utama

Ponsel Hilang, Motif Pembunuhan terhadap Yosua Sulit Diketahui, Ini Kata Mahfud MD

Kamis, 1 September 2022 | 12:23 WIB
JALANI REKONSTRUKSI: Ferdy Sambo dan Putri Chandrawathi Tersangka kasus pembunuhan Brigadir J saat menjalani adegan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di rumah dinas kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). FOTO: DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM

RADARDEPOK.COM - Putri Candrawathi kembali diperiksa tim khusus (timsus) Polri di Bareskrim kemarin (31/8). Namun, hingga pukul 21.25 tadi malam, pemeriksaan belum selesai. Pemeriksaan istri mantan Kadivpropam Polri Irjen Ferdy Sambo itu diharapkan bisa mengungkap motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Pemeriksaan Putri dimulai sekitar pukul 10.00. Tak ada awak media yang mengetahui kedatangan Putri. Bahkan, kuasa hukumnya, Arman Hanis, mengaku tidak tahu kapan Putri tiba di Bareskrim. ”Yang jelas, Ibu Putri sudah masuk di Bareskrim,” ujarnya.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan, pemeriksaan terhadap Putri kali ini dilakukan untuk mengonfrontasi dengan empat tersangka lain.

Yakni Irjen Ferdy Sambo, Kuat Ma’ruf, Bharada E, dan Bripka Ricky Rizal. ”Masih konfrontasi,” ucapnya.

Sumber Jawa Pos menyebutkan, pengakuan dari tersangka Kuat, Ricky, Bharada E, dan Susi (asisten rumah tangga Sambo) hampir sama. Terutama terkait dugaan pelecehan seksual di Magelang. Disebutkan, Yosua mengendap-endap masuk ke kamar Putri. Lalu terdengar teriakan Putri.

Meski demikian, pemeriksaan terhadap Putri dinilai tidak akan membantu mengungkap motif pembunuhan Yosua. Sebab, motif pelecehan seksual hanya berdasar pengakuan Putri dan empat tersangka lain. Bukti secara scientific crime investigation untuk mengungkap motif tak ditemukan.

Sejatinya motif tersebut bisa terungkap dari jejak digital dan percakapan para tersangka yang tersimpan dalam handphone. Namun, bukti percakapan di handphone itu telah hilang karena obstruction of justice yang diotaki Sambo. Karena itu, penyidik hanya bisa bersandar pada keterangan para tersangka dan saksi atas peristiwa di Magelang.

Hingga kemarin Sambo juga masih bertahan bahwa motif pembunuhannya bersifat sangat personal. Alasan personal ini yang kemudian diistilahkan Sambo harus menjaga harkat dan martabat keluarganya.

Sumber tersebut menambahkan, kalau alasannya bukan personal, Sambo tinggal menyusun rencana eksekusi dengan meminjam tangan orang lain. ”Karena masalah personal ini, Sambo dengan segala pangkat dan kedudukannya merasa harus mengeksekusi Yosua dengan tangannya sendiri,” ujarnya.

Pada bagian lain, Polri merilis kronologi pembunuhan Brigadir Yosua. Kronologi tersebut dirangkum dalam sebuah animasi berdurasi 2 menit 4 detik. Dalam animasi itu, digambarkan, Jumat (8/7) rombongan Putri, Kuat, Ricky, dan Yosua tiba di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga pukul 17.06. Putri dan hampir semua ajudan masuk ke rumah, kecuali Yosua. Saat itu Yosua menuju ke taman dan menelepon seseorang.

Pukul 17.09 Sambo dan rombongannya tiba di rumah dinasnya. Sambo yang turun sudah membawa senjata api. Senjata tersebut sempat terjatuh. Selanjutnya, Sambo memanggil semua ajudannya ke dalam rumah pada pukul 17.12. Mereka berkumpul di ruang makan yang terdapat tangga.

Sambo dan Yosua diperlihatkan berbicara beberapa saat. Dalam animasi itu diberikan caption bahwa Sambo mengucapkan beberapa kalimat kepada Yosua, ”Kamu tega sekali ke saya. Kamu kurang ajar sekali sama saya.” Selanjutnya, Sambo memerintah Bharada E menembak Yosua dengan berteriak, ”Woi tembak, cepat tembak. Cepat tembak.”

Akhirnya, dalam caption Bharada E menembak sebanyak tiga atau empat kali. Namun, dalam animasi itu hanya terlihat Bharada E menembak dua kali, ke arah dada kanan dan rahang yang pelurunya menyerempet tangan Yosua.

Yosua lantas jatuh dengan posisi tertelungkup di samping tangga, di depan pintu gudang. Sambo lantas menembak Yosua ke kepala bagian belakang. Dilanjutkan dengan menembak ke arah dinding tangga dan dinding. Tujuannya untuk mengelabui seakan-akan terjadi tembak-menembak. Lantas, Sambo menjemput Putri yang berada di dalam kamar.

Kabareskrim Komjen Agus Andrianto mengatakan, bila sebelumnya ada keterangan Bharada E melihat Sambo memegang senjata dan Yosua telah terkapar, yang benar seperti dalam animasi. ”Bharada E dua kali memberikan kesaksian, kesaksian kedua yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan,” ucapnya.

Agus juga berkomentar soal dua pisau yang dibawa Kuat. Menurut dia, Kuat merupakan squad lama yang mengancam Yosua di Magelang. Saat mengancam itu juga membawa pisau. ”Mengancam kalau Brigadir Yosua naik ke atas,” ujarnya.

Pada bagian lain, Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD menegaskan bahwa penanganan kasus pembunuhan Yosua akan menjadi pertaruhan kredibilitas Polri. Hal itu telah tergambar dari hasil survei LSI dan beberapa lembaga survei lain. Demikian juga hasil survei internal Polri. Untuk itu, Polri terus didorong menuntaskan kasus tersebut secara terang-benderang. Dia menilai, rekonstruksi yang dilaksanakan Polri dua hari lalu berjalan baik meski tidak tampak adegan pelecehan seksual. ”Soal motif, apakah itu pelecehan atau perselingkuhan atau apa, itu tidak penting,” tegas dia.

Meski tidak sedikit yang lantas bertanya-tanya, mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu tetap menyatakan bahwa detail motif tidak penting dalam konteks rekonstruksi tersebut. Yang penting, lanjut Mahfud, rekonstruksi itu bisa menunjang proses pembuktian terjadinya tindak pidana pembunuhan berencana. ”Karena hukum mengatakan kamu membunuh dan kamu merencanakan. Ini buktinya, rekonstruksinya,” beber dia.

Karena itu, Mahfud menambahkan, masyarakat tidak perlu pesimistis terhadap penanganan kasus tersebut setelah melihat rekonstruksi dua hari lalu. Namun, masyarakat juga harus terus mengawal dan mengikuti proses hukum terhadap para tersangka. Termasuk Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. ”Kita kawal agar (proses hukum kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Yosua) ini berjalan dengan baik,” jelasnya.(JPc/rd)

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB