RADARDEPOK.COM – Sama seperti tahun-tahun sebelumnya kenaikan harga jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) pasti ada. Senin (19/12), harga tiket bus berbagai jurusan sudah naik di Terminal Jatijajar Kota Depok, meski belum ada keputusan dari pemerintah. Begitu juga dengan sembilan bahan pokok (Sembako) di sejumlah pasar tradisional Kota Depok, yang terpantau melejit harganya.
Komandan Regu piket Terminal Jatijajar, Adhy mengatakan, belum mengecek kenaikan pada tiket bus yang di jual dari setiap perusahaan otobus (PO) yang berada di Terminal jatijajar. “Belum, kita belum ada arahan dari atasan kami,” kata dia kepada Harian Radar Depok, Senin (19/12).
Adhy mengungkapkan, dari pemerintah belum menetapkan kenaikan tiket bus untuk semua PO bus yang ada. Menurutnya, Kenaikan harga tiket menjelang Nataru dan liburan akhir tahun menyesuaikan dengan meningkatnya kebutuhan penumpang. “Kami juga belum mendapatkan rilis harga kenaikan menjelang Nataru dari pusat,” ucap dia.
https://www.youtube.com/watch?v=WbJPEqfAMvU
Dengan adanya kenaikan tarif, tentu menimbulkan pengaruh bagi para penumpang. Namun, menurut Adhy, karena permintaannya tinggi, sehingga tidak ada masalah, menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan. “Pastinya pemerintah tidak akan menaikan harga yang tinggi menjelang Nataru ini, ditakutkan banyak yang membebankan masyarakat,” ujar dia.
Menurut dia, menjelang Nataru ini, di Terminal Jatijajar sudah mengalami kenaikan jumlah penumpang. Tercatat kenaikan penumpang mencapai 20 persen dari jumlah penumpang di hari biasa. “Biasanya 150 penumpang, saat ini bisa 300 penumpang,” ungkap dia.
Adhy mengatakan, puncak dari mudik nataru di Terminal Jatijajar ini pada 22 dan 28 Desember 2022. Maka pada Selasa (20/12) akan melakukan berbagai macam persiapan seperti membuat posko-posko pengawasan. “Kalau dari Terminal Jatijajar di perkirakan puncak kenaikan penumpang terjadi pada 22 dan 28 Desember 2022,” tutur dia.
Salah satu pengurus PO Gunung Harta, Mulyo mengungkapkan, telah menaikan harga tiket untuk ke semua wilayah yang di layani PO Gunung Harta. Kenaikan itu sekitar 10 sampai 30 ribu rupiah. “Kami sudah lakukan penaikan harga sejak pekan ini, tepatnya pada Senin 12 Desember 2022,” jelas dia.
https://www.youtube.com/watch?v=4K3i5qKWgyA
Masih di tempat yang sama, pengurus PO Bus Pandawa, Widodo mengatakan, berdasarkan data yang diunggah, rute dari Jabodetabek menuju Surabaya, Banyuwangi, Wonosari, Lamongan, Matesih, dan Ponorogo alami kenaikan tarif Rp30.000. “Tarif ini berlaku untuk bus kelas eksekutif, Super Eksekutif maupun sleeper. Kenaikan ini baru berlaku per 20 Desember 2022 sampai 3 Januari 2023 baik dari Barat atau Timur. Setelah itu, tarif kembali normal,” ucap dia.
Sementara, pengurus PO Naikilah Perusahaan Minang (NPM), Remi Samuel mengaku, tidak ada kenaikan untuk Nataru ini. Biasanya PO NPM hanya menaikan harga untuk libur Idul Fitri saja. “Memang untuk Nataru biasanya tidak ada kenaikan harga, PO kami hanya saat lebaran saja dalam menaikan harga,” ujar dia.
Remi mengatakan, tiket PO NPM saat ini untuk rute Depok sampai Padang berkisar 500 sampai 675 ribu rupiah, masih dalam harga normal.
Pegawai PO Laju Prima, Komarudin mengungkapkan, ada kenaikan menjelang natal dan tahun baru yang sebelumnya kelas eksekutif senilai Rp250 ribu, kini menjadi Rp270 ribu. Kelas VIP Rp210 ribu menjadi Rp230 ribu, untuk kelas Patas Rp180 kini menjadi Rp190 ribu. “Sebelum harga naik, semua yang tercantum ditetapkan 14 September 2022 lalu, kemudian kenaikan harga saat ini ditetapkan mulai Jumat (16/12). Semua jurusan dan sudah gratis makan satu kali untuk sekali perjalanan,” ucap dia kepada Radar Depok, Senin (19/12).
Komarudin mengatakan, untuk kenaikan tarif PO Laju Prima yang tertera saat ini belum ada info lebih lanjut kapan akan kembali normal. Semua tergantung pada permintaan, yang kini dilakukan penyesuaian harga dengan adanya libur natal dan tahun baru. “Biasanya setiap awal-awal tahun, harga sudah kembali normal, entah itu pada 3 Januari 2023 atau 5 Januari 2023 mendatang, semua tergantung permintaan konsumen,” jelas dia.
Menurut dia, terdapat kenaikan konsumen hingga 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penumpang tahun lalu, rata-rata 15 kursi untuk satu unit bus perharinya, sedangkan tahun ini rata-rata penumpang mencapai 30 kursi. Lonjakan penumpang mulai terjadi pada Sabtu (17/12) lalu dari pesanan tiket untuk satu unit bus.
“Keberangkatan seperti biasa, sehari tiga kali berangkat, dengan total 25 unit bus yang dibagi tiga sesi keberangkatan, ada sesi pagi, siang dan sore,” lanjut dia.
-
Sama seperti lebaran, Nataru juga berimbas pada kenaikan bahan pangan di sejumlah pasar tradisonal di Kota Depok. Meski demikian, terdapat beberapa bahan pangan yang mengalami penurunan, Senin (19/12).
Salah satu pedagang ayam di Pasar Pucung Raya, Dasita Wiratma mengatakan, sejak awal Desember sampai saat ini terus mengalami kenaikan. Alhasil, banyak konsumen yang mengeluh dan hanya mendapat sedikit keuntungan. "Kenaikan sekitar 50% dari harga Rp30.000 jadi Rp37.000," ucap Dasita.
Dampaknya, kata Dasita, setelah kenaikan harga, daya beli menurun. Mempengaruhi stok pemotongan menjadi sedikit, awalnya mencapai 300-400 ekor ayam. "Sekarang hanya motong sedikit, karena konsumen studi banding dengan pasar yang lain. Tetapi di setiap pasar harganya juga standar," ucap dia.
Senada, salah satu penjaga Toko Matis Pasar Pucung Raya, Fauzi mengatakan, mengalami kenaikan harga yakni, telur ayam, beras, minyak, dan gula. Beras 1 karung naik sekitar Rp15.000-20.000. Minyak 1 kardus awalnya Rp150.000 menjadi Rp165.000. Telur ayam awalnya Rp28.000 menjadi Rp30.000 perkilogram. Sedangkan, gula 1 karung awalnya Rp630.000 menjadi Rp645.000. "Untuk harga sayur, cabai, dan lainnya, memang setiap malam mengalami kenaikan dan penuruan harga. Saat ini, harga cabai Rp40.000 per Kilogram (Kg)," jelas dia.
Salah satu penjual daging sapi, Saleh Salim mengatakan, saat ini belum mengalami kenaikan. Kemungkinan akan mengalami kenaikan H-3 sebelum Natal. "Harga daging masih standar. Kemungkinan akan mengalami kenaikan di tanggal 23-24 Desember 2022," ucap Saleh kepada Harian Radar Depok, Senin (19/12).
https://www.youtube.com/watch?v=OVtO99UhW3Q
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok, Sony Hendro Prajoko mengatakan, cabai rawit hijau mengalami kenaikan sebesar Rp1.500. Sedangkan cabai merah besar mengalami penurunan sebesar Rp3.300, cabai merah keriting sebesar Rp1.500, dan cabai rawit merah sebesar Rp3.667. "Kenaikan tersebut dikarenakan terlambatnya pendistribusian, sedangkan penuruan harga terjadi karena stok tercukupi dan pendistribusian lancar," jelas Sony kepada Harian Radar Depok.
Sony Hendro berharap, harga tetap stabil, sekarang maupun kedepannya. Sehingga, masyarakat juga bisa mengkonsumsi komoditi yang menjadi kebutuhannya dengan cukup. “Masyarakat mesti belanja dengan bijak, tidak menyetok stok. Soal harga, masih relatif, walaupun ada yang naik dan turun, masih bisa ditoleransi," kata dia.
Di tempat yang berbeda, Kepala UPT Pasar Agung, Biher Purba mengatakan, dari tahun ke tahun untuk ketersediaan cukup, dan disaat momen tertentu harga akan naik. Saat ini, belum ada perubahan harga yang signifikan. "Kalau dari data per hari ini, yang mengalami kenaikan adalah ikan. Sebelumnya Rp35.000 menjadi Rp38.000. Naik 8% dari sebelumnya," jelas Biher Purba kepada Harian Radar Depok, Senin (19/12).
Kepala UPT Pasar Kemirimuka dan Musi, Wahyu KA mengatakan, perkembangan harga bahan pokok belum ada perubahan, masih sama. Hanya terjadi penurunan harga tomat, yakni Rp14.000 menjadi Rp13.000. (ana/ama/mg7/rd)
Jurnalis : Andika Eka, Aldy Rama, Wilda Apriyani
Editor : Fahmi Akbar