utama

Dipijit Adik, Lengah, Bapak Penyandera Anak di Depok Disergap

Kamis, 12 Januari 2023 | 06:59 WIB
TUNJUKAN : Kapolres Metro Depok, Kombes Imran Edwin Siregar didampingi Kasatreksrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno ketika menunjukan senjata yang digunakan pelaku untuk menyergap anaknya, Rabu (11/1). GERARD SOEHARLY/RADAR DEPOK

RADARDEPOK.COM - Lalu lalang aparat kepolisian berseragam cokelat mencuri perhatian warga RT4/24, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong Kota Depok, Rabu (11/1) dini hari. Kehadiran mereka, beriringan dengan datangnya polisi berseragam hitam lengkap dengan laras panjang. Meski puluhan orang telah berkumpul di lokasi, suasana hening pada gang sempit sangat terasa.

Enam jam lamanya polisi mondar-mandir pada gang kecil itu. Lalu polisi keluar membawa seorang anak perempuan berusia tiga tahun. Gadis kecil berwajah manis itu mulai meringis. Dalam gendongan seorang ibu, gadis tersebut mencoba untuk menutup mukanya dengan kedua tangannya. Dia sedikit pun terluka, tetapi ekspresi trauma terlihat jelas di wajahnya.

Bagaimana tidak, anak itu baru saja lepas dari sekapan ayah kandung sendiri YW, yang mengalami gangguan kejiwaan. Beruntung, polisi dapat menyelamatkan nyawa putri malang itu dengan negoisasi.

Sebelum diselamatkan, balita itu sempat berada diujung tanduk. Pasalnya, sebilah sangkur berada tepat dilehernya. Mirisnya lagi, hal itu dilakukan ayah kandungnya.

Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, penyanderaan itu diketahui saat tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang dipimpin AKBP Indrawienny Panjiyoga tengah mengejar pelaku curanmor di Cilodong, Depok.

Saat bersamaan, pihaknya mendapatkan informasi adanya penyanderaan balita. Pelaku YW menyandera anaknya sendiri dan menempelkan sangkur di leher anaknya.

"Ini kan pada saat tim Jatanras sedang tangkap curanmor dan koordinasi Polsek Sukmajaya, dapat info terjadi penyanderaan. Kasubdit Jatanras datang dan melihat situasi saat itu pisau udah ditempelkan di leher, anak nangis," kata dia, Rabu (11/1).

Tim kepolisian dipimpin Kombes Hengki Haryadi dan Kapolres Metro Depok Kombes Erwin Amran Siregar kemudian berdiskusi, guna mengambil langkah penyelamatan.

Tim kepolisian kemudian menurunkan sniper (penembak jitu) hingga Tim Gegana Brimob Polda Metro Jaya untuk berjaga-jaga.

"Apa perlu dilakukan diskresi penembakan, kita belum tahu. Saat itu kita nggak dapat gambaran siapa orang ini. Kita sarankan situasi krisis itu perlu undang sniper, Gegana, apa Bimob karena situasi saat itu," jelasnya.

Hengki mengatakan, pelaku menempel terus dengan korban, bahkan sangkurnya terus ditempelkan ke leher korban.

Sesekali, pelaku melepaskan sangkurnya, namun ketika mendengar suara di luar, dia kembali menodong anaknya.

"Dia (pelaku) nggak tidur-tidur selama enam jam itu. Sambil ngerokok, sambil pisau disimpan di lantai, ditempel lagi ke leher anaknya, begitu terus selama 6 jam itu," ungkap dia.

Polisi sudah membujuk pelaku, tetapi tidak berhasil. Pelaku justru terus menyandera anaknya di rumahnya sambil terus menempelkan sangkur di leher anaknya.

Selama itu pula anaknya terus menangis. Alih-alih takut karena ada petugas kepolisian, pelaku Y justru makin beringas.

"Jadi harus sama orang yang kenal, sama adiknya yang biasa mijitin," jelas dia.

Berjalan enam jam penyanderaan, sekitar pukul 04:00 WIB, saat pelaku hendak menyalakan rokok serta menyimpan pisau dan anaknya. Petugas kepolisian lanjut menyergap dan mengevakuasi korban.

"Dia nggak tidur selama enam jam, sambil ngerokok, sambil pisau disimpan di lantai, sampai lengah. Begitu anak disimpan di sisi kiri, pisau diambil di kanan. Tim Brimob, Jatanras, langsung serbu ke dalam akhirnya anaknya bisa diamankan," lanjut Hengki.

Kapolres Metro Depok, Kombes Imran Edwin Siregar mengatakan, kejadian penyanderaan terhadap anak itu bermula ketika Y marah-marah tidak jelas kepada tetangganya.

"Saat pelaku keluar dari rumah, Y keluar dengan marah-marah tanpa alasan yang jelas kepada tetangganya. Bahkan hingga menjatuhkan sepeda motor yang tengah terparkir," ungkap dia.

Selanjutnya, kata Imran, pelaku mengacungkan senjata gas kepada warga, akan tetapi tidak ada peluru di dalam senjata laras panjang gas tersebut. Warga lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sukmajaya.

"Kemudian anggota Polsek datang dan yang bersangkutan lari ke dalam serta kemudian menyandera anaknya sendiri yang berumur tiga tahun," jelas dia.

Selanjutnya, beber dia, Polisi yang menerima laporan itu, langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Kemudian, pelaku masuk ke dalam rumah dan menyandera balita perempuannya.

"Petugas Polsek Sukmajaya datang yang bersangkutan lari ke dalam kemudian menyandera anaknya sendiri yang berumur 3 tahun," tutur Imran.

Selanjutnya, aparat kepolisian melakukan negoisasi dengan pelaku yang berlangsung sekitar enam jam. "Kami lakukan tindakan dengan melibatkan anggota Brimob dan dibantu oleh Jatanras Polda Metro Jaya. Alhamdulillah anaknya bisa diselamatkan pelaku bisa kita amankan," sebut dia.

Ketua RW24 Kelurahan Sukamaju, Sukartono mengatakan, kejadian itu bermula saat pria yang diduga mengalami stres itu mengamuk. Selanjutnya, dia berteriak sambil mengancam warga yang melintas kediamannya dengan senapan angin.

Tidak lama setelahnya, tutur Sukartono, warga sekitar beriniatif menggagalkan aksi pelaku. Namun sayang, pria itu justru lari ke dalam kamar dan menyekap putrinya menggunakan sebuah sangkur.

"Pas mau disergap malah lari ke kamar terus anaknya yang di sandera. betul anaknya diancam pakai pisau. Tadi udah mau di tangkep," ungkap dia, Rabu (11/1).

Sukartono menerangkan, warga sekitar menghubungi Bhabinkamtibmas setempat untuk mendapatkan pertolongan. Sebab, aksi pria itu dianggap meresahkan masyarakat sekitar. Adapun, penyekapan itu dilakukan sekira Pukul 08.00 WIB.

"Anaknya perempuan tiga tahun, anak kandung. Posisi anaknya lagi tidur di kamar daritadi nangis terus, istrinya gak ada udah nikah lagi istrinya," jelas dia.

Dia menduga, pria itu mengalami stres usai ditinggal nikah istri. Apalagi, pernikahan itu dilakukan dengan temannya sendiri.

Bahkan, beber Sukartono, pria itu pernah menyekap istrinya. Hal itu dilakukannya saat istrinya berniat untuk menjenguk putrinya.

"Ya gak tahu ditinggal istri kali, stress. Udah lama, anaknya kan sudah tiga tahun.  Ditinggal dari umur satu tahun setengah lah. Kayanya gitu saya juga kurang jelas," terang dia. (ger/rd)

Jurnalis : Gerard Soeharly 

Editor : Fahmi Akbar 

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB