utama

DPRD Cianjur  Belum Bisa Ngantor, Pakain Bekas Numpuk

Kamis, 1 Desember 2022 | 06:50 WIB
BERANTAKAN: Ruang sidang Gedung DPRD Kabupaten Cianjur porak poranda dan belum bisa digunakan untuk kegiatan kerja. Foto : Bayu Nurmuslim/ RADAR CIANJUR

RADARDEPOK.COM - Gedung DPRD Cianjur kini kosong melompong. Tak ada agenda atau aktivitas dari 50 anggota wakil rakyat. Penyebab kerusakan dimana-mana akibat gempa menyebabkan resiko tinggi jika dipergunakan.

Memasuki pintu gerbang hingga lapang tenis belakang, gedung yang berada di Jalan KH Abdullah Bin Nuh tampak penuh sesak oleh tenda-tenda prajurit dan mobil-mobil besar milik Satgas PRCPB Pasmar 1 Korps Marinir TNI AL.

Beranjak naik ke atas melalui tangga, retakan-retakan terlihat memenuhi atap dan sudut-sudut. Begitupun ruang rapat paripurna kerusakannya lebih parah, langit-langitnya berjatuhan ke meja-meja rapat dan debu-debu pun mulai memenuhi segala sudut ruangan.

Beranjak turun ke bawah ruang fraksi dan komisi A hingga D juga mengalami kerusakan yang sama. Toilet yang begitu megah pun tak lagi tersentuh oleh para wakil rakyat itu, hanya kucuran air terdengar saat para prajurit yang ditugaskan menangani kebencanaan gempa di Cianjur tengah membersihkan tubuhnya.

Tak ada yang berani tidur atau hanya sekedar melepas penat di gedung DPRD, sekalipun prajurit yang memilih kembali ke posko-posko masing-masing setelah selesai.

Kerusakan 80 persen itu kini belum pasti kapan diperbaiki atau dibangun ulang, mengingat dewan rakyat juga masih memikirkan jeritan dan rintihan rakyatnya.

Wakil Ketua DPRD Cianjur, Rustam Effendi mengatakan, lebih fokus terlebih dahulu penanganan bencana gempa mengingat situasi yang tengah darurat.

Mengenai gelaran rapat paripurna dan agenda DPRD lainnya mau tak mau dilaksanakan di luar lingkungan gedung DPRD. Bahkan terbaru itu semua dilakukan di tenda BNPB.

Sampai kapan hal itu dilakukan, politisi NasDem itu tak dapat memprediksi dan hanya menjawab menunggu hasil dari tim ahli. "Kami masih menunggu mengenai teknis apakah memungkinkan untuk ditempati nanti atau direnovasi dibangun kembali atau bagaimana," kata Rustam.

Sementara, berbagai jenis pakaian bekas menumpuk terlihat di posko pengungsian di Kampung Longkewang RT03/RW05 dan RT04/RW05, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Rabu, (30/11).

Terhitung ratusan pakaian bekas kiriman itu  banyak yang tak layak pakai. Terpantau, pakaian bekas lebih banyak daripada kebutuhan logistik yang dibutuhkan para pengungsi.

Diketahui 13 keluarga diposko itu masih berharap banyak pakaian layak yang didapatnya sehingga sebagian tampak memilah-milah.

Salah satu pengungsi, Eti (46) menuturkan, pemandangan tumpukan pakaian bekas sudah menjadi hal lumrah sejak hari kedua terjadinya gempa. Bahkan, saking banyaknya ada beberapa tempat disekitar posko yang dipakai menjadi gudang pakaian bekas. "Memang banyak, ini kiriman dari berbagai relawan," katanya.

Selain itu, di samping memilah tumpukan pakaian itu, pengungsi lainnya pun bingung dengan tindakan yang diambil terhadap banyaknya pakaian bekas itu. "Dibiarkan dulu sih. Dibuang juga tidak tau kemana," ujarnya.

Sementara itu mengenai permasalahan tumpukan pakaian bekas, Kepala Dusun (Kadus), Guntur mengaku, kirimkan pakaian bekas tetap diterima.

Bahkan menurutnya, masyarakat masih banyak yang berharap kiriman pakaian bekas selanjutnya ada yang lebih baik atau layak untuk dipakai. "Kalau ada relawan yang memberi lagi kita terima. Mudah-mudahan lebih baik lagi," tandasnya.(byu/rd)

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB