgas Khusus Polri atau Satgassus Polri. "Bapak Kapolri secara resmi sudah menghentikan kegiatan dari Satgassus Polri. Artinya sudah tidak ada lagi Satgassus Polri," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.

Sementara, Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan, Nofriansyah Yosua Hutabarat mengetahui kasus perzinaan dan bisnis haram Irjen Ferdy Sambo. Kemudian, Yosua atau Brigadir J membuka rahasia itu hingga pembunuhan terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo. "Jadi almarhum ini mengetahui rahasia si pelaku dan membuka rahasia itu," kata Kamaruddin kepada wartawan saat dihubungi, Kamis (11/8).

Kamaruddin mengaku, mendapat informasi terkait motif dalam kasus tersebut. Namun, ia enggan mengungkapkannya. Dia hanya mengatakan bahwa Ferdy Sambo marah karena Brigadir J membocorkan kasus perzinaan dan bisnis haram kepada Putri Candrawathi. "Dugaan perzinaan dan atau yang berkaitan dengan wanitalah begitu, yang kedua itu terkait bisnis haram atau bisnis gelap," kata Kamaruddin.

"Ada tata kelola sabu-sabu, miras, judi dan sebagainya. Memang ada informasi itu ke saya. Tapi informasi itu dari sumber lain yang saya dapat," tambahnya.

Menurut Kamaruddin, Brigadir J berani menyampaikan rahasia Ferdy Sambo kepada Putri, karena merasa sudah dianggap sebagai anak oleh keduanya. "Almarhum ini adalah anak dari Ferdy Sambo dan Ibu Putri. Jadi mereka sudah menganggap anak," katanya.

Pengacara Ferdy Sambo, Arman Hanis menyatakan, mempercayakan seluruh proses hukum kepada polisi. "Saat ini, tim kuasa hukum masih fokus menindak lanjuti proses hukum klien kami dan belum memiliki penjelasan tambahan terkait perkembangan kasus ini. Kami mempercayakan kepada penyidik, terkait seluruh proses yang saat ini sedang berjalan," kata Arman.

Menko Polhukam Mahfud MD juga menyatakan bahwa motif pembunuhan terhadap Brigadir J tak lepas dari kasus perselingkuhan atau perkosaan. Namun ia tak ingin mengumumkannya kepada publik. "Pertama katanya pelecehan. Apa sih, apakah membuka baju atau apa. Kan untuk orang dewasa. Kedua, katanya perselingkuhan empat segi. Loh siapa yang bercinta dengan siapa. Lalu, ketiga, ada yang terakhir yang mungkin karena perkosa, lalu ditembak," ungkapnya.

Di Hari yang sama, Ketua Indonesia Police Watch atau IPW, Sugeng Teguh Santoso, mengungkapkan jika terbunuhnya Brigadir J, terkait informasi yang dimiliki Yosua soal praktek-praktek kejahatan yang dilakukan oknum polri. Hal tersebut diungkap Sugeng dalam program dialog di Program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Kamis (11/8/2022).

"Terkait praktek-praktek perlindungan judi narkoba, pengiriman uang-uang yang besar sampai ratusan miliar ya, isu ini masuk ke IPW bahwa Y ini akan membuka informasi," Ungkapnya di Program Dialog Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne.

Sugeng menambahkan, meski pernyataannya yang disampaikan tak memiliki bukti yang kuat, tapi IPW telah menerima isu tersebut. "Meski saya tak mendapakan bukti, tapi karena Pak Mahfud sudah bicara isu, tapi jangan salah isu ini sesuatu yang seperti asap yang tidak terlihat apinya, karena isu yang saya sebut terakhir ini akan terkait dengan serangan balik, ada upaya serangan balik terhadap kerja timsus dari sambo dan kawan-kawan," tambahnya.

https://www.youtube.com/watch?v=cVIgDRm2fQo

Lebih lanjut Sugeng mengungkapkan, jika serangan balik yang dimaksud karena penyidik tak mengungkap ke 31 nama kepada publik. "Indikasinya juga saya juga mau meminta tim sus merilis 31 nama ini, karena ada informasi juga ada dugaan intimidasi ancaman terhadap timsus khususnya personal kemudian tidak dibukanya 31 nama kepada publik ini apakah bagian dari bergaining itu," ungkapnya.

IPW mengungkapkan motif di balik pembunuhan Brigadir J yang menyeret mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo, setidaknya ada 5 motif di balik pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo. 4 di antaranya terkait masalah seksual, sedangkan 1 lainnya berkaitan dengan perjudian.

"IPW mendapatkan 5 isu tapi 4 itu memang terkait dengan soal urusan seksual," ujar Sugeng di program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Kamis (11/8/2022).

Sugeng enggan merinci motif seksual yang dia didapat IPW. "(Dari) 4 (motif) itu kan sudah 3 (motif) disebutkan Pak Mahfud (Menko Polhukam) dan 1 (motif) informasinya (juga) terkait soal seksual, yang satu lagi boleh saya buka ini, tapi yang seksual tidak mau saya buka karena ini tentang aib," ujarnya tegas.

Namun menurut dia, masalah seksual dan wanita merupakan persoalan yang kerap terjadi di pimpinan Polri. "IPW mendapat kesimpulan betapa rapuhnya kondisi psikologis seorang PJU (Pejabat Utama) terutama Sambo ini. Memegang kekuasaan yang besar tetapi kondisinya rapuh," ujar Sugeng.(JPC/tvo/ana)

Jurnalis : Andika Eka

Editor : Fahmi Akbar 

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB